*Salam Ya Salib, Satu-Satunya HARAPANKU.*
ECCE HOMO
"Ave Crux, spes unica!" : Salam, ya Salib, satu-satunya harapanku! Dalam Ibadat Jumat Agung hari ini tidak ada perayaan Ekaristi Kudus. Fokus hari ini adalah Salib. Biasanya pagi hari diadakan doa Jalan Salib atau ketika sebelum Covid-19 mewabah di Tanah Air kita, banyak juga paroki yang mendoakannya dengan cara pentas tablo atau drama Golgota yang diadakan di dalam atau luar gedung gereja.
Pusat devosi hari ini adalah "Ecce Homo" : lihatlah manusia itu! (Yoh 19:5) Wajah-NYA berlumuran darah sampai nubuat Yesaya menggambarkan: "Begitu buruk rupanya bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi" (Yes. 52: 14). Kepala-NYA dilingkari mahkota duri yang sangat tajam dengan luka-luka dalam yang mengalirkan darah segar. Jubah kumel compang-camping bagai pesakitan yang tidak ada harga kemanusiaan lagi.
Tetapi "Ecce Homo" ini menjadi sumber inspirasi dan refleksi yang tidak pernah habis. DIA menimbulkan berbagai kesan dan emosi yang tak bisa dilukiskan dalam kata-kata. Dari wajah-NYA yang syahdu terpancar sinar mata-NYA yang menampakkan kesetiaan dan cinta kasih yang tiada syarat, bahkan kemuliaan ALLAH yang menakjubkan: "Mereka akan memandang kepada DIA yang telah mereka tikam". (Yoh 19:37 dari nubuat Nabi Zakharia 12:10).
Memandang DIA berarti "mengkontemplasikan DIA" : menjadikan pola pikir dan cara hidup-NYA menjadi pola pikir dan cara hidup kita. Ini berarti sangat mendesak bagi kita untuk melucuti semua "asesoris hidup" yang masih menjerat "ego" kita hingga hati kita beku, tidak mengalami kemajuan dalam hal rohani atau spiritual kita, seperti antara lain kekayaan terutama yang "haram", gila titel, mabuk gengsi dan kursi dan lain-lain. Ironinya "asesoris hidup" itu yang selama ini justru menjadi andalan pokok kita! Dengan memandang "Ecce Homo" itu, beranikah kita merombak total ketergantungan pada "asesoris hidup" itu dan hanya andalkan pada TUHAN YESUS yang tersalib saja? Inilah refleksi yang harus kita jawab dengan jujur.
Ada tiga jenis hukuman mati yang berlaku pada bangsa Israel yang dijatuhkan kepada orang-orang jahat.
Pertama, hukum rajam: dengan cara tangan diikat dan dilempari batu sampai mati.
Kedua, dibuang ke laut: badan penjahat itu diikat pada batu kilang dan dilemparkan ke tengah laut.
Ketiga, dipaku dan digantung di atas salib: Ini hukuman mati yang paling berat dan sangat hina terutama kepada para penjahat kelas kakap. Hukuman mati disalib benar-benar meniadakan "harga diri dan harga kemanusiaan".
Dan YESUS, SANG MESIAS, PUTERA ALLAH dijatuhi hukuman mati yang paling hina! Inilah "harga dosa" kita semua yang hanya bisa ditebus oleh seorang ANAK MANUSIA, ANAK ALLAH sendiri! Dan YESUS bukan hanya sengsara karena IA dipaku di kayu salib saja, melainkan IA mengalami proses penderitaan mulai dari Taman Getsemani ketika IA berdoa dalam ketakutan yang hebat hingga berkeringat darah!
Kemudian IA dikhianati Yudas Iskariot, ditangkap dan disiksa oleh para perajurit, diadili dengan tuduhan fitnah dan dijatuhi hukuman mati dan harus memikul salib itu sendiri naik ke gunung Golgota. Dan di sanalah IA dibantai secara kejam dan disalibkan oleh para algojo Romawi.
Karena itulah Salib bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan besar! Sementara bagi orang Yahudi dan Romawi merupakan batu sandungan yang sangat besar, karena salib merupakan hukuman mati yang paling keji, kejam dan tidak berperikemanusiaan serta khusus bagi penjahat kelas kakap!
Tetapi, berkat Kematian dan Kebangkitan-NYA, maka makna Salib itu telah diubah oleh TUHAN YESUS. Maka bagi orang beriman khususnya para pengikut KRISTUS, Salib adalah lambang keselamatan, kemuliaan serta sumber dari segala Rahmat. Sebab, hanya dengan salib manusia dapat ditebus dosanya dan diselamatkan oleh ALLAH. Dan hanya melalui salib itulah manusia dimuliakan bersama TUHAN YESUS. DIA sendiri telah menjalani penghinaan, penderitaan berat secara pisik maupun mental, ketika IA difitnah, dicemooh, diludahi, disesah, disiksa dan dipaksa memikul salib yang berat hingga IA dipaku dan digantung di kayu salib itu serta akhirnya ditikam lambung-NYA dengan tombak dan mengeluarkan darah dan air.
Keselamatan itu juga dijanjikan-NYA kepada salah seorang penjahat yang berseru kepada-NYA: "YESUS, ingatlah akan aku, apabila ENGKAU datang sebagai Raja". Kata YESUS: "AKU berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan AKU di dalam Firdaus" (Luk 23:42-43).
Demikian juga keselamatan itu diberikan kepada orang-orang yang justru menjerumuskan DIA masuk dalam kesengsaraan dan penyaliban dengan mohon kepada ALLAH: "Ya BAPA, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". (Luk 23:34). Dari salib YESUS itulah keselamatan ALLAH kita terima dan alami sampai saat ini.
Lalu apa balasan kita atas jasa baik YESUS KRISTUS itu?
Hari ini kita juga menghormati salib. Yang kita hormati tentu adalah Salib YESUS, bukan salib dari kedua penjahat itu. Di salib itulah Raja orang Yahudi, "Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit" (Ibr. 4:14), ANAK ALLAH telah terpaku lunglai menyerahkan nyawa-NYA. Hanya dengan salib itu DIA dapat menebus dosa manusia. Penghormatan kepada salib kita lakukan sebagai ungkapan syukur, rasa terima kasih dan cinta kita kepada ALLAH yang telah menganugerahkan keselamatan kepada manusia berdosa ini.
Selain mencium salib, nyatakanlah penghormatan kita dengan membangun niat untuk bertobat dan dengan berpantang, berpuasa serta bermatiraga pada hari ini. Akan lebih lengkap lagi bilamana pantang dan puasa itu kita teruskan sampai Sabtu Suci besok, sehingga kita dapat merayakan Paskah secara lebih lengkap dan utuh.
Ya YESUS, aku mau menggabungkan kesulitan, kekurangan, kegagalan, penyakit dan semua beban berat hidupku menyatu dengan salib-MU, agar aku dapat kuat dalam memikul salibku itu bersama-MU. Selamatkanlah hidupku saat ini dan kelak bila aku telah KAU-panggil. Terima kasih ya YESUS. Amin. ( KATOLIK.Yahoonta.com)
Source: Ragi 2 April 21,Pantang dan Puasa
Bdk Bacaan:
• Yes. 52:13 - 53;12;
• Mzm. 31: 2, 6, 12-13,
15-16, 17, 25;
• Ibr. 4: 14-16; 5:7-9;
• Yoh. 18: 1-19; 42.
No comments:
Post a Comment