Latest News

Saturday, March 30, 2013

Malam Paskah : Menantikan Kedatangan Tuhan Kembali


1. Makna :
Malam ini Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tuguran, tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah �bunda dari segala malam tirakat (vigili)�. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperingatinya setiap tahun.

2. Ketentuan liturgis :
a. Perayaan berlangsung pada malam hari. Tidak boleh sebelum matahari terbenam dan harus selesai sebelum fajar Hari Minggu.
b. Warna liturgi: putih atau kuning emas.
c. Tata cara perayaan liturgis Malam Paskah tidak boleh diubah oleh siapa pun atas inisiatif sendiri (lihat no. 3. Susunan liturgi).
d. Nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan jangan diganti dengan lagu-lagu lain, apalagi lagu yang tidak berkaitan dengan Bacaan sebelumnya.

3. Susunan liturgi :
- Ritus Cahaya (Lucernarium) :
Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Pemberkatan Api Baru, Pemberkatan Lilin Paskah, Perarakan Lilin Paskah, Madah Pujian Paskah (Exultet).
- Liturgi Sabda :
(7 bacaan dari PL) Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Doa 1 - Bacaan II, Mazmur Tanggapan, Doa 2 - Bacaan III, Mazmur Tanggapan, Doa 3 - Bacaan IV, Mazmur Tanggapan, Doa 4 - Bacaan V, Mazmur Tangggapan, Doa 5 - Bacaan VI, Mazmur Tanggapan, Doa 6 - Bacaan VII, Mazmur Tanggapan, Doa 7
- Madah Kemuliaan, Doa Pembuka
- Bacaan Epistula, Alleluia Agung, Mazmur Tanggapan
- Bacaaan Injil, Alleluia
- Homili.
- Liturgi Baptis :
Litani Orang Kudus, Pemberkatan Air Baptis, Pembaruan Janji Baptis (Penolakan Setan dan Pengakuan Iman), [Percikan : jika tidak ada calon baptis maka jemaat direciki dengan air baptis tadi], Pembaptisan, Pengenaan Pakaian Putih, Penyalaan Lilin Baptis, Perayaan Krisma.
- Liturgi Ekaristi
- Ritus Penutup

4. Bacaan :
a. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
b. Kejadian 22:1-18: Iskak dikorbankan.
c. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
d. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
e. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
f. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
g. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
h. Surat Paulus: Roma 6:3-11: Kristus telah bangkit dan akan hidup abadi.
i. Injil: Kristus bangkit.
Tahun A: Matius 28:1-10; B: Markus 16:1-8; C: Lukas 24:1-12

5. Unsur khas :
a. Pemberkatan api baru dan Lilin Paskah dapat dilakukan di luar atau di dalam gedung gereja. Sebaiknya terpisah dari gedung gereja. Sementara, suasana sekitar adalah gelap, demikian juga di dalam gedung gereja tempat perayaaan selanjutnya akan berlangsung. Sebelum dinyalakan Lilin Paskah diberkati oleh Imam Selebran dengan beberapa peneraan simbol padanya: Kristus, Awal dan Akhir (A/Alpha � ?/Omega; Milik-Nyalah segala masa� (Tahun); luka-luka kudus-Nya (lima biji paku dupa). Baru kemudian dinyalakan dari api baru: �Semoga cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalaukan kegelapan hati dan budi kita.� Akhirnya, diakon atau imam selebran sendiri membawa Lilin itu dalam perarakan. Ia melagukan �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia�. Umat menjawab �Syukur kepada Allah. Lalu ia berjalan ke dalam gedung gereja, dan berhenti di tengah, lalu melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Lilin-lilin para putera altar dan petugas liturgi lainnya dinyalakan dari api Lilin Paskah. Kemudian ia berjalan lagi ke depan altar dan melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Barulah semua lilin umat dinyalakan lewat lilin-lilin para petugas tadi. Lampu-lampu gereja dapat mulai dinyalakan. Setelah itu Lilin Paskah ditempatkan pada tempatnya dan didupai. Lilin Paskah yang memimpin perarakan itu melambangkan tiap api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di waktu malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu.
b. Madah Pujian Paskah dinyanyikan oleh diakon, Imam, atau jika mereka tidak bisa menyanyi boleh diganti oleh seorang awam yang bisa menyanyi dengan baik dan indah. Madah ini mau mengungkapkan seluruh Misteri Paskah dalam konteks sejarah keselamatan.
c. Jumlah semua bacaan yang harus dibacakan adalah 9 (sembilan). Namun jika ada alasan pastoral, tidaklah harus semuanya dibacakan. Minimal 3 (tiga) bacaan dari KS Perjanjian Lama (tak boleh dihilangkan: dari Kitab Taurat, Para Nabi, dan Keluaran 14) dan 2 (dua) bacaan dari KS Perjanjian Baru (Epistula dan Injil). Bacaan-bacaan itu melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan. Misteri Paskah Kristus dipaparkan mulai dari Musa, para Nabi, hingga Kristus sendiri dan kesaksian para rasul-Nya. Diharapkan dengan mendengarkan, jemaat dapat merenungkan semua itu dan ikut menanggapinya lewat nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan, saat-saat hening dan doa-doa Imam.
d. Madah Kemuliaan dan Doa Pembuka diadakan setelah Bacaan-bacaan dari KS Perjanjian Lama. Lonceng-lonceng gereja boleh dinyanyikan selama Madah Kemuliaan, asal tidak mengganggu keindahan nyanyian itu sendiri (tergantung kebiasaan setempat).
e. Alleluia Agung dinyanyikan 3 (tiga) kali oleh Imam. Biasanya setiap Alleluia mendapat nada berbeda dan menaik. Setiap kali umat mengikutinya.
f. Pemberkatan Air Baptis dapat dilakukan Imam Selebran dengan cara mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu, atau hanya dengan menyentuh air dengan tangan kanan, masing-masing diiiring doa.
g. Pada waktu Pembaruan Janji Baptis, jemaat kembali menyalakan lilin-lilin mereka dari api Lilin Paskah. Lilin-lilin itu dimatikan lagi setelah Percikan, atau setelah Pengakuan Iman, jika ada yang akan dibaptis pada malam itu.
h. Pembaptisan dapat dilakukan di depan altar atau di tempat bejana. Para calon baptis didampingi emban baptisnya. Emban baptislah yang akan mengenakan pakaian/kain putih dan lilin baptis kepada baptisan baru (neofit) yang diberikan oleh Imam.
i. Perayaan Sakramen Krisma idealnya langsung diberikan untuk baptisan dewasa. Kalau demikian, maka si baptisan-baru akan mengalami Sakramen Inisiasi yang lengkap, karena setelah ini akan untuk pertama kalinya mengambil bagian secara penuh dalam Liturgi Ekaristi sebagai anggota Gereja yang baru.
j. Berkat meriah dengan �Alleluia� panjang.

Bagi yang berminat untuk mendalami lebih jauh seluk-beluk perayaan liturgis Pekan Suci dan Trihari Paskah kami anjurkan menimba sendiri dari beberapa buku berikut ini, yang juga telah kami acu untuk tulisan ini.
1. CONGREGATIO PRO CULTO DIVINO. Missale Romanum. Vatican: Typis Polyglottis Vaticanis, 1970.
2. ___________. Circular Letter Concerning the Preparation of the Easter Feasts. Roma, 16 Januari 1988.
3. GANTOY, Robert dan SWAELES, Romain (eds). Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 2: Lent. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
4. ___________. Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 3: Easter Triduum-Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
5. HUCK, Gabe. The Three Days: Parish Prayer in the Paschal Triduum. Chicago: Liturgy Training Publications, 1992.
6. KOMLIT KWI. Bina Liturgia 2E: Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi. Jakarta: PD Penerbit Obor, 1988.
7. KOMLIT REGIO JAWA-BALI-LAMPUNG. Pedoman Lingkaran Paskah. Keuskupan Malang, 1999.
8. NOCENT, Adrian. The Liturgical Year II: Lent and Holy Week. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
9. ___________. The Liturgical Year III: The Paschal Triduum, The Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
10. http://liturgikita.blogspot.com/2010/02/perayaan-perayaan-liturgis-selama-pekan.html

Friday, March 29, 2013

JUMAT AGUNG : Perayaan Pengenangan Sengsara dan Wafat Tuhan


1. Makna:
a. Hari Jumat Agung:
Hari ini ditetapkan sebagai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagai hari puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah. Puasa Paskah dibedakan dengan hari-hari puasa Prapaskah (40 hari). Puasa Paskah sudah dimulai sejak Kamis malam, hingga menjelang Sabtu Malam Paskah. Pada saat itu Sang Pengantin Pria sudah meninggalkan Gereja, maka kita pun berpuasa.
b. Perayaaan atau Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan:
Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia.

2. Ketentuan liturgis:
a. Tidak ada perayaan Ekaristi, namun komuni kudus dibagikan kepada umat hanya dalam Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan (kecuali untuk orang-orang sakit/viatikum).
b. Perayaan dimulai pada jam 15.00, atau karena alasan pastoral boleh juga tidak lama setelah jam 12.00. Jangan sesudah jam 21.00.
c. Tatacara dan urutan Ibadat (Liturgi Sabda, Ritus Penghormatan Salib, Ritus Komuni) harus ditaati dengan setia dan tertib.
d. Warna liturgi: merah.
e. Semua bacaan (Pertama dan Kedua) harus dibacakan. Mazmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil dinyanyikan. Pewartaan Injil tentang Kisah Sengsara (Yohanes) dinyanyikan atau dibacakan oleh (para) diakon atau petugas yang layak. Sesudahnya Imam Selebran memberi homili, lalu hening sejenak.
f. Dilarang merayakan sakramen apa pun pada hari ini, kecuali sakramen rekonsiliasi dan pengurapan orang sakit. Upacara pemakaman pun harus dilaksanakan tanpa nyanyian, musik, atau bunyi lonceng.
g. Sangat dianjurkan agar umat diajak ikut merayakan Ibadat Bacaan dan Ibadat Pagi di gereja.
h. Hanya satu salib boleh dipergunakan untuk penghormatan itu, agar salib itu sungguh-sungguh mendukung simbolisasi ritualnya. Penghormatan pribadi dapat dilakukan secara bersama-sama.
i. Setelah Ibadat selesai altar dikosongkan kembali. Salib yang dihormati tadi tetap di tempatnya dengan didampingi empat lilin. Boleh juga dipindahkan ke tempat khusus di dalam gereja yang dihiasi, agar umat dapat kembali menghormati dan berdoa/meditasi secara pribadi di hadapan salib itu.
j. Bentuk-bentuk devosi yang berkaitan dengan kesengsaraan Yesus dapat diadakan untuk mengisi waktu-waktu hening hingga Sabtu Suci siang. Misalnya: Ibadat Jalan salib, perarakan Salib (drama penyaliban), devosi tujuh sabda Yesus di salib, dsb. Devosi-devosi itu janganlah bertentangan dengan suasana liturgis masa itu. Devosi dimaksudkan untuk mengantar kepada kepenuhan liturgi.

3. Susunan liturgi:
- Ritus Pembuka: Perarakan hening, Penghormatan Altar, Doa
- Liturgi Sabda: Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Bacaan II, Bait Pengantar Injil, Pewartaan Injil: Kisah Sengsara, Doa Umat Meriah
- Ritus Penghormatan Salib Suci
- Ritus Komuni: Bapa Kami, Pemecahan Roti, Pembagian Komuni, Doa Sesudah Komuni
- Ritus Penutup: Berkat (Doa atas Umat), Perarakan hening

4. Bacaan:
a. Yesaya 52:13-53:12: Hamba yang disiksa karena dosa-dosa kita.
b. Ibrani 4:14-16; 5:7-9: Ketaatan Yesus demi keselamatan kita.
c. Yohanes 18:1-19:42: Kisah sengsara Tuhan.

5. Unsur khas:
a. Imam dan para petugas berarak memasuki ruang Ibadat tanpa iringan, tanpa nyanyian. Lalu mereka menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depannya (simbol pernyataan kefanaan manusia).
b. Pewartaan (proklamasi) Injil tentang Kisah Sengsara Tuhan hendaknya dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), yakni Yesus sendiri yang bersabda. Bukanlah suatu tafsiran dramatik kisah sengsara itu (kateketis), yang tidak menyimbolkan �Allah bersabda�. Jika dibawakan oleh para diakon atau awam, mereka meminta berkat dulu kepada Imam Selebran sebelum membawakan Kisah Sengsara.
c. Doa Umat Meriah dibawakan secara khusus, baik secara kuantitatif (ada 10 ujud panjang) maupun kualitatif (dibacakan dan dinyanyikan). Ujud-ujud doa itu adalah untuk Gereja, Paus, para klerus dan awam, para calon baptis, kesatuan umat kristiani, bangsa Yahudi, mereka yang tidak percaya akan Kristus, yang tidak percaya akan Allah, semua pegawai umum, dan untuk mereka yang berkekurangan. Jika dirasa perlu, uskup dapat mengijinkan untuk menambahkan ujud khusus yang menyangkut kepentingan umat.
d. Penghormatan Salib Suci merupakan puncak liturgi hari ini. Perayaan dipimpin oleh Imam Selebran dengan tiga seruan: �Lihatlah kayu salib�.� dan membuka selubung satu per satu (dari tiga tali ikatan). Penghormatan dilaksanakan juga secara pribadi oleh umat, setelah Imam dan para petugas melakukannya. Dapat satu per satu atau serentak bersamaan jika banyak umat hadir (jadi, tidak harus memperbanyak jumlah salib untuk dihormati!). Selama ritus ini lagu-lagu bertema kesengsaraan dapat dinyanyikan.
e. Ritus Komuni diawali dengan mempersiapkan altar dan meletakkan sibori-sibori berisi Tubuh Kristus dan diakhiri dengan Doa yang dilanjutkan dengan doa untuk umat (Ritus Penutup).
f. Ritus Penutup: Imam menutup perayaan ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas jemaat (= Berkat, tapi bukan dengan tanda salib besar). Lalu dilanjutkan dengan perarakan keluar dalam keheningan atau membiarkan tetap dalam suasana �merenung dan berdoa�, berjaga-jaga lagi hingga malam!

Bagi yang berminat untuk mendalami lebih jauh seluk-beluk perayaan liturgis Pekan Suci dan Trihari Paskah kami anjurkan menimba sendiri dari beberapa buku berikut ini, yang juga telah kami acu untuk tulisan ini.

1. CONGREGATIO PRO CULTO DIVINO. Missale Romanum. Vatican: Typis Polyglottis Vaticanis, 1970.
2. ___________. Circular Letter Concerning the Preparation of the Easter Feasts. Roma, 16 Januari 1988.
3. GANTOY, Robert dan SWAELES, Romain (eds). Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 2: Lent. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
4. ___________. Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 3: Easter Triduum-Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
5. HUCK, Gabe. The Three Days: Parish Prayer in the Paschal Triduum. Chicago: Liturgy Training Publications, 1992.
6. KOMLIT KWI. Bina Liturgia 2E: Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi. Jakarta: PD Penerbit Obor, 1988.
7. KOMLIT REGIO JAWA-BALI-LAMPUNG. Pedoman Lingkaran Paskah. Keuskupan Malang, 1999.
8. NOCENT, Adrian. The Liturgical Year II: Lent and Holy Week. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
9. ___________. The Liturgical Year III: The Paschal Triduum, The Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
10. http://liturgikita.blogspot.com/2010/02/perayaan-perayaan-liturgis-selama-pekan.html

Wednesday, March 27, 2013

Misa Krisma dan Minyak Suci

oleh: P. William P.Saunders *

Dari warta paroki saya tahu bahwa pada pagi hari Kamis Putih tidak ada Misa biasa, hanya ada Misa Krisma. Mohon penjelasan mengenai Misa ini.
~ seorang pembaca
Pada pagi hari Kamis Putih, uskup bersama dengan para imam dalam keuskupannya, berkumpul di katedral untuk merayakan Misa Krisma. Misa ini menunjukkan persatuan antara para imam dengan uskup mereka. Dalam Misa Krisma, uskup memberkati tiga macam minyak - minyak katekumen (oleum catechumenorum atau oleum sanctorum), minyak orang sakit (oleum infirmorum) dan minyak krisma (sacrum chrisma) - yang nantinya dipergunakan dalam pelayanan sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupan sepanjang tahun itu. Tradisi ini berasal dari Gereja Perdana seperti dicatat dalam Sakramentarium Gelasius (dinamakan seturut Paus Gelasius I, wafat tahun 496), tetapi kemudian dimasukkan ke dalam Misa sore Kamis Putih; Paus Pius XII menerbitkan suatu Rangkaian Ibadat yang baru untuk Pekan Suci, di mana ditetapkan kembali suatu perayaan Misa Krisma khusus yang membedakannya dari Misa sore.

Sepanjang Kitab Suci, terdapat berbagai referensi yang menyatakan pentingnya minyak zaitun dalam kehidupan sehari-hari. Minyak dipergunakan untuk memasak, teristimewa dalam membuat roti, yakni bahan makanan pokok (mis Bil 11:7-9); sebagai bahan bakar pelita (mis Mat 25:1-9); dan sebagai unsur penyembuh dalam pengobatan (mis Yes 1:6 dan Luk 10:34). Di samping itu, kaum Yahudi mengurapi kepala tamu mereka dengan minyak sebagai ucapan selamat datang (mis Luk 7:46), memperelok penampilan seseorang (mis Rut 3:3) dan memburat jenazah sebelum dimakamkan (mis Mrk 16:1). Dalam praktek keagamaan, bangsa Yahudi juga mempergunakan minyak untuk mempersembahkan kurban (mis Kel 29:40); mempersembahkan suatu tugu peringatan demi menghormati Tuhan (mis Kej 28:18); dan untuk menguduskan kemah pertemuan, tabut perjanjian, meja, kandil, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan (mis Kel 30:26-29). Penggunaan minyak jelas merupakan bagian dari hidup masyarakat sehari-hari.

Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5 kita dapati, �Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,� menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; dan Mazmur 45:8, �Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu,� menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya. Lagipula, �diurapi� oleh Tuhan menyatakan bahwa seorang menerima suatu panggilan khusus dari Tuhan dan kuasa Roh Kudus untuk menunaikan panggilan itu. Yesus, dengan menggemakan kata-kata Yesaya, bersabda, �Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku� (Luk 4:18). St Paulus menegaskan point ini, �Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita� (2Kor 1:21). Sebab itu, simbolisme minyak adalah berlimpah pengudusan, penyembuhan, pemberian kekuatan, tanda perkenanan, dedikasi, penyerahan diri dan kurban.

Berdasarkan warisan ini, Gereja perdana mengadaptasi penggunaan minyak zaitun dalam ritual sakramentalnya. Minyak Katekumen dipergunakan sehubungan dengan Sakramen Baptis. St Hipolitus dalam Tradisi Apostoliknya (215) menulis mengenai suatu �minyak eksorsisme� yang dipergunakan untuk mengurapi para calon baptis menjelang pembaptisan. Praktek ini masih terus dilakukan. Dalam liturgi baptis yang sekarang, imam mendaraskan doa pembebasan dan lalu, dengan minyak katekumen mengurapi orang yang akan dibaptis pada dadanya, seraya mengatakan, �Kami mengurapi engkau dengan minyak keselamatan dalam nama Kristus Juruselamat kita; kiranya Ia menguatkan engkau dengan kuasa-Nya, Ia yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya.� Pengurapan dengan minyak katekumen sesudah doa pembebasan juga dapat dilakukan sepanjang masa katekumenat di salah satu atau beberapa kesempatan. Dalam kedua peristiwa tersebut, pengurapan ini melambangkan kebutuhan manusia akan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk mematahkan belenggu masa lampau dan mengatasi perlawanan dari yang jahat agar ia dapat mengaku imannya, datang pada pembaptisan dan hidup sebagai anak Allah.

Minyak orang sakit dipergunakan dalam Sakramen Pengurapan Orang Sakit (dulu dikenal sebagai Sakramen Terakhir). St Yakobus menulis, �Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para panatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni� (Yak 5:14-15). Dalam Tradisi Apostolik oleh St Hipolitus, dicatat satu dari rumusan-rumusan tertua untuk memberkati minyak orang sakit. Juga, pada masa Gereja awali, seorang imam (atau beberapa imam) akan memberkati minyak ini pada saat minyak hendak dipergunakan, suatu tradisi yang masih dilestarikan dalam Gereja-gereja Timur. Tetapi, dalam Ritus Latin, setidak-tidaknya sejak Abad Pertengahan, para imam menggunakan minyak yang telah diberkati uskup; sebagai contoh, St Bonifasius pada tahun 730 menginstruksikan kepada semua imam di wilayah Jerman untuk hanya menggunakan minyak orang sakit yang telah diberkati uskup. Sekarang, imam mengurapi dahi orang yang sakit seraya mengatakan, �Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus,� dan lalu imam mengurapi kedua tangan si sakit seraya berkata, �Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan membangunkan Saudara di dalam rahmat-Nya.� Bagian tubuh yang lain dapat juga diurapi jika tidak mungkin mengurapi tangan atau jika terdapat suatu kebutuhan khusus lainnya.

Terakhir, minyak krisma merupakan campuran minyak zaitun dan balsam, suatu damar aromatik. Minyak ini berhubungan dengan pengudusan orang. Pada masa Perjanjian Lama, para imam, para nabi dan para raja bangsa Yahudi diurapi. Minyak ini dipergunakan dalam Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan dan Sakramen Tahbisan Suci sebab ketiga sakramen ini menerakan suatu tanda sakramental yang tak terhapuskan. Pemberkatan minyak krisma berbeda dari minyak-minyak lainnya: Uskup menghembus di atas bejana krisma, suatu gerakan yang melambangkan baik Roh Kudus yang turun ke atas minyak yang dikuduskan ini, dan melambangkan kodrat pemberian diri dan pengudusan dari sakramen untuk mana minyak dipergunakan. (Ingat bagaimana Tuhan kita �menghembusi� para rasul pada malam Paskah seraya mengatakan, �Terimalah Roh Kudus� (Yoh 20:22). Para konselebran dalam Misa Krisma juga mengulurkan tangan kanan mereka ke arah minyak krisma sementara uskup mendaraskan doa pengudusan, melambangkan bahwa dalam persatuan dengan uskup, mereka �ikut menyandang kewibawaan Kristus Sendiri, untuk membangun, menguduskan dan membimbing Tubuh-Nya,� yakni Gereja (Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, No 2).

Mengenai pembaptisan, St Hipolitus dalam Tradisi Apostolik berbicara mengenai suatu pengurapan sesudah baptis dengan �minyak syukur�. Serupa itu, segera sesudah pembaptisan dalam ritus yang sekarang, imam mengurapi orang yang dibaptis dengan krisma pada puncak kepalanya, seraya mengatakan, �Saudara terkasih, Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, telah melahirkan Saudara kembali dari air dan Roh Kudus dan mengampuni semua dosa Saudara. Saudara sudah diangkat menjadi anak-Nya dan dipersatukan dengan umat-Nya. Sekarang Saudara diurapi dengan Minyak krisma, seperti Kristus diurapi oleh Roh Kudus menjadi imam, nabi dan raja. Semoga Allah berkenan melindungi Saudara, agar Saudara menjadi anggota umat-Nya yang setia, sampai masuk kehidupan yang kekal. Amin.�

Dalam Sakramen Penguatan, uskup mengurapi dahi calon dengan krisma, seraya berkata, �Semoga dimeterai oleh anugerah Allah Roh Kudus.�

Minyak Krisma juga dipergunakan dalam Sakramen Tahbisan Suci. Dalam ritus tahbisan imamat, uskup mengurapi kedua telapak tangan dari masing-masing imam baru dengan krisma. Dalam ritus tahbisan episkopat, uskup yang menahbiskan mengurapi kepala uskup baru.

Terakhir, Minyak Krisma dipergunakan dalam upacara pemberkatan sebuah gereja. Di sini, uskup mengurapi altar, menuangkan minyak krisma di tengah altar dan di masing-masing dari keempat sudutnya. Disarankan agar uskup mengurapi keseluruhan altar. Setelah mengurapi altar, uskup mengurapi dinding-dinding gereja di duabelas atau empat tempat yang ditandai dengan salib.

Sementara Bapa Uskup memberkati ketiga minyak suci ini pada Misa Krisma, hati kita tertuju kepada Tuhan kita yang murah hati, yang menganugerahkan cinta dan belas kasih-Nya yang tak terhingga kepada kita melalui sakramen-sakramen ini. Marilah kita juga berdoa bagi uskup kita dan bagi para imam yang adalah para pelayan sakramen-sakramen di paroki agar mereka senanitasa menjadi abdi-abdi Allah yang bersahaja dan murah hati.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : �Straight Answers: The Chrism Mass and Holy Oils� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Gereja Katolik Tambora Disegel Massa


Gereja Katolik di Kampung Duri Tambora, Jakarta Barat tiba-tiba disegel oleh sejumlah warga yang mengatasnamakan dirinya dengan nama Forum Mesjid dan Mushola Duri Selatan.

Pemblokiran dilakukan lantaran massa menganggap kegiatan peribadatan jemaat tersebut telah melanggar ketentuan peraturan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Namun, tak jelas pasal dan peraturan apa yang dianggap melanggar.

Aksi pemblokiran ini adalah aksi lanjutan setelah aksi unjuk rasa tanggal 15 Februari 2013 lalu. Perwakilan pengunjuk rasa menyampaikan sejumlah tuntutan. Berikut tuntutan dari massa pengunjuk rasa yang diterima oleh Romo Widyo :
1. Tidak boleh ada pembangunan
2. Tidak boleh mengajukan perubahan peruntukan.
3. Pemerintah tingkat manapun tidak boleh memberikan izin bila pihak pemohon mengajukan lagi
4. Pemerintah agar memberi pengarahan kepada pemohon untuk jangan pernah lagi mengajukan permohonan

Adanya informasi melalui pesan berantai yang menyatakan "Gereja di Tambora Mau Diserang" oleh kelompok radikal yang menamakan diri Forum Mesjid dan Mushola Duri Selatan ke Gereja Katolik Damai Kristus di Duri Selatan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.


Monday, March 25, 2013

Paus Francis Terpilih, Awan Malaikat Muncul di Florida

Awan ini menjadi heboh karena muncul satu jam setelah Vatikan mengumumkan Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi Paus Fransiskus.

TEMPO.CO, Florida - Sebuah awan berwarna jingga muncul di langit Florida Royal Beach, Amerika Serikat, beberapa jam setelah Jorge Mario Bergoglio muncul di muka publik Vatikan. Awan itu menjadi perhatian penduduk Florida karena bentuknya yang tak biasa, mirip dengan melaikat bersayap yang tengah meluncur ke atas langit.

Penampakan awan mirip malaikat itu diabadikan channel berita WPTV yang langsung mengunggahnya ke laman Facebook mereka. Dalam sekejap, berita itu telah menjalar ke pelbagai belahan dunia, seperti virus. (Lihat Foto Awan Berbentuk Malaikat Tampak Setelah Paus Baru Terpilih)

"Banyak orang yang menganggap penampakan itu sebagai wujud syukur atas terpilihnya Bergoglio," tulis Huffington Post, Kamis, 14 Maret 2013.

Sebelumnya juga pernah terjadi pemandangan yang unik, ketika Paus Benediktus XVI memutuskan untuk mundur dari jabatannya, cuaca di Vatikan yang tadinya cerah menjadi mendung dan tiba-tiba petir menyambar kubah St. Peter Basilika. Kini setelah Paus Fransiskus resmi terpilih, terlihat awan berwarna merah muda menyerupai malaikat, tampak di langit Florida, negara bagian yang terletak di sebelah tenggara AS.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/03/15/117467221/Awan-Malaikat-Wujud-Syukur-Bergoglio-Jadi-Paus

Kejadian sebelumnya, Petir menyambar Vatikan usai Paus Benediktus XVI nyatakan mundur
 

Misa Krisma: Uskup Berkati Tiga Minyak dan Terima Para Imam Perbaharui Janji Imamatnya

SETIAP Rabu petang atau Kamis pagi menjelang Kamis Putih, di banyak keuskupan di Indonesia selalu diselenggarakan apa yang disebut �Misa Krisma�.

Tentu bukan pada hari itu, Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan diberikan Uskup kepada umat katolik. Misa Krisma adalah ekaristi khusus dimana Uskup memberkati tiga jenis minyak.

Ketiga minyak itu adalah
(1) Minyak Katekumen (oleum catecumenorum) untuk memberkati mereka yang ingin menjadi katolik (para katekumen);
(2) Minyak Krisma (sacrum chrisma) yang merupakan minyak dengan campuran balsam dan jenis minyak ini digunakan untuk memberkati para baptisan, tahbisan diakonat, tahbisan imamat, tahbisan uskup, dan sakramen krisma;
(3) Minyak Orang Sakit (oleum infirmorum) yang biasa dipakai imam untuk memberkati mereka yang ada dalam kondisi sakit serius atau menjelang ajal atau mereka yang sudah berusia lanjut.

Tanda kesetiaan para imam kepada Uskup

Dalam setiap Misa Krisma selalu disinggung tentang kolegialitas para uskup. Meski istilah �kolegialitas� ini lebih melekat pada jabatan uskup, namun karena para imam sejatinya adalah para �pembantu� uskup dalam hal pengajaran iman katolik, maka istilah itu pun juga menjadi relevan untuk jabatan imamat.

Ekaristi atau misa menjadi sumber darimana kolegialitas para imam kepada Uskup dibangun dan pelihara secara berkesinambungan. Pada Misa Krisma inilah, kolegialitas para imam kepada Uskup diungkapkan dan diperbaharui. Terutama para imam diminta memperbaharui janji imamat mereka di hadapan uskup.

Yang penting tentu janji setiap imam di hadapan Uskup bahwa sebagai gembala rohani Gereja, para imam harus selalu setia, loyal, bertangungjawab atas hidup panggilan rohaninya sebagai imam yang tak lain adalah pembantu uskup.

Tradisi lama

Dari berbagai sumber bisa dikatakan, Misa Krisma merupakan tradisi liturgi Gereja sejak lama. Semula �sesuai dokumen Sacramentarium Gelasius�Misa Krisma selalu diselenggarakan bersamaan dengan Misa Kamis Putih pada petang hari. Namun belakangan, oleh Paus Pius XII tradisi misa petang hari itu dimajukan menjadi pagi atau sore pada hari sebelum Kamis Putih.

Mengapa harus ada minyak?

Minyak (zaitun) dalam tradisi Kitab Suci memiliki peran sangat penting dalam kehidupan umat Yahudi dalam keseharian mereka. Minyak dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti masak, membuat roti, bahan bakar untuk menyalakan pelita, minyak penyembuh, mengurapi para tamu sebagai bentuk ucapan selamat datang, mengurapi jenazah sebelum dimakamkan atau bahkan memperoleh penampilan.

Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5 kita dapati, �Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,� menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; dan Mazmur 45:8, �Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu,� menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya.

Berdasarkan warisan ini, Gereja Perdana mengadaptasi penggunaan minyak zaitun dalam ritual sakramentalnya. Minyak katekumen dipergunakan sehubungan dengan Sakramen Baptis. Dalam liturgi baptis yang sekarang, imam mendaraskan doa pembebasan dan lalu, dengan minyak katekumen mengurapi orang yang akan dibaptis pada dadanya, seraya mengatakan, �Kami mengurapi engkau dengan minyak keselamatan dalam nama Kristus Juruselamat kita; kiranya Ia menguatkan engkau dengan kuasaNya, Ia yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya.�

Pengurapan dengan minyak katekumen sesudah doa pembebasan juga dapat dilakukan sepanjang masa katekumenat di salah satu atau beberapa kesempatan. Dalam kedua peristiwa tersebut, pengurapan ini melambangkan kebutuhan manusia akan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk mematahkan belenggu masa lampau dan mengatasi perlawanan dari yang jahat agar ia dapat mengaku imannya, datang pada pembaptisan dan hidup sebagai anak Allah.

Sumber:
http://www.sesawi.net/2012/04/01/misa-krisma-berkati-tiga-minyak-para-imam-perbaharui-janji-imamatnya-pada-uskup/

Saturday, March 23, 2013

Menuntut Keadilan, Puluhan Mahasiswa Katolik Malang Protes Pemerintahan SBY

Aksi Jalan Salib dari aktivis PMKRI Kota Malang, Jawa Timur, sebagai protes terhadap pemerintahan SBY-Boediono yang dinilai tidak memihak pada rakyat kecil.Jumat (22/03/2013)

MALANG, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Malang bersama aktivisi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Pasuruan, Jawa Timur menggelar aksi jalan salib memprotes pemerintahan SBY-Boediono yang dinilai kebijakannya tidak memihak rakyat kecil.

Aksi tersebut digelar di depan Balaikota Malang, Jumat (22/03/2013) dengan menggelar teatrikal prosesi jalan salib.

"Teatrikal prosesi jalan salib ini bentuk kecaman ketidakadilan yang dilakukan pemerintahan SBY-Boediono. Rakyat kecil yang menjadi korbannya," kata Ketua PMKRI Kota Malang, Matheus Naour, ditemui di sela-sela aksi.

Saat ini, jelas Matheus, masyarakat sudah sadar bahwa toleransi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

"Seharusnya pemerintah mendukung mediasi jika ada persoalan. Aksi ini didukung teman-teman aktivis PMII dari Pasuruan. Ini bukti toleransi luar biasa. Kedamaian yang patut dicontoh," katanya.

Soal teatrikal katanya, sebagai simbol protes ketidakadilan yang dilakukan pemerintahan SBY-Boediono saat ini.

"Kami membawa salib dalam aksi ini. Karena ketidak adilan sudah terjadi dimana-mana. Ini semua rezim SBY-Boediono," tegas Matheus.

Lebih lanjut Matheus mengatakan bahwa tuntutan aksi tersebut, mendesak kebijakan pemerintah harus lebih berorientasi pada kepentingan masyarakat kecil. Tegakkan keadilan hukum di Indonesia, wujudkan sistem hukum yang berkeadilan dan merata bagi setiap lapisan masyarakat.

"Segera menjatuhkan vonis pada koruptor sesuai berat- kesalahannya. Jangan biarkan koruptor berkeliaran di Indonesia. Harus junjung tinggi kehidupan berbangga sesuai dengan landasan pancasila dan amanat UU 1945. Serta tingkatkan solidaritas dan toleransi antar umat beragama," katanya.

Sementara itu, Makhfud Syawaludin, Ketua Komisariat PMII Universitas Universitas Yudharta Pasuruan menjelaskan, pihaknya sangat mendukung aksi dari aktivis PMKRI Kota Malang.

"Sudah seharusnya menentang ketidakadilan, penindasan korupsi di Indonesia. Pemerintahan SBY-Boediono saat ini tidak berpihak pada rakyat kecil," tegasnya.
 

Thursday, March 21, 2013

Makna Liturgis dan Akar Tradisi Kamis Putih

Makna Liturgi
* Bagian dari Triduum sacrum. �Perayaan kenangan� Perjamuan Malam Terakhir.
* Saat Kristus menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat.
* Saat ajaran cinta kasih ditegaskan kembali sebagai wasiat agung �-> suatu mandatum.
* Allah mencuci kaki manusia; Allah mengilahikan manusia; Allah yang menghampakan diri.

Dirayakan petang hari
* Hanya satu kali Misa saja. Dengan alasan yang masuk akal dan ijin uskup bisa dilaksanakan malam hari atau pagi hari.
* Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang tebut dari metal) tidak lagi dibunyikan sampai paskah.
* Homili harus mengenai misteri Ekaristi dan mengenai hakekat Imamat dan ajaran cinta kasih.
* Pencucian kaki 12 rasul.
* Ada prosesi Sakramen Maha Kudus dalam sibori (boleh juga dengan monstran).
* Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai tengah malam saja.
* Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus baru mati besoknya. Tuguran bermakna doa dan berjaga bersama Yesus di Bukit Zaitun.
* Altar dikosongkan. Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada disekitar patung itu dimatikan.

Akar Tradisi
* Tradisi mencuci kaki berawal dari tradisi di Gereja Barat abad ke-4, kecuali di Roma, praktek mencuci kaki dilakukan pada ritus pembaptisan. Kemudian lenyap. Muncul kembali di biara-biara sebagai bentuk saling melayani dan saling mengabdi dan demi persaudaraan dalam komunitas.
* Tahun 694 Konsili Toledo mewajibkan praktek cuci kaki ini di seluruh Gereja Spanyol. Uskup dan imam harus melakukannya seperti Yesus Kristus melakukannya. (Ingat Uskup dan imam pada waktu itu adalah pribadi-pribadi yang �untouchable�.) Sejak abad ke-12 Gereja Roma mulai memberlakukannya. Misale Pius V tahun 1570 menemptakan ritus cuci kaki ini pada akhir misa.
* Tahun 1955 aturan Pekan Suci menempatkannya setelah Injil dan homili. Ritus ini hanya wajib dilakukn di Katedral-katedral saja. Missale 1970 meneruskan praktek tersebut, bahkan diberlakukan untuk setiap gereja paroki.

Sumber :
http://liturgiekaristi.wordpress.com/category/b-pra-paskah-dan-pekan-suci/3-kamis-putih/

Wednesday, March 20, 2013

Lambang Penuh Makna dalam Malam Paskah

Pada Malam Paskah, Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Inilah suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel berjaga di malam saat Tuhan yang akan lewat dan menghukum bangsa Mesir atau berjaga-jaga di pinggir laut merah untuk menantikan Tuhan membelah Laut Merah agar mereka dapat melewati dasar laut dan memperoleh kebebasan dari perbudakan Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas dosa dan kematian.

Pada Malam Paskah, kita menantikan dan menyongsong Yesus Kristus yang akan beralih dari kematian menuju kepada hidup. KematianNya telah menghancurkan dosa dan maut, dan kebangkitanNya memperbaharui kehidupan.

Malam Paska secara rohani, merupakan malam paling indah dari segala malam selama sepanjang tahun. Pada malam ini seluruh aspek kekristenan kita mendapat makna dan sumbernya. Tidak ada perayaan dalam Gereja yang lebih agung dari perayaan malam Paska. Inilah malam paling terberkati dan karenanya Gereja menetapkan malam ini adalah malam yang paling penuh rahmat bila hendak mengadakan penerimaan Sakramen Pembaptisan suci.

Perayaan malam paskah dipenuhi dengan simbol-simbol/lambang-lambang yang menggambarkan karya keselamatan Allah atas hidup manusia. Perayaan Agung Malam Paska, terdiri dari 4 bagian yang cukup panjang, yang secara keseluruhan hendak menggambarkan �perjalanan� karya keselamatan Allah atas diri manusia, yaitu :

1. Liturgi Cahaya (Lucernarium) :
menggambarkan kegelapan kematian dan keputusasaan atas hidup manusia yang selalu berakhir pada kegelapan kematian, hingga datanglah Kristus yang dengan terang kebangkitanNya, telah menghancurkan kuasa kegelapan maut itu dan memperbaharui kehidupan manusia. Liturgi cahaya hendak mengingatkan, bahwa kebangkitan dicapai melalui sengsara dan wafat. Artinya, kesuksesan setiap murid Kristus semestinya dicapai melalui perjuangan dan penderitaan.

2. Liturgi Sabda :
terdiri dari 9 bacaan, 9 kidung serta 9 doa, hendak menggambarkan rencana karya keselamatan Allah dari sejak manusia pertama diciptakan, hingga terpenuhi secara paripurna dalam Pengorbanan dan Kebangkitan Yesus Kristus.

3. Liturgi Pembaptisan :
melambangkan pembaharuan atas hidup manusia yang percaya kepada Yesus, Sang Juru Selamat, ialah bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya, telah turut disalibkan dan mati dan dikuburkan bersama Dia dan kini turut dibaharui hidupnya dalam Pembaptisan.

4. Liturgi Ekaristi :
menggambarkan persatuan erat dan mesra Allah dan manusia. Manusia yang berdosa karena jasa Yesus Kristus, telah boleh turut serta dalam perjamuan anak domba sejati yang mulia bersama Allah.

Keempat liturgi dalam Perayaan Malam Paskah itu dijabarkan lambang-lambang sebagai berikut :

Kegelapan dan Keheningan :
Perayaan malam Paskah haruslah dimulai setelah matahari terbenam. Perayaan dimulai dengan menghadirkan kegelapan (mematikan seluruh lampu dalam gereja) dan keheningan (tanpa nyanyian atau iringan musik tertentu). Ini hendak melambangkan suasana kubur Yesus yang gelap, juga hendak menggambarkan kuasa maut yang mencengkeram semua manusia seakan-akan tiada lagi harapan. Pun pula hendak menggambarkan kegelapan batin kita dahulu sebelum kita mengenal Yesus, Sang Terang, yang telah membimbing kita pada seluruh kebenaran menuju terang sejati.

Api baru dan Lilin Paskah :
Api baru melambangkan adanya harapan baru (dalam kegelapan dan keputusasaan hidup manusia itu) dalam Yesus Kristus, dan Lilin Paskah melambangkan Kristus yang tidak dapat dikuasai kegelapan maut dan bahkan mengalahkan maut itu dengan kebangkitannNya. Ini mengingatkan pada tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di kegelapan malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu. Lilin Paskah lambang Kristus yang bangkit dengan jaya mengalahkan maut.

3 kali Nyanyian �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia� dan jawaban umat �Syukur kepada Allah�
merupakan pernyataan kita bahwa kebangkitan Kristus telah menjadi cahaya terang yang membawa harapan pada kehidupan setiap orang; dan kita menanggapinya dengan menyerukan syukur kita kepada Allah yang telah mengirimkan Sang Penyelamat yang demikian mengagumkan.

Penyalaan lilin kita dari api Lilin Paskah:
melambangkan hidup kita yang ikut diperbaharui oleh kebangkitan Yesus. Kegelapan dan keputusasaan hidup kita telah diterangi oleh Cahaya Kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan kuasa kematian. Demikian dalam hidup kita yang kadang-kadang menjadi gelap temaram oleh berbagai masalah, kita tidak akan pernah putus asa, melainkan selalu dapat berharap bahwa oleh kasih Tuhan dalam terang Kebangkitan Kristus, segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.

Madah Pujian Paskah (Exultate):
merupakan ungkapan kegembiraan, bahwa keselamatan yang dinantikan dan dirintis sejak perjanjian lama mendapat pemenuhannya dalam Yesus Kristus yang bangkit, yang menyinari hidup kita, laksana Bintang Timur yang tak pernah padam dan terbenam.

9 Bacaan Kitab Suci :
melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan mulai dari Kisah Penciptaan, Penyeberangan Laut Merah, Kisah para Nabi utusan Allah, hingga memuncak dalam diri Kristus sendiri serta kesaksian para rasul-Nya. Panjangnya sejarah keselamatan juga hendak menggambarkan panjangnya jalan panggilan dan perjuangan kita untuk mencari dan menemukan keselamatan. Sembilan bacaan selengkapnya adalah:

1. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
2. Kejadian 22:1-18: Ishak dikorbankan.
3. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
4. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
5. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
6. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
7. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
8. Roma 6:3-11: Mati dan Bangkit bersama Kristus
9. Injil: Kristus bangkit. Tahun A: Matius 28:1-10; Tahun B: Markus 16:1-8; Tahun C: Lukas 24:1-12

Litani Orang Kudus :
Seraya hendak memperbaharui hidup umat beriman (terutama mereka yang mau dibaptis pada malam Paskah), Gereja menyerukan nama dan memohon doa para kudus yang telah mulia abadi bersama Allah, sehingga dengan doa-doa para kudus itu, hidup sekalian umat beriman (terutama baptisan baru) benar-benar diubah dan menjadi serupa dengan Kristus sendiri.

Pemberkatan Air Baptis :
Pemberkatan Air Baptis dilakukan dengan mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu. Demikian hendak menggambarkan bahwa kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut itu telah turun ke dalam air baptis sehingga setiap orang yang dilahirkan dari air baptis akan memperoleh hidup yang baru: mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Pembaruan Janji Baptis dan Percikan Air Baptis :
melambangkan kita yang telah dipersatukan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Pada malam ini setiap murid Yesus akan memperbaharuhi komitmen kekristenannya dengan mengulangi janji baptis kita (ialah menyangkal diri dan mengakui iman). Dengan pemercikan air, kita disadarkan kembali akan tugas dan panggilan perutusan kita: menjadi terang di tengah masyarakat.

Liturgi Ekaristi.
Dalam bagian keempat upacara malam ini, setiap orang diundang dalam kegembiraan Paska, dalam perjamuan Tuhan. Ekaristi merupakan kekuatan, sekaligus tanda persatuan kita dengan Tuhan, sekaligus kesatuan kita satu dengan lainnya. Semoga dengan santapan pada malam Paska kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi lilin-lilin paska di tengah kehidupan dan kegelapan dosa di tengah masyarakat.

Berkat meriah dengan Alleluia panjang��.

Saatnya menyanyikan Haec Dies dengan gembira�..
SELAMAT PASKAH
Semoga Kebangkitan Kristus membangkitkan semangat kita pula
Untuk mulai berbagi kepada yang miskin dan menderita
Serta menjadi garam terang bagi sesama di sekitar kita.

BERKAH DALEM

Disarikan dari: http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/lambang-lambang-penuh-makna-dalam_23.html

Blusukan Ala Paus Fransiskus

Paus Fransiskus pilih naik Bus ketimbang Limosin

VATIKAN - "Francesco! Francesco!" anak-anak kecil yang tengah berjalan di perempatan dekat Gereja Santa Anna, Vatikan, berteriak melihat pria berbaju putih yang mendadak muncul. Orang-orang dewasa juga terperanjat, tak menyangka Paus Fransiskus, atau Francesco menurut pelafalan Italia, akan berada di tepi jalan raya.

Sebagian berebut menjabat tangan Fransiskus, bahkan sempat ada yang sampai memegang pundak pemimpin umat Katolik sedunia itu. Fransiskus juga mencium dan memberkati bayi serta mengobrol dengan anak-anak.

+ �Apa kamu anak yang baik?�

- �Ya!� kata seorang bocah sambil menganggukkan kepala.

+ �Kamu yakin?�

Blusukan Ala Paus Fransiskus

Ahad lalu itu, Paus Fransiskus baru saja selesai memimpin misa di Gereja Santa Anna. Biasanya pastor memang menyalami orang di dalam dan luar gereja setelah misa, tapi baru kali itu seorang paus melakukannya.

Setelah beberapa menit, Paus Fransiskus melihat arlojinya, lalu melirik pengawalnya. Setelah itu, Sri Paus bergegas masuk kompleks Vatikan karena harus memimpin misa massal di alun-alun Basilika Santo Petrus.

Sejak terpilih sebagai paus pada Rabu pekan lalu, Fransiskus berkali-kali bikin pengawalnya pontang-panting. Mereka harus ekstra-awas karena Paus tampil di tempat publik tanpa terencana.

Sebelumnya, Fransiskus juga bikin geger karena memilih ikut naik bus bersama para kardinal yang memilihnya. Padahal limusin khusus paus sudah terparkir.

Para kardinal bahkan kaget ketika bus terakhir tiba dan orang yang turun paling belakangan adalah Paus Fransiskus. Setelah itu, saat mengambil barang-barang di hotel tempatnya menginap sebelum konklaf, Fransiskus ngotot membayar tagihan memakai uangnya sendiri.

"Paus yang ini sangat membumi dan merakyat,� kata Emanuel Anatsui dari Inggris. "Dia pasti akan membuat banyak hal luar biasa buat gereja.�

Luwesnya sang paus juga terlihat saat ia berkhotbah. Fransiskus memilih tidak mengikuti pendahulunya dengan ceramah sekadar membacakan naskah yang sudah disiapkan.

Ahad lalu, misalnya, ia membahas soal memaafkan. Ia menceritakan telah membaca soal memaafkan dari buku bagus yang dikarang seorang kardinal senior dari Jerman.

�Eh, tapi ini bukan promosi buku kardinal saya, ya,� ujarnya. Kalimat seloroh yang tidak ada di naskah itu langsung disambut tawa membahana dari massa di alun-alun Santo Petrus.

Fransiskus juga tahu benar cara memikat publik Italia, yang sebelumnya menyokong kardinal setanah air buat memimpin Vatikan. Berbicara dalam bahasa Italia yang fasih, Paus menceritakan soal kota leluhurnya di Italia.

Khotbah pun ia tutup dengan ucapan "buon pranzo" atau �selamat makan siang.� Tanda bahwa ia paham betul tradisi makan siang keluarga di Italia setiap Minggu siang.


Paus Fransiskus, Bapa Orang Miskin

Monday, March 18, 2013

Ahok: Vatikan Negara Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia


Liputan6.com, Jakarta : Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima kedatangan Duta Besar Vatikan Antonio Guido Filipazzi. Pertemuan itu diakui hanya bentuk silaturahmi antara Dubes Vatikan dan Pemprov DKI, seperti yang dilakukan dubes-dubes lain sebelumnya.

"Biasalah dubes-dubes datang sekedar untuk silaturahim. Saya bilang, kami juga sama, perjuangkan kebebasan beragama. Semua sama," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (15/3/2013).

Apakah ada pembahasan kerja sama dalam kunjungan itu? "Hahaha. Mau kerja sama apa? Tidak ada. Tadi dikasih kenang-kenangan medali Paus, tapi cetakan lama, belum ada cetakan baru. Dikasih buku sejarah Paus keuskupan dari 1947. Kan Vatikan itu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia," jelas Ahok seraya tersenyum.

Sang Dubes Vatikan, tambah Ahok, juga mengundang makan siang bersama. Dirinya juga menyampaikan selamat atas terpilihnya Paus baru.

"Saya sempat bilang, selamat untuk Paus Fransiskus I. Dia bilang itu tidak pakai I. Kita becanda aja," ucap Ahok sambil tertawa ringan.

Sunday, March 17, 2013

MALAM PASKAH: Simbolisme Cahaya dan Lilin Paskah

Kristus dahulu dan sekarang,
awal dan akhir, alpha dan omega.
MilikNyalah segala masa dan segala abad,
kepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan
untuk selama-lamanya.

Pada Malam Paskah ini ada suatu kebutuhan dari setiap kita yang merayakan Malam Vigili Paskah adalah lilin. Mungkin setiap kita sibuk mencari lilin. Toko-toko penjual lilin laris manis. Kelompok Mudika atau Legio Maria, Putra Altar dan Putri Sakristi pada sibuk menyiapkan lilin bagi umat beriman yang datang merayakan Hari raya Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Memang dalam tradisi Liturgi Gereja Katolik perayaan Malam Paskah diawali dengan upacara cahaya. Tuhan Yesus yang bangkit dari kuburNya merupakan cahaya yang menerangi kegelapan dan kekelaman dunia ; maut dan dosa dikalahkan, dunia dilimpahi kasih dan keselamatan Allah. Dunia bergema dengan sorak sorai : � Kristus Cahaya Dunia �, � Syukur Kepada Allah �.

Simbol Kebangkitan Kristus
Gereja dalam tradisi liturginya telah menggunakan Lilin sejak abad IV, terutama lilin putih besar yang dihiasi dengan goresan salib berwarna merah.
Lilin Paskah merupakan symbol cahaya Kristus yang bangkit. Hal ini terutama dalam kata-kata imam ketika menyalakan lilin Paskah dengan mengucapkan : � Semoga Cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalau kegelapan hati dan budi kita �. Ketika Lilin Paskah diarak masuk ke dalam gereja, Gereja dalam keadaan gelap, dan cahaya lilin Paskah ini mulai memberi terang dalam kegelapan. Memang, sesungguhnya terang kebangkitan Kristus memberi cahaya untuk menerangi kegelapan hidup kita, bahkan mencerahkan dan mengubah hidup yang suram.
Cahaya Lilin Paskah ini kemudian diedarkan ke tengah umat beriman dengan saling menyalakan lilin-lilinnya di tangan, sebagai simbol saling berbagi terang kebangkitan Kristus dan cinta kasih Allah yang menyelamatkan.

Tulisan atau goresan pada Lilin Paskah

Ketika upacara pemberkatan Lilin Paskah, imam mengoreskan tanda-tanda pada Lilin Paskah :

* Imam mengoreskan (menulis) tanda salib, dari atas ke bawah � kiri ke kanan; kemudian dia mengoreskan abjad yunani Alpha di bagian atas dan abjad Omega di bagian bawah, seraya mengucapkan : �Kristus dahulu dan sekarang; Awal dan Akhir � Alpha dan Omega�. Jadi ada tindakan yang disertai kata-kata ini menunjukkan bahwa Kristus adalah awal dan akhir dari segala sesuatu. Kita ingat dalam prolog Injil Yohanes, di situ dikatakan: �Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah� (Yoh 1, 1). Dan sungguh, Firman Allah itu adalah Yesus Kristus. Dan masih tetap menurut St. Yohanes dalam Kitab Wahyu, di situ dikatakan : � Ya, Aku datang segera!� Amin, datanglah, Tuhan Yesus! � (Why 22, 20), yang merupakan kalimat terakhir dari Alkitab, dan yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus kita nantikan kedatanganNya pada akhir jaman, sebagaimana kita ucapkan dalam credo atau pengakuan iman kita.

* Di ke empat sudut dari salib itu digoreskan angka tahun yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas waktu dan sejarah. � MilikNyalah segala masa dan segala abad. KepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan sepanjang segala masa. �

* Pada bagian tengah dan keempat ujung dari tanda salib itu, imam menancapkan biji-biji dupa sebagai tanda dari 5 luka-luka Yesus, seraya berkata : � Demi luka-lukaNya yang kudus dan mulia, semoga kitapun dilindungi dan dipelihara oleh Kristus Tuhan. Amin. �

Exultet
Setelah uapacara pemberkatan api baru, pemberkatan dan penyalaan Lilin Paskah, menyusul perarakan masuk ke dalam gereja dengan tiga kali aklamasi � Kristus Cahaya Dunia � � � Syukur kepada Allah �. Pada aklamasi kedua, lilin-lilin misdinar dinyalakan dari nyala Lilin Paskah ; dan pada aklamasi ketiga nyala Lilin Paskah diteruskan ke umat oleh misdinar dan umatpun saling berbagi nayala api Lilin Paskah Kristus. Kemudian menyusul Exultet atau Pujian Paskah, yang merupakan pemakluman Paskah Kristus secara meriah, sekaligus menyimpulkan bagian pertama perayaan Malam Paskah, perayaan cahaya Kristus yang bangkit jaya.

Cahaya Sejati adalah Tuhan
Istilah � terang � atau � cahaya � banyak terdapat dalam ayat-ayat Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, seperti dalam kisah penciptaan, pada saat dimana Allah menuntun umat pilihanNya dari perbudakan Mesir dalam terang tiang awan, juga ada dalam kitab mazmur, dsb.

Perjanjian Baru menjelaskan makna cahaya menunjuk kepada Yesus sebagai Terang Dunia.

* Pada kelahiran Yesus : � Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang � (Mat 4, 16).
* Pada saat Yesus dipersembahkan di Bait Allah : Simeon berseru bahwa Yesus adalah terang bagi bangsa-bangsa : � Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. � (Luk 2, 29 � 32).
* Pada peristiwa transfigurasi di Gunung Tabor : � Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. � (Mat 17, 2).
* Yesus disebut sebagai terang sejati: �Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.� (Yoh 1, 4-9).
* Yesus berkata bahwa Dia adalah terang yang sesungguhnya : �Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.� (Yoh 8, 12).
* Dan kita yang telah mengikuti Yesus menjadi terang dunia : �Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang.� (Mat 5, 14. 16).

Terang dalam Liturgi
Konon pada jaman Romawi kuno, para kaisar dikelilingi oleh orang yang membawa obor untuk menunjukkan kehadirannya di tengah rakyat. Kekristenan awal mengadopsi ide ini bukan untuk menunjukkan dan menghormati kaisar tetapi menunjukkan Raja segala raja, Raja alam semesta adalah Tuhan Yesus Kristus.
Dalam kumpulan catatan liturgi kuno ditemukan sebuah ungkapan ini : � Kita tidak perna merayakan Misa tanpa cahaya (lilin) ; hal ini bukan bukan untuk mengusir kegelapan tetapi untuk memuliakan Sang Cahaya sejati, yakni Kristus Yesus, Sakramen keselamatan yang hadir di altar, tanpa Dia, kita berada dalam kegelapan malam � (Bernold Konstanz dalam Micrologue, tahun 1085).

Fungsi Cahaya dalam Liturgi
Secara historis: untuk menunjukkan benda atau obyek yang bersangkutan :
* Altar dalam katakombe dan dalam Basilika pada awal kekristenan.
* Salib perarakan (dalam prosesi salib diapiti lilin bernyala)

Secara simbolik: menghormati tanda-tanda kehadiran Yesus Kristus, Terang Dunia, yang hadir dan tinggal di tengah-tengah umat beriman. Dengan demikian, cahaya lilin atau lampu menjadi tanda kehadiran Kristus dalam GerejaNya, yakni :
* Yesus hadir dalam roti dan anggur yang telah dikonsekrir.
* Altar yang menghadirkan pengorbanan diri Yesus Kristus di altar salib.
* Salib perarakan.
* Perarakan Evangeliarium (menjelang pembacaan Injil) dan saat bacaan Injil, karena Yesus adalah Sabda Allah.

Mengapa Menyalakan Lilin?
Lilin adalah simbol terang / cahaya. Dalam ritual keagamaan, lilin banyak digunakan untuk mengingatkan setiap orang akan cahaya ; dan cahaya itu merupakan sesuatu yang berguna untuk menerangi kegelapan dan sekaligus cahaya itu bisa menjadi hal yang riskan dan rapuh, maka perlu diberi perhatian terus menerus.
Selama nyala dari suatu lilin dapat diedarkan dan diperbanyak, ia dapat digunakan sebagai simbol memberi semangat, maka dari itu juga dalam iman cahaya itu adalah simbol iman.
Di tabernakel, lampu (lilin) merupakan simbol kehadiran Allah. Selain itu, ketika kita menyalakan lilin di gereja, atau di depan patung, atau di tempat-tempat ziarah ataupun di kuburan dari keluarga yang telah meninggal, cahaya lilin merupakan simbol doa.

Lilin Babtis dan Pembaharuan Janji Babtis
�Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.� (Efesus 5, 14) Selain air, lilin merupakan simbol terpenting dalam pembabtisan (inisiasi Kristen). Hal ini mengungkapkan bahwa Kristus adalah terang dunia, kini diterima oleh orang yang dibabtis dan hidup dalam cahaya Kristus. Bukan hanya itu, ia juga menjadi terang bagi sesama di sekitarnya, yang mungkin saja terkadang redup tertiup angin dan gelombang kehidupan, namun nyalanya tetap membara dan tak terpadamkan, karena sumbernya dari Kristus, Sang Terang sejati. Maka dengan nyala lilin di tangan yang diambil dari Lilin Paskah Kristus, kita membaharui janji-janji babtis untuk tetap hidup dalam Terang Kristus dan menjadi cahaya yang tak terpadamkan bagi sesama di sekitar kita.
Semoga,
Selamat Paskah, Tuhan memberkati !!

(sumber: http://www.liturgiekaristi.wordpress.com)

Friday, March 15, 2013

Makna Liturgis dan Akar Tradisi Minggu Palma

Makna liturgis
� Memperingati Sengsara Tuhan dan masuknya Yesus Kristus ke kota Yerusalem sebagai Mesias.
� Dua aspek liturgi sekaligus berpadu dalam satu perayaan yang merupakan karakter dasar misteri paskah; penderitaan dan kemuliaan.
-Per crucem ad lucem
-Per aspera ad astra
-Dalla stalla alla stella
-Pathei mathos
� Dimulai dengan karakter ritual yang penuh kegembiraan dan triumphalis Yesus sebagai Raja yang diungkapkan dengan prosesi meriah. Kemudian dilanjutkan dengan kisah sengsara-Nya. Jadi Minggu Palma merupakan paduan dari dua perasaan kegembiraan dan kesedihan.
� Prosesi hanya satu kali saja pada hari tersebut.
� Dalam prosesi imam mendahului umat.
� Ada dua macam prosesi: Prosesi meriah di dan dalam gereja; prosesi sederhana dilakukan dalam gereja.
� Kisah sengsara bisa dinyanyikan atau dibacakan, tetapi peran Kristus harus dipegang oleh imam saja.
� Harus ada homili.

Akar Tradisi

* Sejak abad ke-5 (menurut Egeria) sudah dipraktekan liturgi palma ini. Liturginya dilakukan siang hari di Bukit Zaitun dalam suatu liturgi sabda dan sore harinya dilakukan prosesi menuju kota Yerusalem.
* Gereja Barat mentransfer tradisi tersebut hingga masa kini.
* Pada tahun 600-an di Spanyol sudah ada tradisi penggunaan daun palma ini dalam liturgi tetapi tanpa prosesi.
* Dalam abad pertengahan prosesi tampak lebih dramtis dan teateral. Dalam prosesi peran Yesus secara simbolik dipresentasikan Kitab Suci atau salib.
* Tradisi Gereja Jerman, tokoh Yesus dalam prosesi menunggang keledai.

Daun palma memiliki kekuatan apotropaic untuk �tolak bala�, untuk melindungi dan mencegah rumah, kebun, ternak dari gangguan iblis dan roh-roh jahat.

Kepercayaan pada daun palma ini kemudian hari dikristianisasi / ditransvaluasi. Daun palma bermakna kemenangan atas maut. Suatu ungkapan penghormatan pada penebus yang mengalahkan maut.

Dalam tradisi kristen kemudian hari toh masih bermakna magis masih terasa. Alkisah bahwa kadang ada orang-orang tertentu yang memakan pucuk daun palma dengan harapan dapat menangkal gangguan dari benbagai penyakit. Kadang pohon-pohon palma ditanam dalam format tanda salib di halaman rumah atau di kebun-kebun. Dengan maksud agar tidak terjadi berbagai bencana alam seperti air bah, badai, termasuk menangkal hama dan serangan binatang buas. Bahkan untuk menangkal serangan musuh suatu desa atau daerah mesti menanam pohon palma.

Kepercayaan terhadap daun palma itu semakin diperkuat justru bagi orang katolik karena adanya ritus pemberkatan daun palma tersebut.
Pada masa kini prosesi daun palma itu dipahami sebagai ekspresi/ungkapan iman, harapan dan kasih pada Kristus. Saat mengungkapkan glorifikasi akan kemenangan Kristus.



Sumber :
http://liturgiekaristi.wordpress.com/category/b-pra-paskah-dan-pekan-suci/2-minggu-palma/

Wow! Paus Terpilih Hanya Punya Satu Paru-Paru


PAUS terpilih Jose Mario Bergoglio (Paus Fransiskus I), ternyata memiliki kondisi kesehatan yang unik. Karena infeksi yang terjadi saat remaja, Paus Fransiskus hanya memiliki satu buah paru-paru.

Meskipun tidak banyak yang memiliki kondisi satu paru-paru, seperti yang dialami Paus Fransikus I, para ahli mengatakan, kondisi ini tidak menjadi masalah kesehatan yang signifikan bagi Paus terpilih tersebut.

Paus Fransiskus yang berusia 76 tahun, mengangkat salah satu paru-parunya untuk mengobati infeksi saat dirinya masih seorang remaja. Pada masa itu, lebih umum untuk mengangkat paru-paru untuk mengobati infeksi akibat tuberkulosis karena antibiotik tidak banyak digunakan, demikian yang dilansir Foxnews.

�Bahkan saat ini, komplikasi pneumonia dan batuk rejan kadang-kadang diobati dengan pengangkatan paru-paru, seperti juga beberapa kasus kanker paru-paru lain,� ungkap Dr Len Horovitz, pulmonologist di Lenox Hill Hospital di New York City.

Ketika salah satu paru-paru diangkat, paru-paru yang tersisa akan mengembang untuk mengambil beberapa ruang ekstra. Hidup dengan satu paru-paru biasanya tidak mempengaruhi tugas-tugas sehari-hari atau harapan hidup. �Meskipun begitu, orang dengan satu paru-paru tidak akan dapat melaksanakan tugas yang terlalu berat layaknya orang yang sehat dengan dua paru-paru,� kata Horovitz.

Namun, orang yang lebih tua dengan satu paru-paru bisa berada pada peningkatan risiko komplikasi, seperti pneumonia atau infeksi pernapasan lain.

Thursday, March 14, 2013

Paus Fransiskus I, Bapa Orang Miskin


Setelah terpilih menjadi Paus Gereja Katolik yang ke-266, Kardinal Jorge Mario Bergoglio memilih nama Santo Fransiskus Asisi sebagai namanya. Umat Katolik pasti ada yang bertanya-tanya mengapa Paus tidak memilih nama Santo Fransiskus Xaverius yang adalah salah satu tokoh penting dalam pendirian Konggregasi Yesuit di mana beliau menjadi anggotanya? Mengapa justru Santo Fransiskus Asisi yang adalah pendiri Konggregasi Fransiskan yang punya sejarah panjang �selalu tidak cocok� dengan para Yesuit seperti tercatat dalam sejarah Gereja sejak abad pertengahan?

Rupanya rahasianya adalah bahwa walaupun Kardinal Jorge Mario Bergoglio adalah seorang Yesuit, ia sangat mengagumi gaya hidup dan opsi pelayanan dari Santo Fransiskus Asisi. Gaya hidup Santo inilah yang kemudian menginspirasi seluruh hidup dan karya pelayanannya selama ini. Apa sih yang menarik dari gaya hidup Santo Fransiskus Asisi yang kemudian menjadi nama dari Paus dari Amerika Latin untuk yang pertama kalinya dalam sejarah kepausan?

Santo Fransiskus Asisi lahir pada  tahun 1181 dan wafat pada tahun 1224. Dari riwayat hidup Fransiskus Asisi, yang paling kuat adalah semangat kemiskinan radikal Fransikus sebagai cara untuk mengikuti Kristus yang miskin untuk memperkaya umat manusia dengan kemiskinan yang dipeluk-Nya. Sejak pertobatannya di usia yang masih muda, Santo Fransiskus telah meninggalkan segala kekayaan orang tuanya dan memilih hidup miskin dari mengemis dan mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara hidupnya yang menyangkal kekayaan dan kenikmatan semu duniawi ini kemudian menginspirasi teman-temannya yang kemudian mengikuti cara hidupnya dan bergabung dengan dia membentuk sebuah kelompok persaudaraan yang kemudian dikenal dengan Para Fransiskan pada masa kini. Kesederhanaan hidup dan belarasa dengan kaum miskin dan termarjinalkan dalam hidup inilah yang menginspirasi Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ dalam seluruh hidup dan karya pelayanannya.

Ia dikenal sebagai pribadi yang menghayati hidup sederhana, dekat dengan kaum papa, miskin, cacat, dan kelompok sosial yang kalah dalam hidup ini sebelum ia menjadi Paus. Karena sama seperti Fransiskus Asisi Kardinal Jorge juga memahami bahwa Yesus yang ia ikuti dan ia layani tampak dalam diri kaum miskin papa atau kelompok yang dianggap sampah oleh masyarakatnya. 

Karena itu, kemungkinan besar bahwa Paus Fransiskus I akan memusatkan perhatiannya pada masalah keadilan sosial agar Ajaran Sosial Gereja (ASG) tidak hanya menjadi sebuah retorika semu, tetapi kemudian menjadi sebuah praksis hidup bagi umat Katolik di manapun. Sebab situasi dunia ini semakin memperlihatkan jurang yang semakin lebar dan terpisahkan antara kaum miskin dan kaya, terjadi ketimpangan ekonomi antara belahan dunia utara dan belahan dunia selatan, antara timur dan barat. Karena itu, dia yang dikenal sebagai Bapa Kaum Miskin dapat menjadi inspirator bagi segenap umat Katolik untuk mempersempit jurang yang timpang ini.

Tags

Berita (144) Gereja Katolik (129) Iman Katolik (76) Apologetik (71) Paus (44) Tradisi (41) Kitab Suci (30) Politik (29) Yesus (28) Magisterium (24) Doa (22) Katolik Timur (20) Kesaksian (19) Katekese Liturgi (18) Renungan (18) Maria (15) Tanya Jawab (13) Roh Kudus (10) Kamis Putih (9) Film (8) Karismatik (8) Prodiakon (8) Lektor (7) Natal (7) Petrus (7) Sakramen Ekaristi (7) Sakramen Perkawinan (7) Adven (6) Katekese Katolik (6) Lintas Agama (6) Pantang dan Puasa (6) Perayaan Ekaristi (6) Seputar Liturgi (6) Anglikan (5) Gua Maria (5) Hari Perayaan Santa Maria (5) Hari Raya / Solemnity (5) Ibadat Harian (5) Madah dan Lagu Liturgi (5) Masa Prapaskah (5) Piranti Liturgi (5) Berita Terkini (4) Doa Novena (4) Doa Rosario (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Inkulturasi Liturgi (4) Jumat Agung (4) Komuni Kudus (4) Minggu Palma (4) Musik liturgi (4) Rabu Abu (4) Sakramen Mahakudus (4) Surat Gembala Paus (4) Tri Hari Suci (4) Dirigen Paduan Suara (3) Doa Litani (3) Ibadat Rosario (3) Jalan Salib (3) K Evangelisasi Pribadi (3) Kisah Nyata (3) Lamentasi (3) Liturgi Anak (3) Malam Paskah (3) Mgr Antonius Subianto OSC (3) Misa Jumat Pertama (3) Misa Krisma (3) Misdinar (3) Ordo (3) Paduan Suara Gereja (3) Paus Fransiskus (3) Persatuan Gereja (3) Tahun Liturgi (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Virus Covid-19 (3) Yohanes Paulus II (3) Analisis Tafsiran (2) Beato dan Santo (2) Berita Luar Negeri (2) Busana Liturgi (2) Doa Angelus (2) Doa Bapa Kami (2) Doa Dasar (2) Doa Persatuan (2) Doa Suami-Istri (2) Doa Utk Jemaat (2) Doa Utk Warga (2) Doa dan Ibadat (2) Dupa dalam Liturgi (2) Eksorsisme (2) Evangeliarium (2) Hati Kudus Yesus (2) Homili Ibadat Arwah (2) Ibadat Completorium (2) Ibadat Mitoni (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Mgr.Antonius Subianto OSC (2) Mujizat (2) Orang Kudus (2) Pekan Suci (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Reformasi Gereja (2) Risalah Temu Prodiakon (2) Sharing Kitab Suci (2) Surat Gembala KWI (2) Surat Gembala Uskup (2) Tuguran Kamis Putih (2) Ada Harapan (1) Allah Pengharapan (1) Api Karunia Tuhan (1) Artikel Rohani (1) Baptis Darah (1) Baptis Rindu (1) Batak Toba (1) Berdoa Rosario (1) Bersaksi Palsu (1) Bhs Indonesia (1) Bhs Karo (1) Bulan Rosario (1) Bunda Maria (1) Carlo Acutis (1) Debat CP (1) Dei Verbum (1) Desa Velankanni (1) Diakon (1) Doa Bersalin (1) Doa Dlm Keberhasilan (1) Doa Dlm Kegembiraan (1) Doa Dlm Kesepian (1) Doa Katekumen (1) Doa Kebijaksanaan (1) Doa Kehendak Kuat (1) Doa Kekasih (1) Doa Kekudusan (1) Doa Kel Sdh Meninggal (1) Doa Keluarga Sakit (1) Doa Kerendahan Hati (1) Doa Kesabaran (1) Doa Keselamatan (1) Doa Ketaatan (1) Doa Ketabahan (1) Doa Orang Menderita (1) Doa Orang Sakit (1) Doa Pemb Pertemuan (1) Doa Penerangan RK (1) Doa Pengenalan (1) Doa Penutup Pertemuan (1) Doa Perjalanan (1) Doa Pertunangan (1) Doa Ratu Surga (1) Doa SeSdh Kelahiran (1) Doa Seblm Kelahiran (1) Doa Seblm Makan (1) Doa Semakin Dikenal (1) Doa Siap Mati (1) Doa Tanggung Jawab (1) Doa Ulang Tahun (1) Doa Untuk Anak (1) Doa Untuk Keluarga (1) Doa Utk Gereja (1) Doa Utk Masyarakat (1) Doa Utk Mempelai (1) Doa Utk Negara (1) Doa Utk Ortu (1) Doa Utk Pemuka (1) Doa Utk Penderita (1) Doa Utk Petugas (1) Doa Utk Rakyat (1) Doa Utk Tanah Air (1) Doa Utk Yg Membenci (1) Dogma (1) Doktrin (1) Dokumen Gereja (1) Dokumen Pernikahan (1) Dominicans (1) Dosa (1) Ekaristi Kudus (1) Enggan Beribadat (1) Epiphania (1) Film Terbesar (1) Firman Tuhan (1) Foto Kenangan (1) Generasi Muda (1) Gubernur Wasington (1) Haposan P Batubara (1) Hari Pesta / Feastum (1) Harus Bergerak (1) Hidup Kudus (1) Hidup Membiara (1) Homili Ibadat Syukur (1) Hukum Kanonik (1) Ibadat Jalan Salib (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Imam Jesuit (1) Investasi Surgawi (1) Jangan diam (1) Joko Widodo (1) Kalender Prapaska (1) Kebenaran KS (1) Keberadaan Allah (1) Kebohongan Pemimpin (1) Kejujuran (1) Kekuasaan Pelayanan (1) Kekudusan Degital (1) Kesehatan Tubuh (1) Komentar (1) Konsili Vat II (1) Konstantinovel (1) Kopi Asyik (1) Kristus Allah (1) Kualitas Hidup (1) Kumpulan cerita (1) Lawan Covid-9 (1) Lawan Terorisme (1) Lingkuangan Keluarga (1) Lingkup Jemaat (1) Lingkup Masyarakat (1) Liturgi Gereja (1) Luar Biasa (1) Lucu (1) Madu Asli (1) Mari Berbagi (1) Mateus 6 (1) Mayoritas Katolik (1) Menara Babel (1) Menghadapi Kematian (1) Menunggu Penyelamat (1) Mesin Waktu (1) Mgr A Subianto OSC (1) Misa Imlex (1) Misa Latin (1) Misa Online (1) Misionaris SCY (1) Mohon Bantuan (1) NKRI (1) Naskah WH (1) Oikoumene (1) Organis Gereja (1) PGI (1) Passion Of Christ (1) Pastoran (1) Penampakan Maria (1) Pendidikann Imam (1) Pengakuan Iman (1) Penghormatan Patung (1) Pentahbisan (1) Perbaikan (1) Perjamuan Kudus (1) Perkawinan Campur (1) Perkawinan Sesama Jenis (1) Persiapan Perkawinan (1) Pertemuan II App (1) Pertobatan (1) Pesan Natal (1) Pesan Romo (1) Pohon Cemara (1) R I P (1) Rasa Bersyukur (1) Rasul Degital (1) Rasul Medsos (1) Renungan Musim Natal (1) S3 Vatikan (1) SSCC Indonesia (1) Saksi Bohong (1) Salam Yosef (1) Saran Dibutuhkan (1) Sejarah (1) Selamat Paskah (1) Selingan (1) Sepuluh Perintah Allah (1) Sosialisasi APP (1) Spiritualitas (1) Sukarela (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga (1) Survey (1) Survey KAJ (1) Tahun St Yosef (1) Teologi (1) Thema APP (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Iman (1) Tokoh Internasional (1) Tokoh Masyarakat (1) Toleransi Agama (1) Tuhan Allah (1) Tujuan Hidup (1) Turut Berlangsungkawa (1) Usir Koruptor (1) Ust Pembohong (1) Video (1) Wejangan Paus (1) Yudas Iskariot (1) Ziarah (1)