Latest News

Tuesday, July 31, 2012

Memalukan! Tidak Terima Sehelai Baju Muslim Hangus Disetrika, Ribuan Muslim balas Bakar Belasan Rumah Warga Kristen



KAIRO (MESIR) - Perubahan menuju kebebasan yang diimpikan setelah revolusi di Mesir nampaknya akan menjadi isapan jempol belaka, yang nyata hanyalah semakin meningkatnya diskriminasi dari kelompok mayoritas yang merasa sangat superior dan tidak terkalahkan.

Pada Jumat (27/07/2012) subuh kemarin belasan rumah di Dahsyour, sebuah desa di kota Badrasheen, Provinsi Giza, dekat ibukota Mesir, Kairo, terbakar akibat serangan ribuan muslim. Serangan yang dilakukan sebelum buka puasa ini berjalan mulus tanpa dihalang aparat keamanan.

Menurut AFP, aksi pembakaran itu bermula dari sebuah pertengkaran dan perkelahian antara seorang muslim dan seorang pria Kristen pekerja laundry (pencucian pakaian) yang menyetrika baju muslim ini hingga hangus pada lengan baju.

Tidak terima bajunya hangus, muslim itupun memukuli pria Kristen ini sehingga mereka berdua pun berkelahi.

Menurut Al Masrawy, situs web berita berbahasa Arab, peristiwa pemukulan Samih Nasim, pada Rabu (25/07/2012), yang diserang Ahmed Ramadan pemilik baju muslim, setelah mengetahui lengan bajunya hangus disetrika ternyata berujung bentrok SARA.

Walaupun kedua warga Mesir itu sama-sama mengalami luka, para muslim yang merasa terhina dan mengartikan aksi pembakaran baju islami itu sebagai "sikap berani para dhimmi menantang dan menghina muslim" mengambil sebuah 'tindakan tambahan'.

Sekitar dua puluhan muslim pada keesokan harinya, Kamis (26/07/2012) malam mendatangi perumahan umat Kristen di desa Dahsyour menuju Gereja Mar Girgis. Mereka menyerang perumahan warga itu dengan batu dan molotov, warga Kristen sekitar yang mengetahui rencana penyerangan muslim itupun berjaga di lantai dua dan atap rumah mereka. Warga pun menghujani para muslim pengacau itu dengan molotov, seorang muslim terluka.

Tidak terima dengan 'kekalahan' tersebut, para pengacau ini mengumpulkan massa usai sholat magrib pada Jumat (27/07/2012) di masjid, merekapun mendatangi daerah Kristen itu dengan senjata tajam dan bom molotov, alhasil para wanita dan anak-anak pun melarikan diri sedangkan para prianya menunggu kedatangan pengacau beragama itu. Mengetahui kekuatan tidak berimbang warga Kristen pun mundur sehingga rumah mereka menjadi tumbal, belasan orang juga ikut terluka.

Pemerintah Mesir hingga kini masih belum mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa ini, sedangkan belasan muslim dan puluhan warga Kristen ditahan pasca-penyerangan tersebut.

Menurut AINA, hal ini merupakan bagian dari "hukuman kolektif" terhadap kelompok dhimmi di Mesir yang mencoba 'melawan dan menentang aturan Islam'. Umat Kristen, Yahudi, Sekte-sekte Islam minoritas (Shia, Ahmadia & Sufi), kelompok liberal, kelompok sekuler dan feminis merupakan kelompok dari para 'dhimmi', istilah lain dari 'warga kelas tiga' sedangkan para muslim dari sekte Sunni terutama pria merupakan warga kelas satu di Mesir, sedangkan warga kelas dua adalah wanita muslim Sunni.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-tidak-terima-sehelai-baju.html?m=1

Monday, July 30, 2012

Fundamentalis Islam di Mesir Bahagia dengan Wafatnya Patriarkh Shenouda III


KAIRO (MESIR) - Saat umat Kristen di Mesir masih merasakan dukacita atas wafatnya pemimpin mereka, Patriarkh Shenouda III pada pertengahan Maret lalu, ada beberapa orang dari kaum intoleran yang menunjukkan sikap sebaliknya.

Diberitakan Compass Direct News, pada Jumat (23/03/2012) kelompok Salafis di Mesir malah melancarkan sikap diskriminasi mereka kepada umat Kristen di Mesir dengan berterima kasih kepada 'tuhan' mereka atas meninggalnya Patriarkh Shenouda yang mereka sebut sebagai 'kepala kaum kafir'.

Perkataan seperti itu telah menunjukkan besarnya kebencian dari kelompok yang telah menguasai 20 persen dari anggota parlemen Mesir.

Dalam pernyataan yang ditulis di halaman Facebook milik salah satu pemuka kelompok kultus fundamentalis dalam sekte Islam Sunii tersebut menyatakan bahwa mereka berbahagia merayakan kematian Sang Patriarkh.

�Kami sangat bersukacita karena ia telah dimusnahkan,� kata Sheik Wagdy Ghoneim, sang pemuka kelompok tersebut (18/03/2012), tepatnya sehari setelah Sang Patriarkh meninggal di usianya yang ke-88.

�Kiranya 'tuhan' membalas perbuatannya dengan api neraka dan kepada seluruh pengikutnya�, ditambahkan Ghoneim yang disambut bahagia oleh para pengikutnya, mereka tanpa henti menyebarkan pernyataan bodoh tersebut.

Walau demikian tidak semua muslim di Mesir setuju dengan sikap disktiminatif itu, mayoritas muslim malah memberikan simpati mereka dan mengabaikan lolongan para intoleran itu.

Uskup Mouneer Anis, kepala Keuskupan Episkopal dan Anglikan Mesir bagian Afrika Utara dan Semenanjung Afrika, dengan sedih mengatakan bahwa sikap mereka yang menghina orang meninggal adalah sebuah tindakan yang sangat tidak sopan bagi masyarakat Timur Tengah.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/04/mohon-doa-fundamentalis-islam-di-mesir.html?m=1

Memalukan! Salafi Mesir Keluarkan Fatwa : Haram Supir Muslim Mengantar Pendeta ke Gereja


KAIRO (MESIR) - Sebuah sikap diskriminatif kembali dilakukan para muslim fundamentalis dari kelompok Salafi di Mesir.

Setelah sebelumnya mengeluarkan fatwa pelarangan makan tomat karena tomat berbentuk salib dan perayaan hari bahagia atas wafatnya Patriarkh Shenouda, kini para penyombong ini membuat sebuah fatwa resmi yang dikeluarkan oleh sheik yang juga wakil presiden dari Salafi Mesir, Yasser al-Borhami.
Dipublikasikan melalui media "Suara Salafi yang Dibenarkan" pada Kamis (19/07/2012), kelompok ini menyatakan bahwa "Seorang supir muslim baik taksi maupun bus dilarang mengantarkan atau membawa pendeta Koptik [Kristen] ke gedung gereja mereka."

Sebab, lanjut fatwa intoleran ini, "Hal itu lebih terlarang dibandingkan mengantar seseorang ke bar minuman keras."

Fatwa ini mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya, saat penguasa Islam masih berjaya, seperti Ibnu Taymiyya dan Ibnu Qayyim, telah ada fatwa yang sama seperti ini, dengan bunyi "Membangun gedung gereja lebih buruk dibandingkan membangun bar minuman keras dan rumah pelacuran. Itu [gereja] adalah sebuah simbol kekafiran, sedangkan ini [bar miras dan rumah pelacuran] adalah simbol imoralitas."

Sehingga hal ini, klaim Salafi, merupakan penguatan hukum yang diharapkan dapat menjadikan muslim di Mesir dan sekitarnya lebih Islami dan dapat membedakan manakan kekafiran, manakah immoralitas.
Fatwa ini, menurut Raymond Ibrahim, seorang pengamat Islam di Timur Tengah, merupakan pola sikap fasis yang telah tertanam dalam pemikiran Salafi, yakni lebih memilih menjadi muslim yang berhubungan dengan dosa [miras dan pelacuran], daripada mengakui Kristen sebagai sesuatu yang tidak berdosa.

Sebab secara terang, para fundamentalis ini juga menyampaikan pesan : mengantarkan pendeta yang akan berkhotbah tentang Kekristenan - yang dianggap sangat bertentangan dengan Islam - adalah sebuah kejahatan yang sangat buruk, sebab dianggap telah membantu menyebarkan 'kekafiran'.

Sedangkan pakar politik di Mesir, Emad Al Din Hussein, mengatakan jika fatwa ini diterapkan, hal ini akan menjadi salah satu bumbu baru pemicu konflik sektarian di negara itu. Selain itu fatwa ini juga tidak hanya memprovokasi umat Kristen semata tetapi juga para muslim yang menentang aksi-aksi islamisasi ala Salafi dan Ikwanul Muslimin yang terkenal sangat intoleran.

Din Hussein juga mengatakan akan terjadi diskriminasi dalam bidang transportasi yakni, adanya taksi yang mengkhususkan diri mengangkut muslim yang dianggap 'lebih mulia', sedangkan transportasi lainnya yang menganggap umat Kristen dan agama lainnya dianggap sebagai kendaraan khusus 'kafir'.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-salafi-mesir-fatwa-larangan.html?m=1

Sunday, July 29, 2012

Calon Gubernur Jakarta, Jokowi-Ahok Tepis Isu Dibantu Gereja Eropa dan Amerika




JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama, Boy Sadikin menepis berkembangnya isu bahwa Jokowi-Ahok menerima bantuan senilai 70 juta dollar dari Gereja Katolik di Vatikan dan kelompok Gereja-gereja di Kanada dan Amerika.

"Ini tentu saja tidak benar, fitnah ini sungguh keji. Tidak pernah ada bantuan itu," kata Boy pada Tempo di Jakarta, Selasa, 17 Juli 2012.

Sebelumnya beredar rumor bahwa Jokowi-Ahok menerima dana 30 juta dollar dari kelompok gereja Kanada dan Amerika. Konon kabarnya, Gereja Vatikan menyumbang 40 juta dollar untuk pemenangan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sebagai "balasan" atas bantuan ini, Jokowi-Ahok terikat komitmen untuk mendirikan 96 gedung Gereja Katolik dan Protestan di DKI Jakarta.

Boy menilai upaya ini sebagai langkah untuk menjatuhkan Jokowi-Ahok. Ia menyatakan komunikasi saja tidak pernah dibangun dengan pihak Vatikan maupun gereja Kanada.

"Apalagi menerima bantuan," katanya. Boy berharap masyarakat tidak cepat terpancing dengan rumor yang sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan Jokowi-Ahok.

Timses Jokowi-Ahok sendiri belum mengidentifikasi pihak yang sengaja menyebarkan rumor tersebut. Ia enggan menuduh lawan Jokowi di putaran kedua sebagai pihak yang sengaja menghembuskan isu tersebut. "Saya tidak ingin menuduh, yang jelas ini upaya untuk menjatuhkan," katanya.

Gubernur Aceh: Penutupan 17 Gereja Sesuai Prosedur



INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Daerah Aceh telah menutup 17 gereja di Aceh. Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan penutupan gereja tersebut sesuai prosedur.

"Padahal itu tidak jadi persoalan kalau semua pihak berjalan di atas rel (jalur). Ternyata mereka-mereka ini membikin (gereja) tanpa melihat kriteria, syarat-syaratnya bikin," ujar Gubernur Aceh Zaini Abdullah, usai diterima SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (23/7/2012).

Namun persoalan ini menjadi besar, kata Zaini, karena banyak pihak yang tidak mengetahui permasalahan ini turut berbicara dan membuat kondisi semakin rumit. "Saya kira itu hal yang di blow up pihak-pihak tertentu, tapi itu sudah terkelola semua," katanya.

Zaini mengatakan, masyarakat Aceh sangat bertoleransi tinggi terhadap beragam kepercayaan. Penutupan rumah ibadah di Aceh dilakukan karena menyalahi ketentuan yang berlaku. "Rakyat Aceh itu rakyat yang beragama, toleransi terhadap segala agama apa pun," kata dia.

Sumber : http://inilah.com/read/detail/1885833/gubernur-aceh-penutupan-17-gereja-sesuai-prosedur

Saturday, July 28, 2012

Sekilas Jejak Historis Lektor dalam Ekaristi

Keberadaan seorang pembaca Sabda Allah (lector, Latin) dalam peribadatan suci sudah ditemukan dalam tradisi agama Yahudi. Jejaknya dapat dijumpai terutama dalam sumber Perjanjian Lama. Bahkan, dalam sumber Perjanjian Baru, jejak itu masih tampak saat Yesus datang ke Nazaret (Luk 4:16-30), masuk ke rumah ibadat, lalu membaca dan mengajar dari teks Yesaya 61:1-2 : "Roh Tuhan ada pada-Ku / oleh sebab la telah mengurapi Aku / untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin / dan la telah mengutus Aku / untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan / dan penglihatan bagi orang-orang buta / untuk membebaskan orang-orang yang tertindas / untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.�

Dari tradisi peribadatan Yahudi di sinagoga itu, biasanya seorang tampil dari tengah jemaat. Kepadanya diberikan kitab yang diambil dari Kitab Taurat dan Para Nabi. Dan setelah dibuka, dibacalah salah satu teks. Selesai pembacaan, kitab tersebut ditutup dan kemudian diberikan kembali kepada pejabat. Pengajaran menyusul kemudian. Meneruskan tradisi Yahudi, kebiasaan membaca Kitab Suci juga ditemukan dalam era Gereja Perdana (bdk Kis 2:41-47).

Dalam tradisi Gereja, keberadaan lektor ditemukan jejaknya dalam periode abad-abad pertama sejarah kekristenan. Homili St Yustinus martir (wafat sekitar thn 165) menyebut adanya pembaca liturgis, anaginoskon. Paus Cornelius I (251-253), dalam suratnya kepada Fabius dari Antiokhia, menunjukkan bahwa Gereja Roma pada saat itu, selain mempunyai 42 akolit dan 52 eksorsis, memiliki juga sejumlah lektor. Jejak adanya lektor juga ditemukan di Gereja Cirta, Afrika, pada abad keempat saat dilaporkan bahwa Gereja setempat memiliki 4 imam, 3 diakon, 4 subdiakon dan 7 lektor.

Dalam abad-abad awal kekristenan, pembacaan Kitab Suci dalam liturgi, termasuk surat-surat Perjanjian Baru dan Injil, dibawakan oleh lektor. Peran lektor sangat penting dan terhormat, masuk dalam tata tahbisan minor subdiakon, diberikan dalam ritus khusus melalui penumpangan tangan uskup dan disertai doa. Dalam tradisi Gereja Barat, lektor termasuk dalam tingkat kedua dari tata tahbisan minor (ostiarius, lector, exorcista, acolythus). Untuk tingkat tahbisan minor ini tidak dikenakan kewajiban selibat. Juga dalam kebiasaan Gereja Timur, para lektor termasuk dalam tata tahbisan minor sebelum penerimaan diakonat - suatu jenjang menuju imamat dalam tata tahbisan mayor. Dapat dipahami kemudian bahwa peran lektor mengandaikan standar pendidikan khusus. Meskipun eksklusif untuk mereka yang tertarik menjadi imam, kehadiran schola lectorum (sekolah para lektor) pada abad kelima memberi indikasi kuat tentang pentingnya peranan membaca Sabda Allah oleh seorang yang memiliki kualifikasi pantas. Bahkan pada abad 6-7, dengan munculnya schola cantorum (sekolah menyanyi), pembacaan Sabda Allah dengan cara melagukan semakin melambungkan gengsi peran lektor.

Kehormatan peran lektor cukup ditampakkan juga oleh Kanon Barat, khususnya no. 8, yang diyakini berasal dari abad keenam, yang berbicara tentang tata cara pentahbisan. Kanon 8 tersebut menyebutkan, �Ketika seorang lektor ditahbiskan hendaklah uskup berbicara tentang dia kepada jemaat sambil menunjukkan (kelayakan) iman, hidup dan kemampuannya. Setelah itu, sementara jemaat memandangnya, hendaklah uskup memberikannya buku (Kitab Suci), yang darinya harus dibacanya, sambil berkata kepadanya: Terimalah ini dan jadilah pewarta Sabda Allah.�

Sementara kehormatannya tetap terjaga, secara perlahan wilayah tugas lektor berkurang. Sekarang, terutama sejak ada pembaharuan dalam Gereja Roma melalui Konsili Vatikan II (1962-1965) - termasuk pembaharuan dalam liturgi, hak membaca Injil mulai dicabut dari peran lektor. Tugas membaca Injil hanya dipercayakan kepada diakon, atau imam konselebran jika tak ada diakon, atau imam selebran bila tidak ada diakon maupun imam konselebran (PUMR 59). Sedang pembacaan Kitab Suci kecuali Injil - berarti hanya kitab-kitab Perjanjian Lama dan surat-surat Perjanjian Baru, menjadi tugas lektor terlantik (PUMR 99). Meski demikian, bila dalam Perayaan Ekaristi tidak ada lektor terlantik, tugas pembacaan Kitab Suci - melalui Bacaan I dan II, dapat dibawakan oleh umat awam, baik pria maupun wanita, yang memiliki kelayakan. Namun, tak boleh ditolerir, mereka �harus sungguh trampil dan disiapkan secara cermat untuk melaksanakan tugas ini, sehingga dengan mendengarkan bacaan-bacaan dari naskah kudus, umat beriman dapat memupuk dalam diri mereka rasa cinta yang hangat terhadap Alkitab� (PUMR 101).

Sumber : http://programkatekese.blogspot.com/

Sunday, July 22, 2012

Seruan dan Madah Pujian dalam Ekaristi

KYRIE ELEISON
Kyrie Eleison (Tuhan Kasihanilah Kami) adalah seruan sebagai pujian kepada Allah yg Maha Rahim dan mohon belas kasihan Nya, sehingga Gereja menghimbau agar seruan ini dinyanyikan atau didaraskan oleh "SELURUH UMAT".

Seruan ini digunakan oleh Gereja sejak masa Gereja Perdana. Pada masa2 itu seruan ini merupakan doa yang cukup panjang, dimana seseorang (diakon) membacakan ayat2 dan umat menjawab dengan seruan "Kyrie Eleison". Seiring perputaran waktu, ayat2 tersebut mulai dihilangkan hingga akhirnya seruan itu menjadi seperti sekarang yang kita nyanyikan/daraskan pada setiap perayaan Ekaristi. Bentuknya bisa macam2, boleh berupa permintaan2 tertentu (semacam doa syafaat), boleh juga berupa doa pengakuan dosa yang serius dan permohonan agar Tuhan menerima penyesalan dan pertobatan umat Nya

Dalam Kiturgi, Bagian ini bisa dihilangkan jika bagian ini (Kyrie) sudah tertampung dalam Doa Tobat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan yg tidak perlu seperti yg disebutkan dalam SC 34 dan SC 50, meskipun terkadang realitanya masih sering terjadi. contohnya saat Imam memilih Tobat cara 3 (PS), paduan suara tetap menyanyikan Kyrie setelahnya.

Secara umum, seruan "Tuhan Kasihanilah Kami" hanya 2x diucapkan/dinyanyikan. Namun ada pertimbangan (berhubungan dengan bahasa, lagu, dan sifat pesta/perayaan) sehingga seruan "Tuhan Kasihanilah Kami" dapat diulang lebih dari 2x, dan seandainya dibawakan sbg "Pernyataan Tobat", maka didahului dengan ayat sesuai dengan yg disebutkan dalam PUMR 52

GLORIA / MADAH KEMULIAAN
Gereja memandang Madah Gloria sebagai madah yg sangat dihormati sejak jaman Kristen Perdana/Kristen Kuno (lih. PUMR 53), yg disusun dengan gaya Mazmur serta melanjutkan tradisi madah Perjanjian Baru.

Pada sekitar abda 4-5 M, Gloria digunakan dalam ibadat Harian di Gereja2 Timur. Pada abad 5M, madah ini dimasukkan dalam Liturgi Gereja Katolik pada Misa Natal. Kemuadian Paus Symachus memperluas penggunaannya pada Ekaristi Minggu dan pesta para Martir, namun hanya untuk misa yg dipimpin oleh USKUP. Baru pada 7M, Gloria boleh dibawakan pada misa yg dipimpin oleh imam. Teks Gloria yg digunakan dan kita kenal selama ini diperkirakan berasal dari masa sesudah Paus Gregorius Agung, yaitu sejak pembaharuan Liturgi oleh Karolus Agung.

Ada 3 bagian utama dalam Madah Keluliaan :

Bagian awal Ditujukan kepada Allah Bapa.
Bagian ini merupakan kutipan kidung para Malaikat (Luk 2,14): �Kemuliaan kepada Allah di surga dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.� Dengan madah pujian ini, bersama para malaikat kita bergembira karena Allah Bapa mengutus PutraNya menjadi manusia.

Seruan pujian kedua Ditujukan kepada Allah Putera.
Kristus adalah Raja. Hanya Dia yg patut disembah, dipuji dan dimuliakan krn karya penebusanNya. Ketika menyampaikan pujian kepada Yesus, diselipkan permohonan: Kasihanilah kami, kabulkanlah doa kami, mempunyai makna ganda yaitu pujian sekaligus permohonan.

Madah kemuliaan ditutup dengan penyebutan Allah Roh Kudus.
Pujian kepada Allah Bapa dan Putra hanya bisa berlangsung di dalam Roh Kudus.

CREDO atau SYAHADAT
Credo berasal dr bhs latin yg berarti "Aku Percaya" merupakan pernyataan atau pengakuan rangkuman mengenai suatu kepercayaan. Sebagai Tubuh Kristus yang terlihat, Gereja dan umatnya diharapkan tidak hanya untuk memiliki iman yang sama tetapi juga untuk menyatakan iman dengan cara yang sama. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10 : 10).

Gereja menghadapi ajaran sesat yang berkembang dari hal yang relatif umum menuju ke hal yang relatif khusus. Untuk itulah Gereja merasa perlu menyusun rumusan pengakuan iman untuk memberi garis batas tegas antara ajaran yang benar dan ajaran yang salah. Jadi wajar apabila kredo2 terdahulu umumnya cukup singkat (yang hanya terdiri dari beberapa kalimat pendek) kemudian berkembang menjadi cukup panjang (sampai puluhan paragraf).

Secara umum, Credo dalam Gereja Katolik cukup banyak jumlahnya, yg terbagi dalam beberapa kategori :
1. Credo yang berasal dari Gereja Perdana dan Apostolik
2. Credo yang berasal dari konsili
3. Credo yang berasal dari paus tertentu
4. Credo yang berasal dari Kuria Romawi yang bisa digunakan setelah disetujui oleh paus
5. Credo yang berasal dari orang tertentu dan rumusannya diterima oleh Takhta Suci

Credo/Syahadat Panjang (Nikea Konstantinopel yg merupakan hasil dari Konsili Konstantinopel I), dimasukkan dalam Misa Kudus sejak abad 5M oleh Gereja Timur tyang kemudian diikuti oleh Gereja Barat mulai dari Spnyol, Irlandia, Inggris dan Jerman. Untuk Liturgi Baptis, digunakanlah Syahadat singkat (syahadat Pararasul).

Pada Abad 11 M, Paus Benedictus VIII menetapkan Syahadat Nikea Konstantinopel digunakan dalam Perayaan Ekaristi Minggu dan Syahadat Para rasul digunakan hanya dalam Liturgi Baptis. Baru kemudian atas dorongan Konsili Vatikan II dengan pembaharuan Liturgi, maka diputuskan Credo Para Rasul dan Credo Nikea-Konstantinopel keduanya dimasukkan dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu dan Hari Raya lainnya.

SANCTUS
Sanctus berasal dari bahasa Latin yg artinya Kudus. Sanctus adalah sebuah Aklamasi dalam perayaan Ekaristi yg tidak terpisahkan dgn Doa Syukur Agung sebagai bentuk aliran tindakan dari umat yang hadir dalam memuji dan memuliakan Allah.

"Kudus adalah bagian yg tak terpisahkan dari DSA dan mesti dilambungkan oleh seluruh jemaat bersama Imam" (PUMR 79b) oleh sebab itu bagian ini tidak bisa dihilangkan dan lebih baik lagi dinyanyikan

Teks Aklamasi ini disusun berdasarkan 2 teks dalam Kitab Suci :

Seruan para serafim (Yes 6:5)
Seruan ini mulai digunakan pada jaman Kristen Perdana dan juga bisa digunakan dalam Ibadat orang2 Yahudi di Sinagoga

Penambahan Hosana dari Mat 21:9 yg merupakan kutipan dari Mamur 118:26.
Hosana berasal dari HOSIANNA (bhs Yunani) yg artinya "Selamatkanlah kami/tolonglah kami. Tetapi dalam ibadat Yahudi di sinagoga, seruan ini berubah menjadi pujian. Dalam liturgi Gereja Katolik Roma, kata Hosana ini diterjemahkan dgn kata "Terpujilah"

Beberapa catatan menyebutkan bahwa penambahan Hosana sbg seruan yg memuji Anak Daud yaitu Kristus pada abad 4M dalam teks Santus, berkaitan dengan situasi Gereja melawan Bidaah Arianisme (aliran yg tidak mengakui ke-Allah-an Yesus), sehingga seruan Kudus ini dimasukkan dalam rangkaian DSA dalam tata liturgi Gereja Timur. Baru pada Abad ke 5 M Gereja Barat memasukkan seruan ini seperti yg kita kenal selama ini

LITANI
Kata `litani� berasal dari bahasa Latin `litania�, `letania�. Artinya suatu bentuk doa tanggapan yang meliputi serangkaian seruan atau permohonan, mengenai suatu subyek utama atau suatu tema suci utama.

Doa ini disusun sebagai bentuk kekaguman kita sebagai umat manusia kepada Allah, Bunda Maria, atau para Kudus, tergantung dari Litani tersebut ditujukan bagi siapa. Litani merupakan doa yang sangat cocok dibawakan dalam kelompok

Jika dicermati, dari begitu banyak Litani, semua mengacu pada pola yang yang sama :

Bagian Pembuka
Diawali dgn �Kyrie eleison,� (�Tuhan kasihanilah kami�) yang didaraskan/dinyanyikan setelah kita memohon belas kasihan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus, misalnya: �Allah Bapa di surga ======>> kasihanilah kami.�

Bagian Pokok
Pokok litani : seruan kepada siapa litani ditujukan. Setiap seruan dimaksudkan untuk memujinya dengan berbagai macam ungkapan yang menjadikan orang itu patut dikagumi dimana setiap nama yang disebutkan akan ditanggapi dengan �doakanlah kami.� Tanggapan tersebut tetap sama untuk hampir semua atau bahkan seluruh seruan dalam litani. Oleh sebab adanya tanggapan inilah maka Litani termasuk dalam DOA TANGGAPAN, sama seperti �DOA UMAT� dan �MAZMUR TANGGAPAN� dalam Ekaristi

Permohonan
Permohonan. Dalam litani yang lebih khidmat, atau dalam litani kepada Tuhan, setelah seruan ditambahkan aneka permohonan dengan maksud untuk memohon berbagai rahmat serta berkat. Jawaban pada aneka permohonan ini pada intinya mengacu pada �DENGARKANLAH KAMI�

Penutup
Setelah seruan dan aneka permohonan, litani dilanjutkan dengan serangkaian tiga seruan kepada Anak Domba Allah. Dan yang terakhir, litani selalu ditutup dengan sebuah doa singkat. bagian inilah merupakan bagian Penutup dari Litani

Demikian, semoga bermanfaat
*Christo et Ecclesiae*

Sumber : http://belajarliturgi.blogspot.com/

Saturday, July 14, 2012

Menyongsong Kursus Evangelisasi Pribadi Angkatan Kedua

Banyak orang tua katolik merasa selesai tugasnya bila sudah membaptis dan menyekolahkan anak di sekolah katolik. Sudah menjadi kenyataan umum bahwa sangat kecil kemungkinan orang tua mempersiapkan bagaimana anak tersebut mengalami penginjilan dalam dirinya. Itulah sebabnya banyak sekali (tentu tidak semua) orang katolik yang belum mengalami dirinya secara pribadi untuk diinjili apalagi menginjili orang lain.

Banyak hal yang dapat kita temukan dalam Kursus Evangelisasi Pribadi, sehingga pertanyaan dan hal-hal yang membingungkan bagi dirinya dapat terjawab. Hal sederhana namun menjadi krisis bagi sebagian orang Katolik atas keimanannya adalah mengapa terjadinya mengikuti misa Ekaristi ala kadarnya, tingginya kasus kawin campur, berpindahnya umat ke gereja Kristen non katolik, keraguan umat terhadap Bunda Maria, tradisi-tradisi katolik, dll. Sebagai umat Katolik banyak yang kehilangan kebanggaannya terhadap iman kekatolikannya. Itulah kira-kira latar belakang Bapa Uskup Bogor dan Pastor Paroki kita mendesak untuk segera diselenggarakannya kembali KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi) di Paroki St. Herkulanus Depok.

Untuk penyelenggaraan Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan kedua telah dibentuk panitia pelaksana dan panitia telah mulai bekerja. Sosialisasi juga telah mulai digemakan. Sudahkah Anda mendaftar menjadi peserta? Kami menunggu.

Sunday, July 8, 2012

Ratusan Militan Boko Haram yang Mengikut Terang Yesus Kristus Terjebak di Nigeria Utara



ABUJA (NIGERIA) � Berbagai aksi membantai umat Kristen di Nigeria yang semakin digencarkan oleh Boko Haram, kelompok fundamentalis Islam di negara itu ternyata memberikan pengaruh besar terhadap para muslim itu sendiri terutama kepada militan fundamentalis itu, banyak dari mereka menyadari kesalahan mereka dan memandang Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka.

Diberitakan oleh Worthy News pada Kamis, 28 Juni 2012, sekelompok missionaris yang telah memenangkan ratusan muslim di Nigeria Utara terutama kelompok Boko Haram  yang berada di Negara Bagian Kaduna, berencana akan mengungsi ke Nigeria Selatan, setidaknya sampai di Abuja, namun kini mereka berada dalam situasi terjebak di sebuah kota di wilayah Kaduna.

Salah satu missionaris di negara bagian Kaduna yang tidak ingin identitas dan alamatnya diketahui, dalam surat yang dipublikasikan Christian Aid Mission (CAM) mengungkapkan, para umat Kristen yang lahir baru ini masih terjebak di sebuah tempat pusat pemuridan �yang aman dan terlindungi�, selama hampir seminggu. Dengan menyatakan seratus dari mereka merupakan mantan anggota Boko Haram yang dahulu telah menyerang dan membunuh umat Kristen.

�Komitmen kami menjangkau para militan, dan beberapa dari mereka keluar dari Boko Haram dan bergabung bersama kami,� tulis missionaris itu sembari melanjutkan.�kami melatih menjadi penginjil dan melindungi mereka di tempat rahasia.�

Ia juga mengungkapkan, walaupun pekerjaan penginjilan mereka dapat dianggap sangat berhasil dari yang dibayangkan, namun ada saja tantangan dan hambatan.

�Pusat Pemuridan untuk muslim yang beralih iman ke Kristen ini sangat membutuhkan kelambu, peralatan sekolah untuk anak-anak mereka dan persediaan obat-obatan. Sebab kami membawa banyak orang luka [Boko Haram yang dianiaya karena menjadi Kristen] dalam perang ini,� tambah missionaris.

Dikatakan, tidaklah mudah mengeluarkan mereka dari wilayah perang. �Ketika pembunuhan terhadap anggota Boko Haram terjadi di ibu kota Kaduna, warga muslim di kota-kota kecil akan mengintimidasi orang-orang kami. Mereka mengatakan kepada orang-orang kami untuk pergi dari kota itu atau akan menjadi tumbal pembunuhan oleh Boko Haram karena telah mengikut orang-orang Kristen [para missionaris].�

�Kepala desa sangat terbuka dan menerima orang-orang kami, namun ia juga khawatir dengan kelompok militan, jadi kami sementara menunda pelatihan penginjilan kami. Sebab banyak orang telah mati dibunuh di dekat mereka, dan mereka mengaku bahwa mereka sangat ketakutan.�

Terpisah dari bahaya itu, warga dari desa muslim itu menyatakan akan kembali bertemu dengan para missionaris secepatnya, ketika kondisi sudah tenang.

�Bagi saya, mereka kini bagaikan pengungsi,� sembari meminta dukungan doa kepada empat delapan keluarga besar yang menyerahkan hidup mereka kepada Kristus. Sebab menurutnya keluarga-keluarga ini sudah meninggalkan harta mereka demi menjadi Kristen, dan hal itu merupakan tekanan finansial yang besar, sehingga mereka kini perlu mencari rumah dan makanan.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/mohon-doa-ratusan-militan-boko-haram.html?m=1

Friday, July 6, 2012

FILM SOEGIJA : Nirwan Merasa Kena Kutukan


Mendapatkan tawaran bermain film dari sutradara sekelas Garin Nugroho, dianggap berkah besar bagi sebagian besar orang. Namun, Nirwan Dewanto, justru merasa terkena kutukan ketika didapuk sebagai pemeran utama Romo Soegijapranata dalam film Soegija.

�Gara-gara film ini, wajah saya terpampang dimana-mana. Kebetulan saya tidak suka hal ini,� katanya sembari tersenyum dalam jumpa pers, seusai pemutaran perdana film Soegija di Studio 21, Ambarakmo Plaza, belum lama ini.

Menurut ayah satu anak ini, beban bertambah karena selama pembuatan film dia harus mengenakan jubah layaknya seorang uskup. �Jujur beratnya bukan main. Saya aja enggak betah terutama saat pas syuting di Semarang yang panasnya menyengat,� ujar pria kelahiran 1963 itu.

Nirwan mengaku sangat lelah sehingga terkadang tertidur di masjid di dekat lokasi syuting. �Apesnya dari siang sampai Maghrib jubah yang saya pakai itu enggak diambil-ambil,� celetuknya.

Budayawan yang juga ikut tergabung dalam komunitas Salihara itu sebenarnya mengaku tidak menginginkan peran Soegija. Lantaran terus didesak oleh Garin, dia pun luluh. �Karena saya memang tidak bisa akting. Lagipula baru kali pertama saya main film,� bebernya.

Nirwan memebeberkan rahasia mengapa akhirnya luluh. Alasannya cerita yang digarap Garin sangat berkualitas. Terlebih cerita film itu berlatar belakang perjuangan Romo Soegjia dalam membela rakyatnya. �Saya merasa berkontibusi terhadap bangsa ini dalam memberikan tontonan yang bermutu,� tandasnya.

Disinggung mengenai apakah ia kapok untuk bermain film lagi usai memainkanperan Soegija. Nirwan enggan menjawab secara pasti. �Ya lihat saja nanti, kalau naskahnya bagus akan saya pikir-pikir dulu,� terangnya.

Thursday, July 5, 2012

Alumni Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) Angkatan Pertama Paroki St. Herkulanus

Lima bulan telah berlalu namun lagu "KUUTUS KAU" yang senantiasa dikumandangkan setiap akhir sesi kursus masih terngiang. Lagu tersebut senantiasa menggelorakan semangat para alumni KEP angkatan pertama untuk melaksanakan tugas perutusan. �Ayo semangat dan tetap semangat� wartakanlah Kabar Suka Cita. Apakah para alumni KEP angkatan pertama di paroki St. Herkulanus sungguh-sungguh bersemangat?

Apa yang telah terjadi selama KEP? Setelah �digodok� dalam dapur KEP dan seusai mengikuti kursus evangelisasi pribadi, para alumni KEP bergabung dalam suatu komunitas dan menjadi lilin yang senantiasa menyala di lingkungan. Puji Tuhan. Memang sungguh terasa bahwasanya para alumni KEP ini sangat kompak; semangat menggereja dan pelayanannya sungguh menggelora. Sudah mulai banyak para alumni KEP angkatan pertama yang menjadi pemandu di lingkungan.

Keistimewaan yang patut dicatat adalah kelompok yang baru selesai mengikuti kursus evangelisasi pribadi menjadi panitia penyelenggara KEP angkatan berikutnya. Selain itu, para anggota Alumni KEP ini banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan paroki. Ini adalah bukti nyata dari keberhasilan KEP di paroki Pandu.

Semoga ALUMNI KEP semakin kompak dan terus BERSEMANGAT!

Sunday, July 1, 2012

Italia ke Final, Paus Benediktus XVI Beri Selamat



ROMA - Paus Benediktus XVI berusaha tak memikirkan kekalahan negara kelahirannya Jerman dari Italia, tempatnya bermukim. Paus justru memberikan ucapan selamat resmi kepada Presiden Italia Giorgio Napolitano atas lolosnya tim nasional Italia di Piala Eropa 2012.

Selain sebagai pimpinan umat Katolik sedunia, Benediktus XVI, yang bernama asli Joseph Ratzinger itu, juga menjabat sebagai Uskup Roma. Dalam kapasitas inilah ia memberikan ucapan selamat.

"Sebagai Uskup Roma, Benediktus XVI ingin berbagi kegembiraan bersama umatnya," kata juru bicara Vatikan Federico Lombardi. Puas meminta Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Tarcisio Bertone untuk menyampaikan ucapan selamat kepada tim Italia.

Pastor Lombardi juga mengungkapkan, Kardinal Bertone menelepon Presiden Italia untuk memberikan ucapan selamat.

Sumber : http://metrotvnews.com/mobile-site/euro/news/2012/06/30/96653/Italia-ke-Final-Paus-Benediktus-Beri-Selamat/14

Kursus Evangelisasi Pribadi Angkatan Kedua Segera Dimulai

Kata �evangelisasi� berasal dari sejarah kuno; melalui kejadian di mana seorang budak dipilih untuk membawa kabar gembira kepada raja mengenai kemenangan dalam suatu peperangan. Pembawa kabar baik ini kemudian dianugerahi kebebasan menjadi orang �merdeka�. Maka ia membawa kabar baik itu dengan berlari kencang sambil menari-nari dengan gembira, karena tugas itu sekaligus membawa kebebasan bagi dirinya. Kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa, maka sudah layak dan sepantasnya, kita wartakan kabar suka cita ini.

Kenyataan inilah yang dirumuskan dalam istilah �evangelisasi�. Evangelisasi adalah pewartaan Kabar Baik, bahwa dalam Yesus Kristus, Putra Allah yang menjelma menjadi manusia, �keselamatan� ditawarkan kepada segenap umat manusia. Ini merupakan anugerah yang berupa rahmat dan belas kasih Allah. Imbauan Apostolik Paus Paulus VI, Evangelii Nuntiandi 18, merumuskan Evangelisasi sebagai: membawa Kabar Baik kepada segala tingkat kemanusiaan, dan melalui pengaruh Injil merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya menjadi baru: �Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru� (Why 21:5, 2 Kor 5:17, Gal 6:15).

Secara jelas, para Bapa Gereja seluruh dunia, melalui konsili Vatikan II tahun 1965, mengharapkan suatu gairah baru dalam pewartaan Injil baik dalam kalangan umat Katolik maupun dalam masyarakat yang lebih luas. Saat ini telah banyak tumbuh kegiatan evangelisasi yang dilakukan oleh umat/awam bersama gembala umat. Hal ini merupakan suatu kemajuan yang tentu patut kita syukuri. Hasil Evangelisasi dapat dilihat antara lain terjadinya perubahan dan perkembangan rohani yang terus menerus baik pada perorangan maupun komunitas-komunitas umat beriman.

Tantangan kita selanjutnya adalah �Bagaimana menambah dan menguatkan komitmen spiritualitas kita untuk senantiasa mewartakan Injil kepada semua orang?�. Perintah mewartakan Injil adalah perintah Tuhan Yesus kepada kita semua, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 28 : 18-20 = ����. kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di Bumi, karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.�

Oleh Sabda Tuhan Yesus tersebut kita semua disadarkan akan tugas dan tanggung jawab kita selaku umat beriman, yaitu untuk senantiasa mewartakan Injil kepada semua orang. Untuk memikirkan, mendoakan dan merumuskan tugas pewartaan Injil oleh seluruh umat Katolik, para Uskup seluruh dunia telah mengadakan Sinode. Hasil sinode ini diumumkan oleh Bapa Suci Paus Paulus VI melalui surat himbauan Apostolik tentang �Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern (Evangelii Nuntiandi)� pada tanggal 8 Desember 1975. Himbauan Apostolik tersebut terwujud dalam Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) di Paroki-Paroki seluruh Keuskupan di Indonesia.

Menanggapi himbauan apostolik Bapa Suci Paus Paulus VI, Paroki St. Herkulanus Depok dengan penuh semangat telah mulai menyelenggarakan Kursus Evangelisasi Pribadi. Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan pertama telah berhasil mengutus 42 orang menjadi pewarta injil di Paroki St. Herkulanus. Atas doa kita semua semoga Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan kedua ini berhasil pula melahirkan utusan-utusan baru yang lebih banyak lagi.

Oleh : Ign. Djoko Irianto

Tags

Berita (144) Gereja Katolik (129) Iman Katolik (76) Apologetik (71) Paus (44) Tradisi (41) Kitab Suci (30) Politik (29) Yesus (28) Magisterium (24) Doa (22) Katolik Timur (20) Kesaksian (19) Katekese Liturgi (18) Renungan (18) Maria (15) Tanya Jawab (13) Roh Kudus (10) Kamis Putih (9) Film (8) Karismatik (8) Prodiakon (8) Lektor (7) Natal (7) Petrus (7) Sakramen Ekaristi (7) Sakramen Perkawinan (7) Adven (6) Katekese Katolik (6) Lintas Agama (6) Pantang dan Puasa (6) Perayaan Ekaristi (6) Seputar Liturgi (6) Anglikan (5) Gua Maria (5) Hari Perayaan Santa Maria (5) Hari Raya / Solemnity (5) Ibadat Harian (5) Madah dan Lagu Liturgi (5) Masa Prapaskah (5) Piranti Liturgi (5) Berita Terkini (4) Doa Novena (4) Doa Rosario (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Inkulturasi Liturgi (4) Jumat Agung (4) Komuni Kudus (4) Minggu Palma (4) Musik liturgi (4) Rabu Abu (4) Sakramen Mahakudus (4) Surat Gembala Paus (4) Tri Hari Suci (4) Dirigen Paduan Suara (3) Doa Litani (3) Ibadat Rosario (3) Jalan Salib (3) K Evangelisasi Pribadi (3) Kisah Nyata (3) Lamentasi (3) Liturgi Anak (3) Malam Paskah (3) Mgr Antonius Subianto OSC (3) Misa Jumat Pertama (3) Misa Krisma (3) Misdinar (3) Ordo (3) Paduan Suara Gereja (3) Paus Fransiskus (3) Persatuan Gereja (3) Tahun Liturgi (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Virus Covid-19 (3) Yohanes Paulus II (3) Analisis Tafsiran (2) Beato dan Santo (2) Berita Luar Negeri (2) Busana Liturgi (2) Doa Angelus (2) Doa Bapa Kami (2) Doa Dasar (2) Doa Persatuan (2) Doa Suami-Istri (2) Doa Utk Jemaat (2) Doa Utk Warga (2) Doa dan Ibadat (2) Dupa dalam Liturgi (2) Eksorsisme (2) Evangeliarium (2) Hati Kudus Yesus (2) Homili Ibadat Arwah (2) Ibadat Completorium (2) Ibadat Mitoni (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Mgr.Antonius Subianto OSC (2) Mujizat (2) Orang Kudus (2) Pekan Suci (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Reformasi Gereja (2) Risalah Temu Prodiakon (2) Sharing Kitab Suci (2) Surat Gembala KWI (2) Surat Gembala Uskup (2) Tuguran Kamis Putih (2) Ada Harapan (1) Allah Pengharapan (1) Api Karunia Tuhan (1) Artikel Rohani (1) Baptis Darah (1) Baptis Rindu (1) Batak Toba (1) Berdoa Rosario (1) Bersaksi Palsu (1) Bhs Indonesia (1) Bhs Karo (1) Bulan Rosario (1) Bunda Maria (1) Carlo Acutis (1) Debat CP (1) Dei Verbum (1) Desa Velankanni (1) Diakon (1) Doa Bersalin (1) Doa Dlm Keberhasilan (1) Doa Dlm Kegembiraan (1) Doa Dlm Kesepian (1) Doa Katekumen (1) Doa Kebijaksanaan (1) Doa Kehendak Kuat (1) Doa Kekasih (1) Doa Kekudusan (1) Doa Kel Sdh Meninggal (1) Doa Keluarga Sakit (1) Doa Kerendahan Hati (1) Doa Kesabaran (1) Doa Keselamatan (1) Doa Ketaatan (1) Doa Ketabahan (1) Doa Orang Menderita (1) Doa Orang Sakit (1) Doa Pemb Pertemuan (1) Doa Penerangan RK (1) Doa Pengenalan (1) Doa Penutup Pertemuan (1) Doa Perjalanan (1) Doa Pertunangan (1) Doa Ratu Surga (1) Doa SeSdh Kelahiran (1) Doa Seblm Kelahiran (1) Doa Seblm Makan (1) Doa Semakin Dikenal (1) Doa Siap Mati (1) Doa Tanggung Jawab (1) Doa Ulang Tahun (1) Doa Untuk Anak (1) Doa Untuk Keluarga (1) Doa Utk Gereja (1) Doa Utk Masyarakat (1) Doa Utk Mempelai (1) Doa Utk Negara (1) Doa Utk Ortu (1) Doa Utk Pemuka (1) Doa Utk Penderita (1) Doa Utk Petugas (1) Doa Utk Rakyat (1) Doa Utk Tanah Air (1) Doa Utk Yg Membenci (1) Dogma (1) Doktrin (1) Dokumen Gereja (1) Dokumen Pernikahan (1) Dominicans (1) Dosa (1) Ekaristi Kudus (1) Enggan Beribadat (1) Epiphania (1) Film Terbesar (1) Firman Tuhan (1) Foto Kenangan (1) Generasi Muda (1) Gubernur Wasington (1) Haposan P Batubara (1) Hari Pesta / Feastum (1) Harus Bergerak (1) Hidup Kudus (1) Hidup Membiara (1) Homili Ibadat Syukur (1) Hukum Kanonik (1) Ibadat Jalan Salib (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Imam Jesuit (1) Investasi Surgawi (1) Jangan diam (1) Joko Widodo (1) Kalender Prapaska (1) Kebenaran KS (1) Keberadaan Allah (1) Kebohongan Pemimpin (1) Kejujuran (1) Kekuasaan Pelayanan (1) Kekudusan Degital (1) Kesehatan Tubuh (1) Komentar (1) Konsili Vat II (1) Konstantinovel (1) Kopi Asyik (1) Kristus Allah (1) Kualitas Hidup (1) Kumpulan cerita (1) Lawan Covid-9 (1) Lawan Terorisme (1) Lingkuangan Keluarga (1) Lingkup Jemaat (1) Lingkup Masyarakat (1) Liturgi Gereja (1) Luar Biasa (1) Lucu (1) Madu Asli (1) Mari Berbagi (1) Mateus 6 (1) Mayoritas Katolik (1) Menara Babel (1) Menghadapi Kematian (1) Menunggu Penyelamat (1) Mesin Waktu (1) Mgr A Subianto OSC (1) Misa Imlex (1) Misa Latin (1) Misa Online (1) Misionaris SCY (1) Mohon Bantuan (1) NKRI (1) Naskah WH (1) Oikoumene (1) Organis Gereja (1) PGI (1) Passion Of Christ (1) Pastoran (1) Penampakan Maria (1) Pendidikann Imam (1) Pengakuan Iman (1) Penghormatan Patung (1) Pentahbisan (1) Perbaikan (1) Perjamuan Kudus (1) Perkawinan Campur (1) Perkawinan Sesama Jenis (1) Persiapan Perkawinan (1) Pertemuan II App (1) Pertobatan (1) Pesan Natal (1) Pesan Romo (1) Pohon Cemara (1) R I P (1) Rasa Bersyukur (1) Rasul Degital (1) Rasul Medsos (1) Renungan Musim Natal (1) S3 Vatikan (1) SSCC Indonesia (1) Saksi Bohong (1) Salam Yosef (1) Saran Dibutuhkan (1) Sejarah (1) Selamat Paskah (1) Selingan (1) Sepuluh Perintah Allah (1) Sosialisasi APP (1) Spiritualitas (1) Sukarela (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga (1) Survey (1) Survey KAJ (1) Tahun St Yosef (1) Teologi (1) Thema APP (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Iman (1) Tokoh Internasional (1) Tokoh Masyarakat (1) Toleransi Agama (1) Tuhan Allah (1) Tujuan Hidup (1) Turut Berlangsungkawa (1) Usir Koruptor (1) Ust Pembohong (1) Video (1) Wejangan Paus (1) Yudas Iskariot (1) Ziarah (1)