Kalau kita melihat tema dari APP 2011 yang terbagi dalam empat tema, dan ini adalah topik-topik yang bagus, yaitu: 1) Aku diberi, maka aku memberi, 2) berbagi dalam kekurangan, 3) Ekaristi, sumber berbagi, 4) Komunitas Kristiani, komunitas yang berbagi. Menurut saya, ini adalah topik-topik yang sebenarnya sungguh sangat aktual karena memang terjadi di dalam komunitas dan masyarakat di sekitar kita dan kalau kita renungkan, sebenarnya ini juga dapat memberikan kedalaman spiritualitas, bahkan harus didasari spiritualitas Katolik.
Topik pertama memberikan kesadaran kepada kita bahwa apapun yang ada di dalam diri kita (waktu, bakat, harta, dll.) adalah merupakan anugerah atau pemberian Tuhan. Kita hanyalah dipercaya sebagai penjaga dan harus mempergunakan semuanya itu untuk membantu sesama atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Dan berbagi bukan hanya masalah dunia di luar sana, namun kita dapat berbagi di dalam keluarga, komunitas di Gereja, maupun pada masyarakat di sekitar kita. Ini bukanlah masalah-masalah yang abstrak dan dapat langsung diterapkan saat ini juga. Yang perlu diperhatikan adalah dasar dari kita berbagi bukanlah hanya karena kasihan kepada sesama, namun karena kita mengasihi Tuhan yang kemudian diwujudkan dalam kasih kepada sesama. Ini adalah spiritualitas kita, bahkan ini adalah dasar spiritualitas kita, yaitu kekudusan. Pertemuan ke dua membahas berbagi dalam kekurangan. Kita berbagi bukan kalau kita kelebihan. Ingat berbagi bukan saja uang, namun juga dapat berbagi bakat, sukacita, iman, waktu, dll. Dengan demikian, kita dapat berbagi dalam segala kesempatan. Ini adalah merupakan penerapan spiritualitas Katolik. Mau berbagi adalah suatu konsekuensi logis dari hubungan yang baik dengan Tuhan. Ini berarti juga berbagi kedamaian dan sukacita kepada orang-orang yang kaya namun mengalami kesepian dan merasa tidak dicintai. Pertemuan ke-tiga mengungkapkan bahwa Ekaristi menjadi sumber kekuatan bagi umat Allah untuk berbagi atau mengasihi. Ini adalah merupakan sumber dan puncak kehidupan Kristiani. Tanpa Ekaristi, maka akan sangat sulit bagi kita untuk berbagi dalam pengertian berbagi yang bersifat adi kodrati, yaitu berdasarkan kasih kepada Allah. Kalau semua umat Allah melakukan hal ini, maka di pertemuan ke-empat ditegaskan tentang komunitas Kristiani adalah komunitas yang berbagi.
Berbagi adalah perwujudan dari kasih. Kalau kasih didefinisikan sebagai menginginkan yang baik untuk orang yang dikasihi, maka berbagi adalah merupakan wujud kasih, karena kita menginginkan yang terbaik bagi orang-orang yang kita kasihi. Kita hanya dapat mengasihi sesama dengan tulus, kalau kita mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh dan menjadikan hal ini sebagai dasar untuk berbagi. Dengan demikian, kalau kita mau merenungkan tema APP 2011 secara lebih mendalam, maka tema ini akan mengantar kita kepada inti dari seluruh hukum, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Ada begitu banyak orang mengalami kekuatiran, kekecewaan, kesedihan, yang disebabkan karena cara pandang seseorang, yang tidak menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang perlu disyukuri. Semakin orang berfokus pada diri sendiri dan tidak mau berbagi, maka orang tersebut akan semakin merasa kesepian, karena tidak berbagi bertentangan dengan kodrat manusia. Manusia diciptakan Tuhan atas dasar kasih dan untuk kasih dan menuju kepada kasih. Tanpa kasih, maka hidup manusia menjadi hamba. Dan ini adalah spiritualitas Katolik, yang juga menjadi fokus APP 2011 ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Dan semoga kita dapat melihat dan membahas tema APP ini juga dengan dasar spiritualitas Katolik. Tanpa adanya motif mengasihi Allah untuk berbagi, maka tema APP hanya akan menjadi suatu topik kegiatan sosial yang tidak mempunyai dasar yang kokoh. Mari kita berbagi kepada sesama atas dasar kasih kepada Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org