Tanggungjawab Setiap Orang Menjaga Kesehatan Tubuh
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"(1Kor 6:19-20)
*Aplikasi dlm kehidupan*
Umat beriman yang terkasih dalam Tuhan, suatu ketika ada seorang ibu naik mobil angkutan umum setelah mengunjungi temannya yang suaminya baru saja meninggal. Tiba-tiba sebuah angkutan umum lain berjalan ngebut dan ugal-ugalan, kemudian mengerem dengan sangat kasar sehingga bannya terdengar berdecit-decit. Ibu tersebut berkomentar, "Wah orang itu tidak sayang sama mobilnya." Sopir pun berkata, "Begitulah bu, walaupun mobilnya masih baru, tetapi kalau tidak dipelihara dengan baik akan rusak. Sama dengan tubuh manusia kalau tidak diperlakukan dengan baik akan cepat rapuh." Tiba-tiba ibu tersebut ingat akan temannya yang suaminya baru saja meninggal. Almarhum suami temannya itu rajin bekerja dan melayani Tuhan. Tetapi ia tidak sadar bahwa ia masih hidup dalam tubuh jasmani yang terbatas dan butuh perhatian yang cukup. Suaminya itu menderita penyakit paru-paru basah yang membutuhkan waktu istirahat yang cukup. Tetapi ia tidak menjaga kondisi tubuhnya, sebaliknya ia memaksa tubuhnya untuk bekerja melebihi batas kemampuannya. Akhirnya hal itu mengantarkannya pada kematian. Beberapa situs kesehatan mengatakan bahwa kurangnya asupan makanan dan waktu istirahat akan memicu berkembangnya penyakit-penyakit berbahaya.
Tubuh kita adalah Bait Suci yang harus tetap dijaga sebaik mungkin. Melalui para dokter, Tuhan memberitahu kita bagaimana cara menjaga kesehatan tubuh. Tuhan memang berjanji untuk memelihara hidup kita, tetapi kita juga harus turut ambil bagian di dalam pemeliharaan Tuhan.
*1 Kor 10:31* berkata, "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
Itu artinya Tuhan memberikan waktu untuk bekerja, beristirahat, makan dan minum dengan sebaik mungkin. Dengan menjaga kondisi tubuh kita dan beristirahat yang cukup, berarti kita telah memuliakan Allah. Ingat, Tuhan Yesus sendiri pun membutuhkan istirahat setelah melakukan tugas dan pelayanannya.
Tuhan Yesus memberkati dan Bunda Maria mendampingi kita semua.
*Komunikasikan ke Tuhan*
Bapa di dalam surga, bersama Santa Maria Goreti yang kami peringati hari ini, kami mohon, berilah kami hikmat agar dapat menjalani dan menjaga hidup kami dengan baik. Doa ini kami sampaikan ke hadirat-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan Juru Selamat kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala abad, Amin, Salam, 🙏😇✝️🌷
---------------
HIDUP BAGAIKAN PERTANDINGAN
Hidup ini seperti sebuah pertandingan. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan pertandingan secara terhormat. Di dalam pertandingan yang sportif tidak ada yang namanya kekalahan. Kekalahan adalah kemenangan tertunda. Barangsiapa tidak dapat menerima kekalahannya, ia tidak akan pernah dapat merayakan kemenangan. Karena itu, pemain yang paling hina dalam hidup ini adalah mereka yang menyerah di tengah pertandingan karena hanya tidak sanggup melewati tantangan. Pemain seperti itu bagaikan orang yang mengakhiri hidupnya sendiri sebelum waktunya (bunuh diri) karena tidak sanggup menanggung bebannya.
Karena pertandingan kehidupan adalah sebuah kewajiban, maka lebih terhormat kalah dalam pertandingan secara kesatria daripada menyerah di tengah pertandingan. Menyerah di tengah pertandingan adalah hal yang sangat memalukan bagi dirinya dan keluarganya sampai akhir hayatnya. Menyerah dalam pertandingan akan menjadi sejarah kelam kehidupan yang tidak pernah terlupakan. Orang-orang seperti ini telah membunuh sendiri masa depan generasinya. Sebaliknya kekalahan secara kesatria hanyalah merupakan kondisi sementara (tiarap) untuk menyusun kembali kekuatan dan strategi yang lebih baik agar dapat mencapai tujuan secara tepat. Kekalahan secara kesatria akan menjadi pembelajaran yang berharga untuk meraih kemenangan dalam kehidupan dengan mulia. Pemenang sejati bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi yang berani bangkit dari keterpurukannya.
Mari kita saling mendukung untuk menyelesaikan pertandingan yang telah dipercayakan Allah kepada kita sebaik-baiknya agar kita dapat mengakhiri hidup kita secara terhormat dan mulia. Itulah inspirasi kehidupan yang akan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya” (2 Timotius 4 : 7 - 8)
Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC