Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Sunday, January 10, 2021

MEGAPHONE ALLAH

MEGAPHONE ALLAH
Ketika suara halus Tuhan tidak didengarkan.. 
maka Allah berbicara seperti memakai megaphone..
By Mgr. Antonius Subianto, OSC
*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan.*

Selalu Ada Harapan Pada TUHAN Bagi Manusia Di Dunia By Mgr. Antonius Subianto, OSC

*Selalu Ada Harapan Pada TUHAN Bagi Manusia Di Dunia*  
By *Mgr.Antonius Subianto,OSC*
*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan.*

Saturday, January 9, 2021

CORONA SALAH SIAPA ? - Apa Kata Pastor Leo van Beurden ?

CORONA SALAH SIAPA ? - Apa Kata Pastor Leo van Beurden ?
Pandemi Corona dimana-mana. Banyak orang bertanya apa ini Cobaan dari Tuhan??
Bagaimana menurut pastor Leo tentang hal ini? Yuk kita dengerin
Semua video di   KATOLIK.Yahoonta.com   bebas intrupsi dari iklan

Wednesday, December 30, 2020

KEKUATAN DARI KATA "TIDAK"

KEKUATAN DARI KATA "TIDAK Karena itu tunduklah kepada TUHAN, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yakobus 4:7). 
https://katolik.yahoonta.com/2020/12/kekuatan-dari-kata-tidak.html ]
Ada beberapa Kebenaran luar biasa yang terungkap dalam ayat yang luar biasa ini. Demi mempersingkat, saya ingin berkonsentrasi pada apa artinya MELAWAN iblis. Salah satu cara memahami ayat ini, bahwa berserah kepada Tuhan itu termasuk MELAWAN iblis. Lalu penerapannya seperti apa?

Sebagian besar kita, tidak akan pernah berhadapan muka dengan iblis, seperti yang dilakukan YESUS di padang belantara. Sementara, kita tahu bahwa YESUS datang untuk menghancurkan pekerjaan iblis (1 Yohanes 3: 8) dan sering kali "perbuatan" itulah yang harus dilawan.

Apa pun yang datang untuk "mencuri, membunuh, dan membinasakan" (Yohanes 10:10) melambangkan "KUASA KEGELAPAN" (Kol. 1:13) dan layak untuk dilawan dengan aktif.

Apakah ini berbicara tentang melawan godaan, melawan penyakit, melawan kepahitan, tidak memaafkan, putus asa, takut, atau apa saja yang mungkin menantang iman kita, intinya ada hal-hal di dunia ini yang harus dilawan.

Dalam perjalanan hidup dengan Tuhan, saya telah menemukan bahwa salah satu cara paling dahsyat yang kita miliki untuk menghentikan pekerjaan musuh adalah dengan berkata "TIDAK".

"TIDAK" adalah kata pertama yang keluar dari hati saya ketika putra pertama saya dinyatakan meninggal dalam kandungan. "TIDAK" adalah kata yang keluar dari hati dan mulut saya ketika saya diberi tahu bahwa saya menderita kanker kulit di telinga yang membutuhkan 2 operasi. "TIDAK" telah keluar dari hati dan mulut saya dalam banyak keadaan lain juga.

Kata "TIDAK" ketika digunakan dalam konteks yang berhubungan dengan warisan spiritual kita, adalah pertahanan melawan keinginan musuh untuk mencuri apa yang kita miliki. Artinya kita membangun otoritas dan menyangkal keadaan negatif yang berusaha mendominasi hidup kita.

Apa yang kita katakan ketika seorang anak menginginkan es krim sebelum makan malam? Apa yang kita katakan ketika seekor anjing sengaja melompati perabotan yang sudah dilarang sebelumnya? Apa yang kita katakan ketika seseorang ingin datang ke rumah tanpa diundang? Dalam setiap kasus, kami merespons dengan berkata "TIDAK".

Kami tidak memiliki masalah dalam menerapkan otoritas dan kehendak kami dalam kasus tersebut.

Apa yang kita katakan kepada rasa sakit atau gejala yang muncul di tubuh kita? Apa yang kita katakan ketika dokter memberikan laporan negatif? Bagaimana kita melawannya?

Saya telah menemukan bahwa "TIDAK" adalah pencegah yang dahsyat untuk menghancurkan pekerjaan musuh dalam hidup saya. Bahkan, ketika saya mengatakan "TIDAK" dengan keras, dengan IMAN dalam hati, saya menemukan bagaimana keadaan buruk itu berubah dengan cepat. Ketika kita mengetahui Otoritas kita di dalam KRISTUS, maka kita tidak takut untuk mengatakan "TIDAK" kepada pekerjaan musuh.

Tetapkan batasan-batasan dalam hidup Anda. Katakan "TIDAK" pada apa yang datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan.
https://katolik.yahoonta.com/2020/12/kekuatan-dari-kata-tidak.html ]
*[Barry Bennett, "The Power of No", Penterjemah: Yenny Indra, Pengirim: Sugiono Sutedjo]*

Sunday, November 22, 2020

GEREJA HARUS TAHU INI - KHOTBAH LUHUT BINSAR PANJAITAN TERHADAP GENERASI MILENIAL

                 

GEREJA HARUS TAHU INI - KHOTBAH LUHUT BINSAR PANJAITAN TERHADAP GENERASI MILENIAL

 https://gerejark.blogspot.com/2020/11/gereja-harus-tahu-ini-khotbah-luhut.html

Monday, October 5, 2020

Programer 15 Tahun Asal Italia Akan Dibeatifikasi Bulan Oktober (Ternyata Kekudusan Juga Bisa Dicapai Via Internet,Medsos,Degital)

Keuskupan Assisi mengumumkan bahwa Carlo Acutis, seorang remaja Italia berusia 15 tahun yang menggunakan kemampuan pemrograman komputernya untuk menyebarkan devosi pada Ekaristi akan dibeatifikasi. 

Prefek Kongregasi untuk Urusan Orang Suci, Kardinal Giovanni Angelo Becciu, akan memimpin upacara beatifikasi yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Oktober 2020, demikian menurut laporan Ucanews.com.

Uskup Agung Domenico Sorrentino dari Assisi menyebut peristiwa itu sebagai “sukacita yang telah kita tunggu-tunggu sejak lama.”

Pengumuman beatifikasi Acutis di Basilika Santo Fransiskus Assisi pada Selasa 16 Juni 2020 “adalah sinar terang selama periode ini di negara kita di mana kita susah payah bangkit dari situasi kesehatan, sosial dan pekerjaan yang sulit,” kata uskup agung.

“Dalam bulan-bulan ini, kita melawan kesepian dan kesendirian dengan memakai aspek paling positif dari internet, sebuah teknologi komunikasi yang darinya Carlos memiliki kemampuan khusus,” tambah Uskup Agung Sorrentino.

Sebelum kematiannya karena leukemia pada 2006, Acutis adalah remaja biasa dengan kemampuan komputer di atas rata-rata. Ia menggunakan pengetahuan itu dengan membuat basis data online mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.

Dalam nasihatnya kepada kaum muda, “Christus Vivit”, Paus Fransikus mengatakan Acutis sebagai teladan bagi kaum muda saat ini yang sering tergoda oleh jebakan-jebakan “mementingkan diri sendiri, terisolasi dan kesenangan kosong.”
https://gerejark.blogspot.com/2020/10/programer-15-tahun-asal-italia-akan.html ]

“Carlo sangat menyadari bahwa seluruh perangkat komunikasi, iklan, dan jejaring sosial dapat digunakan untuk meninabobokan kita, membuat kita kecanduan konsumerisme dan membeli barang-barang terbaru di pasar, terobsesi dengan waktu luang kita, terperangkap dalam negativitas,” tulis Paus.

“Namun dia tahu bagaimana menggunakan teknologi komunikasi terbaru untuk menyebarkan Injil, untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan keindahan,” katanya.

Paus Fransiskus mengakui mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraan Carlo Acutis pada 23 Februari lalu. Mukjizat yang disetujui Paus termasuk penyembuhan seorang anak lelaki Brasil yang menderita penyakit pankreas bawaan yang langka.

Selama tiga hari, keluarga anak itu berdoa novena dengan seorang imam yang berbakti kepada Acutis. Pada hari ketiga, anak itu mengatakan dia ingin makan setelah berhari-hari tidak bisa makan makanan padat. Para dokter kemudian menemukan bahwa dia benar-benar sembuh. Aleksander AN https://katoliknews.com/2020/06/17/programer-15-tahun-asal-italia-akan-dibeatifikasi-bulan-oktober/



=============== 

Siapa Carlo Acutis, Remaja yang Akan Dibeatifikasi pada 10 Oktober? 
Prosesnya mendapat gelar suci dimulai pada 2013. Dia ditetapkan sebagai "Yang Mulia" pada tahun 2018 dan akan ditetapkan sebagai beato pada 10 Oktober. 

Carlo Acutis, seorang remaja Katolik Italia yang meninggal tahun 2006, akan dibeatifikasi pada 10 Oktober di Assisi.

Carlo, seorang gamer dan programmer komputer yang menyukai sepak bola dan Ekaristi, telah menjadi topik yang menarik dibahas di seluruh dunia.

Ia lahir pada 3 Mei 1991, di London, tempat orang tuanya bekerja. Hanya beberapa bulan kemudian, orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, pindah ke Milan.

Saat remaja, Carlo didiagnosis menderita leukemia. Dia mempersembahkan penderitaannya untuk Paus Benediktus XVI dan Gereja, di mana ia mengatakan “Aku mempersembahkan semua penderitaan yang harus aku derita untuk Tuhan, untuk Paus, dan Gereja. “

Dia meninggal pada 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di Assisi atas permintaannya, karena cintanya kepada Santo Fransiskus Assisi.

Prosesnya mendapat gelar suci dimulai pada 2013. Dia ditetapkan sebagai “Yang Mulia” pada tahun 2018 dan akan ditetapkan sebagai “Diberkati” pada 10 Oktober.

Sejak usia muda, Carlo tampaknya memiliki cinta yang khusus kepada Tuhan, meskipun orang tuanya tidak terlalu taat dengan agama. Ibunya mengatakan bahwa dia sebelumnya hanya ikut Misa saat Komuni Pertama, menerima Sakramen Krisma dan pernikahan.

Tapi sebagai seorang anak kecil, Carlo suka sekali berdoa rosario. Setelah dia menerima Komuni Pertama, dia rajin ikut Misa, menyiapkan waktu hening sebelum dan setelah Misa.

Dia juga mengaku dosa setiap Minggu.

Dia meminta orangtuanya untuk membawanya berziarah – ke tempat-tempat para kudus, dan ke situs-situs mukjizat Ekaristi.

Ada buah dari kesaksian hidup Carlos. Cara hidupnya membawa pertobatan yang mendalam pada ibunya, karena, menurut imam yang mempromosikan upaya menjadikannya sebagai orang suci, dia “berhasil membawa kerabatnya, orang tuanya untuk Misa setiap hari.”

“(Yang terjadi) bukan sebaliknya; bukan orang tuanya yang membawa anak laki-laki itu untuk ikut Misa, tetapi dialah yang berhasil membawa dirinya untuk ikut Misa dan meyakinkan orang lain untuk menerima Komuni setiap hari.”

Dia dikenal karena membela anak-anak di sekolah yang dicemooh, terutama anak-anak disabilitas. Ketika orang tua seorang temannya akan bercerai, Carlo melakukan upaya khusus, membawa temannya itu ke dalam keluarganya.

Dan dia mempromosikan mukjizat Ekaristi, terutama melalui situs web yang dia bangun. Di situs itu, dia mengatakan bahwa “semakin sering kita menerima Ekaristi, kita akan semakin menjadi seperti Yesus, sehingga di bumi ini kita akan merasakan surga.”

Ketika Carlo jatuh sakit, kehidupan imannya makin kuat. Dia sengaja mempersembahkan penderitaannya untuk Gereja, paus, dan orang-orang yang menderita penyakit.

Sebagaimana dilaporkan Catholic News Agency (CNA), Carlo suka bermain video game. Dia juga seorang programmer, di mana membangun situs web yang memuat katalog mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.

Apakah tubuhnya tidak rusak saat digali untuk kemudian dihormati sebelum proses beatifikasi?

Awalnya, ada kabar bahwa jenazah Carlo ditemukan dalam keadaan utuh. Namun, seorang juru bicara untuk upacara beatifikasi ini mengatakan kepada CNA bahwa seluruh tubuhnya masih ditemukan saat digali, tetapi “tidak sepenuhnya utuh.”

Tubuhnya dibaringkan di kuburan kaca di mana dia dapat dihormati oleh para peziarah sampai 17 Oktober.

Dia ditampilkan dengan jeans dan sepasang sepatu Nike, pakaian kasual yang dia sukai dalam hidup.

Pastor Carlos Acácio Gonçalves Ferreira, pimpinan tempat jenazah Carlos ditempatkan mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah orang suci mengenakan pakaian seperti itu.

“Ini adalah pesan yang luar biasa bagi kita; kita dapat merasakan bahwa kekudusan bukanlah hal yang jauh tetapi sangat dapat dijangkau setiap orang karena Tuhan adalah untuk semua orang,” katanya. Aria Kiet
katoliknews.com

===================

 Ibunda Carlo Acutis: Putraku Gunakan Internet sebagai Influencer Tuhan
Ibunda Carlo Acutis, Antonia Salzano, menyebut sang Buah Hati, yang akan dibeatifikasi di Assisi pada 10 Oktober, adalah contoh seorang remaja yang menggunakan internet untuk “mempengaruhi” orang lain agar lebih dekat dengan Tuhan. 

“Carlo dapat menggunakan media sosial dan khususnya internet sebagai “influencer’ Tuhan,” kata Salzano kepada EWTN, seperti dilansir CNA.

Carlo berusia 15 tahun ketika meninggal karena menderita leukemia pada tahun 2006. Dia adalah seorang ahli komputer yang secara otodidak menjadi programer dan membuat situs web katalog mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.

Tumbuh di pusat Kota Milan, Carlo memiliki kecintaan yang amat besar pada Ekaristi. Dia tidak pernah melewatkan Misa harian dan adorasi. Dia juga sering berdoa rosario dan mengaku dosa setiap minggu.

Sejak usia 11, dia mulai membantu mengajar katekismus bagi anak-anak di parokinya, dan dia selalu membantu orang miskin dan tunawisma di lingkungannya.

Menurut Salzano, buah hatinya itu menjalani hal-hal biasa dengan cara yang luar biasa.

“Jelas, sebagai anak laki-laki pada zaman kita, dia mengalami apa yang dialami semua anak muda segenerasinya: komputer, game, sepak bola, sekolah, teman …” Hal-hal ini mungkin terasa biasa bagi kita, katanya, tapi “Carlo berhasil mengubahnya menjadi luar biasa.”

Seperti banyak remaja lainnya, Carlo suka bermain game. Ibunya berkata bahwa pencinta St. Fransiskus Assisi itu mengajari anak-anak muda saat ini tentang cara menikmati game dan teknologi lainnya dengan benar, tanpa menjadi korban jebakan internet dan penggunaan media sosial.

“Karena dia mengerti bahwa teknologi berpotensi sangat berbahaya, dia ingin menjadi tuan atas sarana-sarana itu, bukan budak,” katanya. Putranya mempraktikkan puasa, jelasnya, jadi dia “memaksakan dirinya sendiri maksimal satu jam per minggu untuk menggunakan alat komunikasi itu.”

“Jadi bagi Carlo, yang pasti poin pertama adalah mengajari orang muda untuk berpuasa,” lanjut Salzano, “yaitu, untuk memahami perlunya mempertahankan otonomi yang tepat dan untuk selalu dapat mengatakan ‘tidak, cukup, ‘untuk tidak menjadi budak. ”

Salzano menambahkan, Carlo mengingatkan soal keseimbangan dalam hidup. Jika seseorang menghabiskan hidupnya hanya mengikuti “influencer,” mereka mungkin hanya belajar tentang pakaian apa yang akan dikenakan dan “mereka benar-benar melupakan Tuhan,” katanya.

“Tentu hari ini, dalam masyarakat yang cenderung mementingkan yang fana, pada pengagungan diri, ego, dan di mana seseorang melupakan keberadaan Tuhan, Carlo tentu sangat profetik,” tambah Salzano. “Carlo mengingatkan kita tentang apa yang paling penting, yaitu menempatkan Tuhan di tempat pertama dalam hidup kita.”

Salzano menjelaskan bahwa putranya menjalani kehidupan yang sangat modern, tetapi baginya, “iman selalu sama selama lebih dari 2.000 tahun; yaitu bahwa Tuhan itu ada, Dia beringkarnasi, mati, dan bangkit kembali untuk kita. ”

“Jadi, Carlo juga pembawa pesan ini … Tapi membawanya ke dunia modern kaum muda, jadi dia pasti harus banyak mengajar,” katanya.https://stand-under.blogspot.com/2020/10/ibunda-carlo-acutis-putraku-gunakan.html ]

Pelajaran lain yang bisa dia tunjukkan pada orang lain adalah kebaikan yang bisa dilakukan dengan benar di lingkungannya sendiri. Alih-alih membeli game untuk dirinya sendiri, Carlo menggunakan sedikit uangnya untuk membeli barang-barang bagi para tunawisma di daerahnya, seperti kantong tidur.

Putranya tidak mau uang disia-siakan untuk hal-hal yang tidak berguna, katanya, dan dia tidak peduli dengan merek fashion atau pakaian.

Salzano berkata: “Jika saya berkata kepadanya: ‘Carlo, ayo beli sepatu lagi sebagai cadangan, ’dia akan marah [dan menjawab] ‘Bu, satu saja sudah cukup. Ayo bantu yang miskin.”

“Dia adalah orang yang sangat sederhana. Baginya, celana panjang sama bagusnya dengan yang lain, sepatu sama bagusnya dengan yang lain,” kata Salzano.

Dalam sebuah wawancara dengan CNA Newsroom pada Mei 2019, Ibunda Carlo berkata, “sejak Carlo berusia tiga, empat tahun, dia menunjukkan rasa cinta yang besar kepada Kristus, kepada Perawan Suci. Ketika kami biasa berjalan-jalan di luar, dia selalu ingin masuk ke dalam gereja, untuk menyapa Yesus, dan mengirim ciuman ke kayu salib.”

Salzano mengatakan bahwa dia sendiri “bukanlah contoh ideal seorang ibu Katolik” ketika putranya lahir, dan “sangat bodoh dalam hal iman.” Tetapi karena pengaruh Carlo, dia kembali pada penghayatan iman yang baik.

“Jadi sedikit demi sedikit saya mulai lebih dekat dengan Gereja. Saya mulai kembali mengikuti Misa. Dan ini sebenarnya karena Carlo. Bagi saya, Carlo adalah ‘juru selamat’ kecil,” katanya. Ian SaF https://katoliknews.com/2020/10/04/ibunda-carlo-acutis-putraku-gunakan-internet-sebagai-influencer-tuhan/

Teruskan pidato ini ke seluruh masyarakat, dan kepada orang2 di seluruh dunia. Mereka adalah bagian dari kekuatan kita.


PIDATO PERDANA MENTRI ISRAEL BENJAMIN NETANYAHU
BACA & SHARE KE SAHABAT SEIMAN YANG PERCAYA ELOHIM ISRAEL YESHUA HAMASHIAKH.

Bacalah pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan segala kemuliaan untuk Tuhan.

Nethanyahu mengatakan:
Baru 70 tahun yang lalu! Orang-orang Yahudi dibawa ke pembantaian seperti domba.

60 tahun yang lalu! Kami tidak punya negara. Tidak ada tentara

Tujuh negara Arab mengumumkan perang terhadap negara Yahudi kecil kami, hanya beberapa jam setelah penciptaannya!

Kami hanya 650 orang Yahudi, melawan seluruh dunia Arab! TIDAK ADA IDF (Tentara Pertahanan Israel).
Tidak ada Angkatan Udara yang kuat, hanya orang pemberani yang tidak memiliki tempat untuk pergi.

Lebanon, Suriah, Irak, Yordania, Mesir, Libya, Arab Saudi semua menyerang kita pada saat bersamaan.

Negara yang diberikan PBB kepada kita adalah gurun 65%. Negara ini entah dari mana!

35 tahun yang lalu! Kami melawan tiga tentara terkuat di timur tengah, dan kami menyapu mereka ... ya ... dalam enam hari.

Kami bertempur melawan berbagai koalisi negara-negara Arab, yang memiliki tentara modern dan banyak senjata Soviet, dan kami selalu mengalahkan mereka!

Hari ini kita memiliki:
* Negara
* Tentara 
* Angkatan udara yang kuat 
* Ekonomi Negara-of-the-Art yang
   mengekspor milyaran dolar 
* Intel - Microsoft - IBM
   mengembangkan produk di rumah 
* Dokter kami menerima
   penghargaan untuk penelitian
   medis 

Kami membuat padang pasir mekar, menjual jeruk, anggur, bunga dan sayuran ke seluruh dunia.

Israel telah mengirim satelitnya sendiri ke luar angkasa!
Tiga satelit sekaligus!

Kami bangga berada di peringkat yang sama dengan: Amerika Serikat, yang memiliki 250 juta penduduk,
Rusia, yang memiliki 200 juta jiwa
China yang memiliki 1,3 miliar jiwa
Eropa - Perancis, Inggris, Jerman - dengan 350 juta penduduk ..

Satu-satunya negara di dunia yang mengirim benda ke luar angkasa! Israel sekarang adalah bagian dari keluarga kekuatan nuklir, dengan Amerika Serikat, Rusia, China, India, Prancis, dan Inggris Raya.

Kami tidak pernah secara resmi mengakuinya, (tapi semua orang tahu itu) dan mengatakan bahwa hanya 60 tahun yang lalu, kami dipimpin, merasa malu dan tanpa harapan, untuk dibantai!

Kami telah menghancurkan reruntuhan eropa di Eropa, kami telah memenangkan peperangan kami di sini dengan tidak ada artinya. Kami membangun "Kekaisaran" kecil kami dari nol.

Siapa Hamas yang menakutiku? Menakutiku? Anda membuat saya tertawa!

Paskah dirayakan; Jangan lupakan apa ini.

> Kami selamat dari Firaun.
> Kami bertahan dari orang-orang
   Yunani.
> Kami bertahan dari Roma.
> Kami bertahan dari inkuisisi di
   Spanyol.
> Kami memiliki pogrom di Rusia.
> Kami bertahan dari Hitler.
> Kami bertahan dari Jerman.
> Kami selamat dari Holocaust.
> Kami bertahan dari tentara tujuh
   Negara Arab.
> Kami selamat dari Saddam.
> Kami akan terus bertahan dari
   musuh yang hadir hari ini juga.

Pikirkan kapan saja dalam sejarah manusia! Pikirkanlah, bagi kita, orang-orang Yahudi, situasi tidak pernah lebih baik! Lalu, mari kita hadapi dunia.

Mari kita ingat: Semua bangsa atau budaya yang pernah mencoba untuk menghancurkan kita, sudah tidak ada lagi sekarang - sementara kita masih hidup!

Mesir?
Orang Yunani?
Alexander dari Makedonia?
Orang Roma (apakah ada yang masih berbicara bahasa Latin akhir-akhir ini ?)
Reich Ketiga?

Dan lihatlah kami,
> Bangsa Alkitab
> Budak Mesir
> Kita masih di sini

Dan kita berbicara dalam bahasa yang sama! Dulu dan sekarang! Orang-orang Arab belum tahu, tapi mereka akan belajar bahwa ada Tuhan .... selama kita menyimpan identitas kita, kita selamanya.

Jadi maafkan kami karena tidak mengkhawatirkan.
> Jangan menangis
> Jangan takut
> Hal baik di sini
> Mereka pasti bisa menjadi lebih
   baik.

Namun: Jangan percaya media, mereka tidak mengatakan kepada Anda bahwa pesta terus berlangsung, orang terus hidup, orang terus keluar, orang terus menemui teman.

Ya, semangat kita rendah. Terus? Hanya karena kita meratapi kematian kita, sementara yang lain bersukacita dalam gudang darah. Itulah sebabnya kita akan menang, pada akhirnya.

Dia tidak pernah tidur, tidak akan pernah tidur .... wali Israel .... Yahweh Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub.

Kejadian 12:2-3 (TB)  
2. Aku akan membuat engkau menjadi
   bangsa yang besar, dan
   memberkati engkau serta membuat
   namamu masyhur; dan engkau
   akan menjadi berkat.

3. Aku akan memberkati orang-orang
   yang memberkati engkau, dan
   mengutuk orang-orang yang
   mengutuk engkau, dan olehmu
   semua kaum di muka bumi akan
   mendapat berkat." 

Teruskan pidato ini ke seluruh masyarakat, dan kepada orang2 di seluruh dunia. Mereka adalah bagian dari kekuatan kita.

Berbagi di sosmed Anda dan dengan teman2 Anda....
Haleluyah 🇮🇱

Saturday, September 12, 2020

Homili Sri Paus : MENJADI MANUSIA YANG BAHAGIA

Homili Sri Paus sangat bagus sebagai pegangan menjalani hidup

Satu lagi dari Sri Paus Franciskus yang sangat layak dibaca :

MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA

Alihbahasa oleh Rm. Ignatius Ismartono, SJ

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot.
Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu.

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan.
Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan.

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.

Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri.

Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri.

Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita.

Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

Untuk memiliki rasa mantab ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil.

Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita.

Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "Saya Salah", & memiliki keberanian untuk berkata "Maafkan Saya"....

Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku....

Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan.

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan.

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasaan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan.

Jangan menyerah... Jangan berhenti menghasihi orang orang yang engkau cintai..... Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

Dan engkau adalah seorang manusia yang luarbiasa!"
- Paus Fransiskus -
[https://gerejark.blogspot.com/2020/09/homili-sri-paus-menjadi-manusia-yang.html]

Tuesday, August 25, 2020

MENGHINDARI STRESS


Pada suatu hari, saya bersepeda bersama kawan-kawan saya menuju sebuah desa. Kami bertemu dengan seorang bapak yang mengalami PHK lima bulan silam dari Pabrik di mana ia bekerja.  Kini ia beternak  bebek yang cukup berhasil. Ketika ia pertama kali menerima keputusan itu, ia terus menerus mencari jawaban atas persoalan tersebut mengapa hal itu terjadi. Ketika ia terus menerus terpikir tentang situasi itu,  ia semakin dilanda  kekuatiran. Syukurlah ia menyadari bahwa tidak semua keadaan dapat ia kendalikan. Ia mengatakan : “Romo, daripada saya menghabiskan tenaga saya untuk mengendalikan keadaan, lebih baik saya menggunakannya untuk mengendalikan kekuatiran saya sehingga pikiran saya menjadi jernih untuk dapat melakukan sesuatu secara tepat dan benar. Sekarang ini hampir seluruh keluarga di desa ini memiliki berbagai macam ternak atau pun bertani. Di tengah situasi yang sulit  akibat pandemi ini, hidup kami  dicukupkan dengan  usaha kami sendiri”. Pendek kata, Bapak tersebut tidak mau stress dengan keadaan.

Stres dan kekuatiran dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita. Secara fisik, hal itu bisa menyebabkan ketegangan otot dan sakit kepala. Secara mental, stress dapat menaikkan kecepatan detak jantung  serta dapat menyebabkan kegelisahan, depresi, dan sulit tidur.

Ketika kita kuatir, kita  mencari berbagai jawaban atas persoalan-persoalan kita “mengapa ... mengapa ..... jika ..... jika ..,.” dengan harapan bahwa kita dapat mengendalikan situasi dalam hidup kita. Kita tidak mungkin dapat seratus persen mengendalikannya karena hanya Allah yang dapat melakukannya.

Daripada mengggunakan tenaga kita untuk mengendalikan keadaan dan orang-orang di sekitar kita, kita sebaiknya menggunakannya untuk mengendalikan diri kita sendiri. Daripada kita menguatirkan  hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, sebaiknya kita mengendalikan kekuatiran kita.

Kit tidak bisa mengurangi stres kecuali kita mau belajar berpikir secara benar. Berpikir secara benar berarti kita berpikir yang terbaik untuk dapat melakukan yang terbaik sambil mempercayai Allah akan membantu kita dalam menyelesaikan problema kita.  Kekuatiran atas persoalan kita hanya membuatnya lebih parah.

Allah tidak menghendaki kita hidup di dalam tekanan stress. Ia telah menganugerahkan kepada kita jalan untuk dapat menghindarinya :
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu” Yohanes 14 : 1).  Allah tidak menciptakan kita sebagai orang Yang penuh kekuatiran.

Untuk dapat menghindari kekuatiran, kita harus memilih berpikir positif. Ketika  kita menjadi orang pasif di masa-masa sulit ini, pikiran kita akan dipenuhi dengan kekuatiran, ketakutan, dan kegelisahan. Kita dapat menghindari stress yang menguras tenaga kita dengan dengan memutuskan untuk memikirkan sebaik mungkin cara yang tepat untuk menyelesaikan persoalan kita

Untuk dapat dengan menghindari stress selain dengan berpikir positif, kita harus selalu bersandar pada Allah dan memohon kepadaNya kekuatan dan kemampuan untuk dapat melalukan apa yang perlu kita lakukan.  Kita membutuhkan pertolongan Allah dalam setiap jalan yang kita putuskan. Allah menghendaki  kita tergantung secara total kepadaNya dan bukan mengandalkan kekuatan kita sendiri : “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3 : 5).

Salam Tangguh

Romo Felix Supranto, SS.CC


Sedikit perbaikan

Video berikut ini tentang UPACARA SERTIJAB DANDIM O510 TIGARAKSA

Pada Hari Rabu, 19 Agustus 2020 diadakan upacara Sertijab Komandan Kodim 0510 Tigaraksa dari Letkol Inf Parada Warta N. Tampubon, SH kepada Letkol Inf Bangun I.E Siregar, SH, M.I. Pol.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Brigjen Tri Budi Utomo, SE, Danrem 052 Wijayakrama dan Komandan Upacara adalah Mayor Arh Wayan Kariana.

Melihat video ini, kita akan ikut larut dalam keharuan dua perwira TNI dalam pengabdian bagi bangsa kita.

Tanggungjawab besar seorang pemimpin untuk memperoleh hati rakyat bagi bangsa ini.

https://youtu.be/m1_cj4Atops

Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC/ Media Kodim 0510 Tigaraksa

Tuesday, August 18, 2020

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2020


WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2020 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
(https://katekesekatolik.blogspot.com/2020/08/wejangan%20Angelus%20Paus%20Fransiskus%2015%20Agustus%202020.html)
Saudara dan saudari yang terkasih, selamat siang!
Ketika manusia menginjakkan kaki di bulan, ia mengucapkan sebuah kalimat yang menjadi terkenal : “Satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia”. Intinya, umat manusia telah mencapai tujuan sejarah. Namun hari ini, dalam Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, kita merayakan penaklukan yang jauh lebih besar. Bunda Maria telah menginjakkan kaki di surga : ia pergi ke sana tidak hanya dalam jiwa, tetapi juga dengan raganya, dengan segenap dirinya. Langkah Sang Perawan Nazaret yang hina ini adalah lompatan besar bagi umat manusia. Pergi ke bulan tidak banyak membantu kita jika kita tidak hidup sebagai saudara dan saudari di Bumi. Tetapi salah seorang dari kita yang tinggal dalam daging di Surga memberikan harapan kepada kita : kita memahami bahwa kita berharga, ditakdirkan untuk bangkit kembali. Allah tidak memperkenankan raga kita lenyap menjadi ketiadaan. Bersama Allah, tidak ada yang lenyap! Dalam diri Maria, tujuan telah tercapai dan di depan mata kita memiliki alasan mengapa melakukan perjalanan : bukan untuk mendapatkan perkara-perkara yang bawah sini, yang akan lenyap, tetapi untuk mencapai tanah air di atas sana, yang untuk selamanya. Dan Bunda Maria adalah bintang yang menuntun kita. Ia pergi ke sana terlebih dulu. Ia, seperti yang diajarkan Konsili Vatikan II, bersinar "sebagai tanda harapan yang pasti dan penghiburan bagi Umat Allah selama pengembaraannya di bumi" (Lumen Gentium, 68).

Apa yang disarankan Bunda Maria kepada kita? Hari ini dalam Injil hal pertama yang diucapkannya adalah : “Jiwaku memuliakan Tuhan” (Luk 1:46). Kita yang terbiasa mendengar kata-kata ini mungkin tidak lagi memperhatikan maknanya. Secara harfiah, "memuliakan" berarti "menjadikan hebat", memperbesar. Maria “mengagungkan Tuhan” : bukan berbagai masalah, yang tidak ia miliki pada saat itu, tetapi Tuhan. Sebaliknya, seberapa sering kita membiarkan diri diliputi oleh berbagai kesulitan dan diresapi oleh ketakutan! Bunda Maria tidak demikian, karena ia menempatkan Allah pertama-tama sebagai keagungan hidup. Dari sini Magnificat muncul, dari sini terlahir sukacita : bukan dari tidak adanya masalah, yang lambat laun akan datang, tetapi sukacita dilahirkan dari hadirat Allah yang membantu kita, yang ada di dekat kita. Karena Allah adalah agung. Dan terutama, Allah memandang orang-orang yang hina. Kita adalah kelemahan kasih-Nya : Allah memandang dan mengasihi orang-orang yang hina.

Maria, sesungguhnya, mengakui bahwa ia hina dan meninggikan “perbuatan-perbuatan besar” (ayat 49) yang telah dilakukan Tuhan baginya. Apakah perbuatan-perbuatan besar tersebut? Pertama dan terutama, karunia kehidupan yang tak terduga : Maria masih perawan namun ia hamil; dan Elisabet, juga, yang sudah lanjut usia, sedang menanti kelahiran seorang anak. Tuhan melakukan keajaiban terhadap orang-orang yang hina, orang-orang yang tidak meyakini bahwa mereka besar tetapi memberi ruang yang memadai bagi Allah dalam kehidupan mereka. Ia memperbesar belas kasih-Nya kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan membangkitkan orang-orang yang hina. Maria memuji Allah karena hal ini.

Dan kita - kita mungkin bertanya pada diri sendiri - apakah kita ingat untuk memuji Allah? Apakah kita bersyukur kepada-Nya atas perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan-Nya untuk kita? Karena setiap hari yang diberikan-Nya kepada kita, karena Ia senantiasa mengasihi kita dan mengampuni kita, karena kelembutan-Nya? Selain itu, karena telah memberikan Bunda-Nya kepada kita, karena saudara dan saudari yang ditempatkan-Nya di jalan kita, dan karena Ia membukakan Surga bagi kita? Apakah kita bersyukur kepada Allah, memuji Allah untuk perbuatan-perbuatan ini? Jika kita melupakan kebaikan tersebut, hati kita menciut. Tetapi jika, seperti Maria, kita mengingat perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah, jika setidaknya sekali sehari kita “mengagungkan” Dia, maka kita akan mengambil sebuah langkah maju yang besar. Suatu saat di siang hari mengatakan : "Aku memuji Tuhan", mengatakan, "Terpujilah Tuhan", yang merupakan sebuah doa pujian yang singkat. Inilah memuji Allah. Dengan doa pujian yang singkat ini, hati kita akan berkembang, sukacita akan bertambah.

Marilah kita memohonkan kepada Bunda Maria, Sang Pintu Surga, rahmat untuk memulai setiap hari dengan menengadah ke Surga, ke arah Allah, mengatakan kepadanya : "Terima kasih!" seperti yang diucapkan orang-orang yang hina kepada orang-orang yang besar. "Terima kasih".
[https://gerejark.blogspot.com/2020/08/wejangan-paus-fransiskus-dalam-doa.html]

(Peter Suriadi - Bogor, 15 Agustus 2020)

Wednesday, August 5, 2020

Apakah Rasa Bersyukur itu sudah ada di dalam dirimu ?


SSCC Indonesia
Apakah Rasa Bersyukur itu sudah ada di dalam diriku ?
Jika Anda masih belum menemukan jawabannya...
Mari Ikuti Rekoleksi Online bersama kami di Channel Youtube SSCC Indonesia, dengan tema:

"Spiritualitas Bersyukur"

oleh Romo Pankrasius Olak, SSCC - Rektor Skolastikat SSCC Yogyakarta dan Dosen Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Jangan lupa untuk share undangan rekoleksi online ini ya...
[Subscribe dan like juga ya sebagai dukungan untuk kami]
Terima kasih... Tuhan memberkati...
=======


UNDANGAN REKOLEKSI ONLINE GRATIS UNTUK UMUM
VVV
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-75
Kami mengundang Anda untuk mengikuti Rekoleksi Online yang bertemakan

Spiritualitas Pembebasan
📆 Hari Minggu, 09 Agustus 2020
⏰ Pk.10.00 WIB 
📺 Youtube: SSCC Indonesia
Pembicara: Romo Pankrasius Olak SSCC

LINK for YOUTUBE Live is below:

Klik juga SUBSCRIBE  (GRATIS). Mohon BAGIKAN INFO INI. Terimakasih. Tuhan memberkati Anda sekeluarga. Amin.


Monday, July 13, 2020

Membuat Iman Kita Tetap Tangguh


Bacaan: *Mazmur 52:10;*
"Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya."

_*Renungan:*_
  Umat beriman yang terkasih dalam Tuhan, bagi orang Israel, pohon zaitun merupakan pohon yang sangat berharga sebagaimana halnya dengan pohon anggur. Buahnya yang masih muda dapat dimakan mentah ataupun diawetkan sebagai penyegar, sedangkan buahnya yang sudah tua dapat diperas dan diambil minyaknya untuk dipergunakan dalam berbagai keperluan. Minyak zaitun juga sangat penting bagi orang Israel karena dapat dipakai untuk mengolah makanan, upacara keagamaan, kesehatan, kecantikan, lampu, mencampur rempah-rempah wangi, sebagai dasar pembuatan salep dan minyak urapan. Selain itu, daun zaitun sudah digunakan sejak zaman purba untuk mengobati luka atau berbagai infeksi.
  Orang benar dalam bacaan di atas dilambangkan sebagai pohon zaitun yang daunnya tetap menghijau. Ini merupakan nyanyian Daud ketika ia berada dalam kesesakan karena dikejar-kejar oleh Raja Saul dan nyawanya terancam. Dalam kondisi seperti itu Daud mampu berkata bahwa ia seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah.
  Sebagai orang Katolik, kita perlu menyadari bahwa meskipun keadaan di sekeliling kita tidak menjanjikan sesuatu yang baik, tetapi keyakinan dan iman kepada Allah akan membuat kita tetap kokoh berdiri, seperti pohon zaitun yang daunnya selalu menghijau sepanjang tahun, dan manfaat buah, daun serta kayunya selalu dapat dinikmati. Jangan biarkan seorang pun atau kejadian apa pun membuat daun kita layu, sehingga kita tidak lagi menjadi berkat. Tetap melekat pada Allah, itulah yang akan membuat daun kita selalu menghijau. Kekurangan,  kedukaan, penyakit dan berbagai kesulitan hidup tak akan mampu membuat daun kita menjadi layu jika kita tertanam dalam di dalam hati Tuhan. Tuhan Yesus Memberkarti  dan
Bunda Maria  mendampingi kita semua.

_*Marilah Berdoa:*_
Bapa di dalam surga,  bersama Santo  Yohanes Gualbertus yang kami peringati pada Hari Minggu Biasa ke XV  ini, kami mohon,  mampukan kami menjadi seperti pohon zaitun yang hidupnya bermanfaat bagi banyak orang. Jangan biarkan masalah dalam hidup kami  membuat kehidupan kami menjadi  layu tapi berikanlah kami kekuatan agar tetap hijau dan bermanfaat bagi  sesama kami.
Doa ini kami sampaikan ke hadiratMu melalui perantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan Juru Selamat kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus kini dan sepanjang segala abad,  Amin.

-----

Thursday, July 2, 2020

Rindu Akan Kematian


*Rindu akan Kematian*

Sudah lama dia menginginkan. Berulangkali dia mengatakannya. Dia semakin mengungkapkan itu setelah ibunya wafat di usia lanjut, sekitar 110 tahun, beberapa bulan lalu. Itulah kerinduannya: rindu akan kematian.

Ketika raganya semakin rapuh, tidak ada selera makan dan bicara lagi, kalau ditanya, jawabannya selalu senada: kerinduan akan kematian. Waktunya dianggapnya sudah dekat. Demikian juga saat Kamis pagi mau dibawa ke RS Elisabeth, Semarang, dia menyatakan yang sama. Di rumah sakit pun masih sempat mengutarakan yang sama, malahan ditambahi dengan perasaan sudah berjumpa dengan ibu dan kerabatnya yang sudah mendahului.

Mgr Julianus Sunarka, engkau sudah merasa waktunya tiba. Engkau merasa bahwa saatnya sudah selesai, sudah tuntas dengan apa yang engkau rasakan sebagai tugas panggilanmu. Cintamu akan pengembangan Gereja setempat dan bertumbuhnya para imam dioses, baik di Semarang dan terutama di Purwokerto menjadikanmu merasa sudah berbuah, sehingga engkau telah merasa siap meninggalkan itu dengan bangga. Engkau tidak ragu akan masa depan, dan karenanya mengaku bukan lagi pemilik masa depan itu.

Beberapa hari sebelum sungguh melemah, Mgr Narko masih sempat mencarikan sumber air untuk Girisonta. Itu peningalanmu untuk rumah yang ditempati, bahkan tempat istirahatmu. Engkau ingin memastikan kebutuhan dasar hidup rumah dan komunitas terjamin dan terjaga. Setelah memastikannya, engkau siap meningggalkannya.
Mgr Sunarka, saat istirahat sudah tiba. Engkau meninggalkan kami dengan wajah segar dan senyum cerah. Engkau pergi dengan lega dan damai, tak ada lagi kegelisahan dan kecemasan, bahkan pula tiada lagi rasa sakit.

Saat dipakaikan jubah, kasula dan lainnya oleh para suster di Elisabeth, engkau dengan tenang membiarkan digerakan, diangkat dan dipersiapkan. Semuanya berjalan dengan enak dan mudah. Engkau telah lega, telah damai. Istirahatmu begitu tenang, dalam senyum. Dia meninggalkan pertarungan hidup di dunia ini dengan tenang. Pergi sebagai pemenang.

Selamat jalan, Bapak Uskup, banyak yang sedih dan kehilangan. Namun engkau pergi dengan tenang dan menang. Engkau telah merindukannya, dan bahkan berharap segera terjadi. Engkau pergi tanpa duka, sebab engkau tahu kemana engkau pergi, dan kepada siapa engkau datang menghadap.

Mgr Julianus Sunarka, beristirahatlah pemenang, beristirahatlah dengan tenang!

Terimakasih atas segalanya. Jasamu tak akan lekang, walau engkau tahu waktumu berada dalam batas, namun engkau berada dalam deretan kaum pemenang kehidupan. Berkat Tuhan menyertaimu selalu. AMDG!

(Rm. T. Krispurwana Cahyadi)

Friday, April 17, 2020

Berkarya Terus-menerus Di Mana Saja Anda Berada


BERKARYA SAMPAI SENJA

Bacaan firman Tuhan hari ini : Lukas 23:44-49

Galileo Galilei adalah seorang ilmuwan revolusioner, ahli matematika dan astronom. Ia dijuluki sebagai "Bapak Fisika Modern" yang membawa kita lebih dekat dengan benda langit melalui teleskop dan teori visioner tentang tata surya.

Ideologi ilmiahnya yang canggih mulai diterima pada awal abad ke-19 hingga kini.

Sayangnya, jauh sebelum karyanya diakui ia telah meninggal pada tahun 1642.

Bahkan semasa hidupnya ia kerap dikritik dan diejek karena visinya sangat kontras dengan agama dan keyakinan masyarakat pada umumnya.

Tak hanya Galileo Galilei. Banyak tokoh dunia yang dipuji dan dikenang jasanya setelah mereka meninggal.

Sebut saja Vincent van Gogh, Edgar Allan Poe, Gregor Johann Mendel, Henry David Thoreau, Alfred Wegener, Franz Kafka, sampai kepada Yesus Kristus, Juru Selamat kita.

Semasa hidup Yesus sering mengalami penolakan. Kuasa-Nya tidak diakui. Latar belakang keluarga-Nya yang sangat sederhana membuat-Nya diragukan sebagai pengajar yang berkualitas.

Kesaksian-Nya dalam kebenaran menuai hujatan dan siksaan. Baru setelah Ia mengalami kematian di kayu salib, orang merasa terpukul (bdk. ay. 48).

Ini menunjukkan bahwa karya yang berkualitas tidak selalu mudah diterima. Tak jarang diperlukan pembuktian berulang kali untuk menguji kualitasnya.

Tetapi karya yang luar biasa tidak akan pernah terwujud jika penemu/penciptanya menyerah sebelum karyanya selesai.

Karena itu jangan merisaukan tanggapan/pengakuan orang! Selama visi kita tertuju pada Kerajaan Allah, teruslah berkarya!
[https://gerejark.blogspot.com/2020/04/berkarya-terus-menerus-di-mana-saja.html]

Sepucuk surat dari Jack Ma kepada putranya yang begitu menggugah banyak orang


马云写给儿子的一封信,感动无数人!
Sepucuk surat dari Jack Ma kepada putranya yang begitu menggugah banyak orang!

我儿:写这个备忘录给你,基于三个原则:
Anakku :  kutulis catatan pendek ini berdasarkan 3 prinsip:

一、人生福祸无常,谁也不知可以活多久,有些事情还是早一点说好。
1. Keberuntungan dan bencana dalam hidup ini tidak ada yang abadi, tidak seorangpun tahu mampu hidup berapa lama, ada sebagian hal sebaiknya dibicarakan sejak awal.

二、我是你的父亲,我不跟你说,沒有人会跟你说。
2. Aku adalah ayahmu, jika saya tidak mengatakannya padamu, maka tdk akan ada yg mengatakannya padamu.

三、这个备忘录记载的,都是我经过惨痛失败得来的体验,可以为你的成长省回不少冤枉路。
3. Catatan kecil ini menuliskan pengalaman yang kudapatkan melalui sakit dan kegagalan, bisa menghindari jalan berputar dalam perjalanan pertumbuhan hidupmu.

以下,便是你在人生中要好好记住的事:
Di bawah ini adalah hal-hal yang harus kau ingat baik-baik dalam hidupmu :
01. 对你不好的人,你不要太介意。在你一生中,没有人有义务要对你好,除了我和你妈妈。对你好的人,你一定要珍惜、感恩。
01. Janganlah terlalu memperdulikan orang yang tidak baik terhadapmu. Di seumur hidupmu, tidak ada seorangpun berkewajiban baik terhadapmu, terkecuali ayah ibumu. Terhadap orang yang baik kepadamu, haruslah senantiasa bersyukur dan menghargai.

02. 没有人是不可代替的,没有东西是必须拥有的。看透了这一点,将来就算你失去了世间最爱的一切时,也应该明白,这并不是什么大不了的事。
02.Tidak ada orang yang tak tergantikan, tak ada benda yang wajib dimiliki. Ketika mengerti hal ini, kelak seandainya kau kehilangan semua yang berarti dan kau cintai, kau akan tetap akan memahami, ini semua bukanlah perkara besar.

03. 生命是短暂的,今天或许还在浪费着生命,明天就会发觉生命已远离你。因此,愈早珍惜生命,你享受生命的日子也会愈多。与其盼望长寿,倒不如早点享受。
03.Kehidupan ini begitu sementara, hari ini mungkin kita masih menyia-nyiakam kehidupan, esok hari barulah menyadari kehidupan telah jauh meninggalkan kita. Karena itu, hargai kehidupan sedini mungkin, hari-harimu menikmati kehidupanpun akan semakin banyak. Daripada mengharapkan umur panjang, lebih baik lebih dulu menikmatinya.

04. 爱情只是一种感觉,而这感觉会随时间、心境而改变。如果你所谓的最爱离开你,请你耐心地等待一下,让时间慢慢冲洗,让心灵慢慢沉淀,你的苦就会慢慢淡化。不要过分憧憬爱情的美,不要过分夸大失恋的悲。
04.Cinta kasih hanyalah sebuah perasaan, dan perasaan ini akan berubah mengikuti waktu dan keadaan. Jika seseorang yang begitu kau cintai meninggalkanmu, bersabarlah menunggu sebentar, biarkan waktu perlahan membersihkannya, biarkan perlahan mengendap, rasa pahitnyapun akan perlahan2 menjadi hambar. Janganlah berlebihan mengharpkan keindahan cinta, janganlah juga berlebihan larut dalam sedih patah hati.

05. 虽然很多有成就的人没有受过太多的教育,但并不等于不用功读书,也可以成功。你学到的知识,就是你拥有的武器。人可以白手起家,但不可以手无寸铁,紧记!
05.Meskipun banyak orang sukses yang tidak mendapatkan terlalu banyak pendidikan, bukan berarti tidak giat belajarpun bisa berhasil. Pengetahuan yang kau dapatkan adalah senjata yang kau miliki. Kita boleh membangun semua dari nol, tapi tidak dengan tangan kosong. Ingatlah baik-baik!

06. 我不会要求你供养我下半辈子,同样的我也不会供养你的下半辈子。当你长大到可以独立的时候,我的责任已经完结。今后无论你坐巴士还是奔驰,吃鱼翅还是粉丝,都要自己负责。
06.Aku tidak akan memintamu mengurus masa tuaku, sama halnya denganku yang tidak akan mengurus masa tuamu. Ketika kau dewasa dan mandiri kelak, kewajibanku selesai. Selanjutnya apakah kamu naik kendaraan umum atau mercedez benz, menyantap sirip ikan atau bihun, semuanya harus kau pertanggung jawabkan sendiri.

07. 你可以要求自己守信,但无法要求别人也守信;你可以要求自己对他人好,但不能期待人家也对你好;你怎样待人,并不代表人家就会怎样待你,如果你看不透这一点,只会给你增添不必要的烦恼。
07.Kamu boleh menuntut dirimu untuk menjaga kepercayaan, tapi tidak dapat menuntut orang lain melakukan hal yang sama; kamu boleh menuntut dirimu berbuat baik kepada orang lain, namun jangan mengharapkan orang lain baik terhadapmu; bagaimana kamu memperlakukan orang lain, bukanlah berarti mereka akan memperlakukanmu sama, jika kamu tidak memahami ini, hanya akan menambah beban yang tak perlu dalam hidupmu.

08. 我买了26年的彩票,连三等奖也没有中过,这就证明人要发达,还是要努力工作才可以,世界上并没有免费的午餐。
08.Aku membeli lotre selama 26 tahun, bahkan hadiah ke-3pun tak pernah aku dapatkan, membuktikan kemakmuran hanya dapat dihasilkan dari giatnya bekerja, tidak ada kekayaan yang turun dari langit.

09. 亲人只有一次的缘份,无论这辈子我和你会相处多久,你一定要珍惜共聚的时光,下辈子,无论我们爱与不爱,都不会再相见。
09.Keluarga hanyalah ikatan jodoh satu kali, berapa lamapun aku dan kamu akan bersama, kamu tetap harus menghargai setiap waktu kebersamaan, di kehidupan selanjutnya, apakah kita saling mencintai maupun tidak, tetap tidak akan berjumpa lagi.

Sunday, April 5, 2020

Beriman Dimasa Pademi


𝗕𝗘𝗥𝗜𝗠𝗔𝗡 𝗗𝗜 𝗠𝗔𝗦𝗔-𝗠𝗔𝗦𝗔 𝗣𝗔𝗡𝗗𝗘𝗠𝗜

Oleh Andi Tarigan (ditulis untuk majalah Gema Paroki SMF-SC)

Jutaan manusia hari-hari ini mengalami kecemasan luar biasa. Sebabnya satu, penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas. Ribuan manusia telah terjangkit dan tidak sedikit pula yang meninggal karenanya. Sementara itu sampai detik ini belum ditemukan penangkalnya.

Penyebaran Covid-19, yang telah ditetapkan WHO sebagai pandemi, jelas menimbulkan berbagai pertanyaan dan penyelidikan medis. Namun, bagi orang beriman, situasi pandemik ini juga jelas memunculkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana tetap beriman di tengah krisis besar. James Martin, SJ dalam “Faith in the time of Coronavirus” menyodorkan tiga pokok penting bagi umat beriman: (1) Lawan kepanikan, (2) Hindari menyalahkan, (3) Membantu mereka yang terpinggirkan*, (4) Berdoalah.

𝗟𝗮𝘄𝗮𝗻𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗻𝗶𝗸𝗮𝗻. Dalam situasi pandemi Covid-19, wajar jika seseorang merasa panik melihat ribuan orang terjangkit virus yang belum ada vaksinnya. Namun, kita harus segera sadar sesadar-sadarnya, kita tak tidak boleh hanyut dan tenggelam dalam kepanikan. Kita harus segera melawan kepanikan dalam diri kita maupun komunitas kita.

Melawan kepanikan itu bukan berarti kita mengabaikan nasihat-nasihat penting dari para ahli medis dan kesehatan masyarakat. Kita tentu tetap perlu waspada. Poin pentingnya, kepanikan bukan berasal dari Tuhan. Ketenangan dan pengharapan adalah tanda kehadiran Tuhan. Kita dapat menghadapi dan menanggapi krisis dengan penuh kesiagaan, sambil tetap mempertahankan rasa tenang dalam pengharapan.

St Ignatius Loyola dalam Latihan Rohani berbicara tentang dua kekuatan dalam kehidupan batin kita: (a) yang menarik kita ke arah Tuhan dan (b) yang menjauhkan kita dari Tuhan. Apa pun yang menjauhkan kita dari Tuhan adalah roh jahat, yang menyebabkan kepanikan, kecemasan, ketakutan, dan kesedihan. Semua itu itu akan mencegah kita untuk maju dan mendekatkan diri pada Tuhan. Untuk itulah kita perlu melawan segala macam kepanikan dan semua komplotannya. Semua itu hanya menggiring kita pada situasi yang kacau-balau. Semua itu pastinya akan menjauhkan kita dari bantuan yang Tuhan ingin berikan kepada kita. Sebab, hampir pasti tak mungkin kita mengenali cara Tuhan bekerja jika kita tidak bisa berpikir jernih.

Di zaman ini, salah satu untuk melawannya adalah dengan menyaring berita-berita yang tidak jelas sumbernya, juga desas-desus yang tidak jelas dasarnya. Tantangan kita di era media sosial ini jelas sangat besar. Untuk itu, bijaklah dalam menerima dan menyebarkan berbagai informasi. Saring dan selidikah segala hal, serta percayalah hanya para ahli medis yang memiliki otoritas untuk menjelaskannya.

Sekali lagi, kepanikan, kecemasan, dan ketakutan tidak datang dari Tuhan. Lalu, apa yang datang dari Tuhan? St. Ignatius Loyola memberi tahu kita: Roh Tuhan membangkitkan keberanian dan kekuatan, konsolasi (penghiburan), inspirasi dan ketenangan.”

“𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵,” 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪.

𝗛𝗶𝗻𝗱𝗮𝗿𝗶𝗹𝗮𝗵 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗮𝗹𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻. Dalam penyebaran Covid-19 ini, cukup banyak kita temui komentar yang isinya hanya menyalahkan, menyalahkan, dan menyalahkan. Ini salah pemerintah yang lambat, salah si dia, si itu, semua salah. Beberapa waktu lalu dikabarkan bahwa sekelompok orang di New York City meneriaki dan menyalahkan seorang lelaki Tionghoa (karena negaranya dianggap sebagai penyebar terjadinya virus tersebut). Dalam situasi seperti ini, tahanlah diri kita untuk tidak menyalahkan atau mengkambing-hitamkan orang lain. Ini bukan soal salah siapa.

Demikian juga, orang-orang yang terinfeksi tidak bisa disalahkan begitu saja. Ingatlah ketika Yesus ditanya tentang orang buta: “Siapakah yang berdosa, sehingga orang ini dilahirkan buta?” Tanggapan Yesus, “Tidak seorang pun” (Yoh 9:2). Penyakit bukan hukuman. Jadi, tahanlah diri untuk tidak menjelek-jelekkan, menyalahkan, dan membenci.

𝘊𝘰𝘷𝘪𝘥-19 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘭. 𝘛𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢.

𝗕𝗮𝗻𝘁𝘂𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗽𝗶𝗻𝗴𝗴𝗶𝗿𝗸𝗮𝗻. Pandemi ini bisa jadi membutuhkan waktu pemulihan yang lama. Lakukan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu orang-orang di sekitar kita yang sangat terdampak oleh situasi ini, terutama mereka yang terpinggirkan. Kita tentu wajib mengambil langkah-langkah pencegahan untuk tidak terjangkit virus tersebut, sambil tetap membantu mereka yang sangat membutuhkan. “Aku lapar, dan kamu memberi aku makan,” kata Yesus (Mat 25).

Ingatlah, Yesus hidup pada masa ketika orang-orang belum memiliki akses ke perawatan medis yang paling mendasar. Dan, ketika Ia tetap mengunjungi orang-orang sakit, itu sama berbahayanya seperti hari-hari yang kita alami saat ini.

Bukalah hati kita untuk mereka yang terpinggirkan. Mereka tentu mengalami kesulitan di masa-masa ini. Dalam situasi seperti ini, gelandangan misalnya, akan lebih menderita daripada apa yang kita alami. Bukalah hati kita untuk mereka yang membutuhkan.

𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘯𝘶𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯𝘧𝘦𝘬𝘴𝘪.

𝗕𝗲𝗿𝗱𝗼𝗮𝗹𝗮𝗵. Gereja-gereja Katolik di berbagai belahan dunia menghentikan sementara kegiatan yang melibatkan banyak orang. Ini tentu langkah bijaksana untuk menjaga kesehatan dan keselamatan banyak orang. Semua ini tentu saja membutuhkan pengorbanan besar. Kita berkorban untuk menunda sementara salah satu bagian yang paling mendasar dalam peneguhan iman kita: Ekaristi.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Banyak paroki kemudian mengadakan misa yang disiarkan langsung di televisi, radio, juga melalui streaming via internet. Namun, bahkan jika semua saluran itu tidak dapat kita jangkau, kita masih tetap dapat berdoa. Iya, berdoa. Ketika kita berdoa sendiri ingatlah bahwa kita melakukannya bersama dalam kesatuan dengan komunitas umat beriman.

Dalam tradisi Gereja Katolik, ketika kita tidak dapat berpartisipasi dalam perayaan ekaristi, kita dimungkinkan untuk menerima “komuni batin”. Dalam komuni batin kita mempersatukan diri dengan Tuhan dalam doa. Selain itu, kita juga dapat mencari cara kreatif seperti merenungkan Injil secara pribadi, membaca buku terkait bacaan Injil, atau mengumpulkan keluarga untuk membaca Injil dan membagi pengalaman iman bersama.

Kita tentu masih ingat bagaimana jemaat perdana yang teraniaya berkumpul, berdoa, dan membagikan pengalaman iman mereka di dalam katakombe. Kita tentu dapat melakukan hal yang sama. Ingatlah ketika Yesus berkata, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku di sana di tengah-tengah mereka.” (Mat 18:20). Ingat juga bahwa gereja lebih dari sekadar bangunan. Gereja adalah komunitas umat beriman.

Percayalah, Tuhan menyertai kita selalu. Yesus memahami penderitaan kita dan menemani kita dengan cara yang paling intim. Ingatlah, selama pelayanan publiknya Yesus menghabiskan banyak waktu bersama orang-orang sakit. Dan, sebelum munculnya berbagai pengobatan modern, hampir semua infeksi dapat membunuh manusia. Namun, Yesus menunjukkan bagaimana Ia tidak meninggalkan mereka yang sakit. Yesus memahami semua kekhawatiran kita.

Yesus memahami kita, bukan hanya karena Ia Ilahi dan memahami segala sesuatu, tetapi karena ia mengalami apa yang kita rasakan.

𝘋𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘰𝘢. 𝘗𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘋𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢.
[gerejark.blogspot.com]
***

Tuesday, March 24, 2020

Ibadah di rumah itu pernah ada seperti di masa sekarang ini, ditulis di Alkitab kita


Jaman Israel waktu ada tulah maut. Namun yang melindungi adalah Tuhan, disebutkan dalam Keluaran 12:22 - Tuhan melarang ummat Israel keluar rumah. Jadi, ingatlah bahwa Tuhan yang melindungi. Tuhan yang menyuruh mereka tetap tinggal di dalam kemah sampai pemusnah itu lewat di antara.
Jadi Tuhan bisa "membikin" Pemerintah mengeluarkan aturan bahwa ibadah mereka tetap di rumah. Hal itu terjadi karena hikmat dari Tuhan.
Mazmur 91:10 memang mala petaka dan tulah tidak menimpa kita

Ingat .. Corona tidak diciptakan untuk anak Tuhan, tetapi kita harus bijaksana seperti orang Israel malam itu tidak keluar pintu sampai pemusnah diijinkan Tuhan berhenti.

Dalam Ulangan 28:22 dikatakan: suatu ketika batuk kering dan demam tinggi akan memusnahkan manusia tetapi kita tetap tidak tertimpa

Ingat orang Israel itu menurut, jadi selama semalam mereka di dalam rumah, dan tanda darah itu membuat Tuhan membebaskan mereka dari pemusnah

1 Petrus 1:2 Darah Yesus dipercikkan bagi kita anakNya ... jadi tetap bijaksana kalau anda merenungkan Firman Tuhan di rumah (bukan untuk bebas Corona) tetapi untuk melihat Tuhan melewatkan pemusnah dan memuliakan Tuhan. Seperti Paskah Pertama , tahun ini, bulan ini di Paskah 2020 - Tuhan akan melewatkan pemusnah itu seperti Mazmur 91:5-7 - Walau seribu rebah dan 10.000 rebah, kita tidak akan tertimpa. Tapi hendaklah kita bijak seperti orang Israel pada saat itu untuk belajar diam di kemah sampai Corona dilewatkan oleh Tuhan kita

Dituntut bijaksana dan berhikmat dalam kasus ini. Cerdiklah dan selalu tulus.
[https://gerejark.blogspot.com/2020/03/ibadah-di-rumah-itu-pernah-ada-seperti.html]

Tuhan Yesus memberkati
Salam Sehat

+++++++++++++

Mohon teman teman  tidak menganggap ini lelucon 🙏🙏🙏🙏🙏🙏tolong sempatkan baca  "MERENUNGKAN PASKAH DARI KELUARAN 12"

Waktu saya merenungkan ayat tentang Paskah yang diawali dengan kematian di seluruh negeri, dan orang Israel diperintahkan Tuhan utk tidak keluar rumah, agar mereka tdk kena tulah itu. 

Tiba2 saya tersentak serasa seperti diingatkan Roh Kudus dengan satu pertanyaan pemikiran: "kita sebentar lagi merayakan Paskah. Tetapi perayaan Paskah yang tidak boleh keluar rumah," karna adanya kematian di mana2. 

Mari kita simak bbrp hal berikut ini:

1. Pada saat membaca ayat yang ke enam, mata saya tertegun pada kalimat "kamu harus mengurungnya sampai hari yang ke empat belas".

Terbersit pertanyaan, bukankah 14 hari itu merupakan jumlah hari ketetapan masa mengurung diri atau yang disebut Social Distancing?. Apakah ini angka kebetulan sama, atau ada maksud pesan tersembunyi dari Allah bagi kita berkaitan dengan Paskah tahun ini?

2. Ayat 15 - 18 berbicara tentang membersihkan seisi rumah dari ragi, dan selama 14 hari itu digunakan untuk melakukan pertemuan kudus dan memakan roti tidak beragi. "Ini berbicara tentang mencari hadirat Tuhan/beribadah dan pengudusan hidup". 
TUHAN ingin di masa 14 hari ini umatNya benar2 hidup kudus.

3. Pada ayat 21-23 Tuhan berbicara tentang ketentuan menyembelih anak domba Paskah dan menyapukan darahnya pada ambang atas dan kedua tiang pintu, dan itu sebagai tanda bagi Tuhan untuk melewati pintu itu dan tidak akan membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumah untuk menulahi. 
Mari kita tanya dalam setiap hati kita, "apakah setiap kita sudah menerima darah anak domba Allah, sebagai tanda keselamatan dari bahaya maut?" (Kel. 12:23, 27). 
Jika belum, ini waktunya bagi saudara untuk "menerima Darah Anak Domba Allah, yaitu Yesus Kristus sebagai darah korban keselamatan kekal bagi hidup kekal saudara."

Ijinkan saya mengajak setiap kita di dalam mempersiapkan hari raya Paskah tahun ini "merenungkan Keluaran 12 ini dengan apa yang terjadi di dunia saat ini".

Saya yakin, kejadian wabah Virus Covid-19 ini bukan kebetulan, karna pasti ada pesan tersembunyi berupa peringatan bagi setiap kita umat tebusanNya. 


"TUHAN, apakah yang akan Tuhan kerjakan bagi umatMu pada peristiwa momen Paskah tahun ini?"🙏😇


Monday, March 9, 2020

Sudah kah Kita Berlaku Adil Sebagai Gembala Yang Baik di Lingkungan kita ?

 Acara APP 2020 , Pertemuan II Lingk St Lukas Paroki St Barnabas Pamulang - Tangsel Jkt.
Yehezkiel 34:2-6,11-12, Tuhan ,Gembala Israel Yang baik,melawan gembala-gembala yang jahat.
Kitab Suci itu dipenuhi dengan citra gembala yang baik. Mazmur favorit saya adalah Mazmur 23, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Nabi Yesaya yang menghibur bangsa Israel di pembuangan Babel, berbicara tentang Tuhan yang seperti gembala yang akan mengumpulkan kembali domba-domba Israel yang hilang dan membawa mereka pulang (Yes 40:11). Beberapa pemimpin besar Israel adalah gembala. Musa merawat kawanan domba ayah mertuanya ketika ia dipanggil oleh Allah (Kel 3). Daud juga sedang menjaga kawanan domba ayahnya ketika Samuel datang dan mengurapi dia sebagai raja (1 Sam 16). Tidak heran jika Yesus juga memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik.

Dari Injil Johanes, kita dapat mempelajari tiga karakter gembala yang baik. Pertama, Yesus membedakan antara Gembala yang Baik dan para gembala yang buruk. Gembala yang baik adalah pemilik domba-dombanya dan bertanggung jawab atas hidup mereka. Sementara, para gembala yang buruk merasa tidak memiliki domba, dan bekerja terutama untuk uang, bukan untuk domba. Inilah mengapa ketika bahaya datang dari serangan hewan buas atau pencuri, mereka akan lari dan menyelamatkan nyawa mereka sendiri daripada melindungi domba mereka. Nabi Yeremia mengkritik para pemimpin Israel yang korup dan tidak adil pada masanya dan ia pun bernubuat, “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak (Yer 23:1)!”

Karakter kedua dari seorang gembala yang baik adalah dia mengenal dengan baik domba-dombanya dan memanggil mereka dengan nama mereka. Masing masing dari kita sebagai orang katolik di lingkungan,bukan hanya terbatas sebagai Ketua dan sekretaris atau bendahara,tetapi setiap pribadi.Kita menjadi gembala, dalam arti terutama kita harus mengenal anggota lingkungan keluarga dimana kita tinggal.Merekalah,sesama anggota lingkungan kita sebagai domba-domba kita.

Domba-domba di Yudea dipelihara untuk mendapatkan bulu domba atau wol dan untuk dikorbankan. Khususnya yang ditujukan untuk produksi wol, gembala akan hidup bersama dengan kawanannya selama bertahun-tahun. Tidak heran jika dia mengenal dengan baik setiap domba, karakternya, dan bahkan ciri-ciri fisiknya yang unik. Dia akan memanggil mereka dengan nama seperti ‘kaki kecil’ atau ‘telinga besar’. Karena ikatan erat antara keduanya, domba-domba itu begitu akrab dengan suara gembala dan akan mendengarkan setiap kali dia memanggil mereka. Ini mengingatkan saya pada anjing peliharaan kami di rumah. Kami menyebutnya “cipluk,” dan ibu dan adik saya merawatnya dengan baik. Jadi, setiap kali ibu atau adik saya memanggil namanya, cipluk segera lari mendekati mereka. Namun, setiap kali saya mencoba memanggil namanya, cipluk tidak memberi perhatian!

Sejauah manakah kita mengenal domba-domba kita,anggota lingkungan kita dimana kita tinggal ? Ini jauh lebih penting dari sekedar kita menceritakan pengalaman,atau membicarakan keadilan di negeri kita.(Bukan tidak berguna,tetapi ada hal yang lebih tepat).Kita memiliki tanggung jawab kita akan warga kita.Kita terlebih dulu adil dengan yang terdekat dengan kita, dengan cara menyapa,atau melihat kebutuhan dll anggota masaryakat atau anggota lingkungan kita. Dia lah domba kita sesungguhnya.Kita bicarakan kesulitan mereka,kemudian dengan langkah nyata kita temukan solusi bersama guna meringankan apa saja yang menjadi beban anggota lingkungan kita,termasuk sebab musabab mereka tidak aktif,apakah perlu jemputan,pemberitahuan yg tidak sampai,karena ini dan itu tidak bisa bergabung dgn persekutuan atau doa kita.

Karakter ketiga dan paling penting adalah gembala yang baik akan menyerahkan hidupnya bagi domba-dombanya. Karakter ini tampaknya berlebihan, namun hal ini sungguh terjadi. Kita ingat bahwa gembala yang baik memiliki ikatan yang kuat dengan domba-dombanya (saya umpamkan ini sebagai anggota lingkungan kita) dan merawat mereka dengan baik, ia pun tidak akan ragu-ragu dalam menjaga domba-dombanya dari serangan predator dan perampok yang berbahaya. Tidak jarang, gerombolan perampok tanpa belas kasih memukuli gembala yang berani bahkan sampai mati. Gembala-gembala ini secara harfiah menyerahkan hidupnya untuk domba-domba itu. Ini tidak jarang terjadi pada zaman Yesus di Palestina, dan masih terjadi di zaman kita di beberapa belahan dunia.

Tuhan kita adalah Gembala yang baik dan ini berarti bahwa kita adalah domba-domba milik-Nya. Dia mengenal kita masing-masing secara mendalam, bahkan lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Dia tidak akan meninggalkan kita ketika hidup kita menghadapi masalah serius dan bahaya. Dia tidak hanya akan memperhatikan kita selama kita menghasilkan “wol,” tetapi Dia terus mengasihi kita bahkan saat kita tidak menjadi domba yang baik. Yesus Sang Gembala baik meletakkan hidup-Nya di kayu salib, sehingga kita, domba-domba-Nya, dapat memiliki hidup yang berkelimpahan. Pertanyaannya sekarang: Sudahkah kita menjadi domba yang baik? Apakah kita mengenali suara-Nya? Apakah kita mendengarkan Dia? Apakah kita benar-benar mengikuti Dia?
Dengan kata lain,apakah kita menjalankan firman tuhan atau sebatas membicarakannya dan mendiskusikannya di lingkungan pertemuan kita ? (jmg)
[https://gerejark.blogspot.com/2020/03/sudah-kah-kita-berlaku-adil-dengan.html]


[https://gerejark.blogspot.com/2020/03/sudah-kah-kita-berlaku-adil-dengan.html]

Wednesday, February 16, 2011

Misteri dan Keharuan Jumat Pertama

Semoga kisah nyata ini semakin menguatkan iman dan harapan kita kepada Dia yang maha sempurna dalam segala rancanganNya. Rancangan dan kuasa Tuhan adalah yang terbaik dan tepat sampai ke detik-detiknya. Jangan lagi kita meragukan hal itu.

Jum�at, 4 Juli 2003. Hari ini adalah the Fourth of July, hari ultah kemerdekaan Amerika yang ke 227. Hari ini saya pergi ke kota San Jose karena ajakan makan siang dari temen saya. Sehabis makan siang di Eastridge mall (kota San Jose) bersama temen saya sdri P dan temen cowoknya S yang baru datang dari Indo 2 hari lalu, sudah jam 3 sore. Setelah makan mereka lalu berangkat ke kota San Francisco karena malamnya mereka akan nonton kembang api dari atas kapal. Supaya mereka bisa lebih privacy, saya memang memilih tidak ikut.

Saya sendiri sebetulnya jarang datang ke kota San Jose ini, maka kemudian saya masih sempatkan jalan-2 sendiri saja di dalam mall sampai sekitar jam 4. Sejak usai makan siang itu, sebetulnya perasaan saya mulai tidak enak; tepatnya saya merasa sedih. (kiranya tidak perlu saya jelaskan alasannya mengapa). Maka kemudian saya memutuskan akan mampir ke sebuah gereja yang letaknya saya tahu persis ada di jl Main street kota Milpitas.

Kota Milpitas ini memang berada di antara San Jose dan kota tempat saya tinggal yakni Fremont. Entah mengapa saya bisa begitu saja teringat ada gereja di Main Street Milpitas, padahal saya hanya pernah sekali mengikuti misa di gereja itu, yakni sekitar 7 bulan yang lalu diajak oleh P. Gerejanya adalah St.John the Baptist Catholic Church (www.sjbparish.org atau www.dsj.org/parish/stjohnbap.htm ). Saya hanya ingin masuk ke dalam gereja untuk berdoa dan menenangkan diri, itu saja. Saya berharap ada pintu gerejanya yang buka. Waktu sampai di gereja, saya parkir di tepi (ujung depan) lapangan parkir karena di situ sejuk tidak terkena panas matahari. Saya lihat ternyata pintu samping kiri gereja (yang menghadap lapangan parkir) terbuka. Waktu masuk ke gereja lewat pintu samping itu, saya jadi tahu bahwa sedang ada sekelompok lansia vietnam sedang berdoa novena dalam bahasa mereka.

Mereka sekitar 12 orang, duduk di 4 baris depan dekat altar. Saya memilih duduk di agak belakang, berdoa dan menenangkan diri. Di saat-saat tertentu ketika perasaan saya sedang sedih atau saat saya merasa perlu menenangkan diri, saya memang lebih suka memilih datang & berdoa di gereja, daripada nonton bioskop, misalnya. Setelah 20-an menit, saya keluar dari gereja dan akan pulang. Perasaan saya masih tidak karuan, tapi sudah agak lebih baik. Tapi anehnya setelah keluar dari pintu gereja, saya tiba-tiba merasa tidak ingin pulang. Seolah ada seseuatu yang menahan saya. Saya langsung duduk di kursi panjang taman yang rindang yg letaknya dekat pintu samping gereja itu, menikmati semilirnya angin di musim panas ini. Ketika 5 menit kemudian rombongan lansia vietnam itu keluar dan pintu gereja telah dikunci oleh salah seorang dari mereka, saya masih tetap duduk di kursi taman itu, dan merasa tenang sekali. Saya sudah ingin pulang, tapi seolah ada sesuatu yang menahan saya. Saya pikir sungguh tidak biasa seseorang berada di lingkungan gereja sendiri saja,..apalagi cuma duduk berlama- lama.

Waktu itu saya melihat sudah ada satu mobil warna putih yg parkirnya persis di sebelah kanan mobil saya, tapi saya tidak melihat seorangpun di lingkungan gereja, toh semua pintu gereja dikunci. Mobil itu adalah sebuah pick- up terbuka, tapi di sekeliling tepian bak mobilnya dikasih papan agak tinggi untuk menahan barang-2 di dalamnya. Entah mengapa saya masih saja duduk dan menikmati ketenangan itu bbrp waktu, sampai akhirnya saya beranjak dan memutuskan utk jalan-2 saja di sekeliling lingkungan gereja St.John the Baptist ini. Setelah memutari lingkungan sekolah st.John dan gedung paroki, saya sampai kembali ke gereja dan ingin berjalan memutarinya dari arah belakang gereja, sisi kanan terus belok ke sisi depan gereja. Apa yang saya lihat di depan pintu utama gereja yang tertutup rapat itu?. Seorang asia, usianya tampak sekitar 48 tahun (saya biasanya cukup lihai manaksir umur sso lho..). Badannya agak gemuk, kemejanya lusuh, kumal, dan jelas kotor. Sepatunya dibuka, kaos kakinya tampak kumal dan sudah tua. Dia duduk di atas peti plastik (semacam peti untuk botol-botol coca cola), dan bersandar di salah satu tiang yang paling dekat dengan pintu gereja yang tertutup rapat.

Matanya terpejam, kakinya diselonjorkan, mulutnya bergerak- gerak,..dia tampak sedang berdoa. Ternyata di tangan kiri yang disilanya itu, dia menggenggam sebuah rosario. Dia tampaknya tahu saya ada di situ, tapi dia tidak bereaksi atau menoleh sedikitpun ke arah saya. Saya begitu terhenyak mendapati ada seorang yang demikian rindu berdoa di gereja bahkan ketika semua pintu gereja sedang tertutup. Sikapnya begitu khusuk, dan bagi saya tampak bukan pertama kalinya dia mendatangi gereja ini. Dari sudut kanan gereja itu, saya duduk di atas susunan batu bata, dan jarak dia dengan saya sekitar 6 meter saja. Tidak biasanya saya memandang orang berdoa, tetapi kali ini sungguh lain.

Saya memandang dia dan dengan sabar menunggu dia selesai berdoa. Perasaan saya berkata, saya perlu bicara dengannya. Sekitar enam menit berlalu, dan ia beranjak. Dia menoleh ke saya, dan sambil senyum sedikit saya bilang �hi, how are you�. Jawabannya hanya �good� saja, dan ditariknya peti platik itu, dan berlalu dengan ekspresi yang dingin. Karena dia berjalan menuju lapangan parkir, seketika itulah saya sadar bahwa mobil pick-up bak terbuka itu ternyata milik dia. Tidak ada keraguan sedikitpun, saya mengikuti dia. Tapi saya agak tertinggal di belakang, sekitar 10 meter. Setelah ditarohnya (lebih tepat saya katakan dilempar) �kursi�nya ke belakang bak mobil, dia membuka pintu mobilnya dan hendak masuk. Tetapi dia tidak langsung masuk,...saya yakin sekali dia sengaja membiarkan sampai saya sampai dekat mobil juga, dengan caranya pura-pura memeriksa kembali posisi �kursi� yang dilemparnya secara sembarangan tadi.

Kemudian dia duduk di jok mobilnya lagi, pintu mobilnya dibiarkan terbuka. Dengan ucapan inggris yang terbata-bata dan sangat minim, dia menjawab sapaan saya. Dia bilang namanya Thu ni. Dia orang vietnam. Waktu saya jabat tangannya, dia sekilas tampak sungkan karena dipikirnya tangannya kotor. Waktu saya tanya anaknya berapa, dia bilang dia single dengan nada agak minder. Waktu saya tanya umurnya, dia bilang 38 (dan saya sungguh terkejut...wajahnya hampir seusia 50 tahun !). Tanpa ditanya, dia bilang dia sekarang tidak punya pekerjaan sudah setahun lebih. Katanya dia berdoa supaya Maria mendengar doanya. Tampak sekali dia sangat nervous/gugup diajak bincang-bincang dengan saya. Mungkin dipikirnya saya ini seorang pastur atau pengurus gereja itu (hehe...). Saya bilang lihat dong rosarionya, dan dia memberikannya ke tangan saya. Katanya kalung rosario itu sudah lima tahun dia punya.

Sungguh kalung yang warnya sudah agak kusam dengan biji yang agak besar, tapi salibnya agak berat juga. Saya bilang, jangan terlalu bersedih, Yesus dan Maria pasti sudah mendengar doa-doa dia. Dia terpaku hampir menangis. Dia seorang lelaki sungguh yang amat jauh dari kesan bersih dan rapi. Sangat mungkin sepertinya tidak seorangpun selama ini telah memberikan perhatian kepadanya. Badan dan pakaiannya kumal, kotor, dan agak bau. Ternyata di bak belakang mobilnya itu ada banyak sekali botol-2 bekas, kardus-2, dan karung bekas. Aroma tidak sedap tercium dari botol-2 bekas itu. Dia ternyata seorang pemulung. Dan sekarang dia mengeluh, katanya sekarang ini amat sulit ...semakin dikit botol yg dapat dia kumpulkan, katanya. Setelah menggenggam rosarionya di dada saya, saya kembalikan kepadanya. Satu hal yang saya bisa tangkap dengan jelas,..orang ini sikapnya gugup dan sangat terkesan jarang bicara dengan orang lain.

Saat itulah seorang bapak agak beruban turun dari sepedanya sekitar 3 meter dari tempat saya berdiri. Saya taksir umurnya sekitar 58 tahun. Dia berkata �you vietnamese?�. Waktu saya bilang no, dia tampak agak kecewa dan bersiap akan pergi lagi. (Sudah rahasia umum bahwa berbicara dalam bahasa inggris adalah trauma dan bikin grogi bagi banyak orang yang tidak bisa -apalagi orang itu sudah agak tua). Tapi bapak ini seolah punya masalah. Sikap ramah saya tiba- tiba muncul. Tanpa niat apapun, saya kemudian spontan balik bertanya �are you vietnamese?�. Dia bilang yes. Lalu saya bilang �orang ini vietnamese juga� sambil menunjuk Thu Ni. Bapak itu wajahnya berseri lalu langsung nyerocos tanya ini itu dalam bahasa vietnam. Saya tidak tahu apa omongan mereka yang cuma setengah menit itu, tapi si Thu Ni dengan agak cetus kira-2 bilang bahwa �kalau sudah lapor polisi ya sudah�. Saya tidak bisa tahu apa masalah si bapak vietnam ini.

Di saat bersamaan pula, datang sebuah mobil dan parkir di seberang parkir. Seorang agak tua (sekitar 70 tahunan) saya lihat baru turun dan berdiri saja dekat mobil itu, sedang seorang lagi dengan ragu-ragu saya lihat berjalan menyeberangi lahan parkir mendekati kami. Tampaknya dia seorang Filipina. Dia langsung nanya: �can anybody speak english�. Dia bilang ke saya bahwa bapaknya (yang berdiri di ujung sana itu) tadi pagi habis misa (Jum�at pertama) mengambil mobilnya dari lapangan parkir itu, membuka mobilnya, mengendarainya sampai great mall (sekitar 2 km jauhnya). Namun ketika hendak pulang dari mall itu, mobilnya tidak bisa distarter lagi dan kemudian dia menyadari telah MENGENDARAI MOBIL ORANG LAIN yang sama model dan warnanya !!. (Can you believe it ??). Nah, tanya dia,...apakah saya kira-kira tahu siapa pemilik mobil itu? karena mobil itu masih ditinggal di mall yang jauhnya 2 km dari situ. Saya langsung mendekati bapak vietnam yg tadi datang dengan sepeda. Saya tanya apa sebetulnya masalah dia. Berkat bantuan Thu Ni sebagai interpreter, saya dijelaskan bahwa ternyata si bapak vietnam itu baru pulang dari kantor polisi karena kehilangan mobilnya tadi pagi !!. Nah LOH !!.....saya bilang ke Thu Ni mobil bapak itu ada di Great mall, dan bapak si orang Filipina itulah yang telah salah ambil mobil !.

Thu Ni melompat dari jok mobilnya,..seperti orang yang baru menang undian. Dia tiba-tiba menjadi semangat sekali. Haha...kami berempat langsung sibuk dan ramai kayak ayam dan bebek...4 orang dengan 3 macam bahasa yang saling tidak mengerti. Tapi kesimpulannya satu: mobil bapak itu tidak dicuri melainkan seseorang telah salah ambil mobil dia. Walaupun tetap tampak bingung, si bapak vietnam kita minta meninggalkan saja sepedanya di gereja lalu dia diantar oleh si Filipina naik mobil mereka menuju lokasi Great mall, untuk mengambil mobil si bapak.

Luar biasa. Saya tiba-tiba disadarkan bahwa saya telah dipanggil Tuhan untuk berada di gereja ini, untuk moment ini. Saya telah dipakai dengan perhitungan waktu yang demikian cermat. Dalam kurun waktu tidak sampai lima menit,..Tuhan telah menyatakan maksud dan kehendakNya dengan jelas. Saya menarik napas panjang dan bersyukur dalam hati. Lapangan parkir itu sudah sepi, semuanya sudah pergi, termasuk Thu Ni. Sekarang, saya akan pulang saja. Tetapi ketika saya akan masuk mobil, saya melihat ternyata ada dua orang wanita (seorang udah tua sekali, yang seorang lainnya sekitar 45 tahun) yang tampaknya kebingungan karena melihat pintu gereja terkunci semua. Saya tergerak mendekati wanita yang lebih muda, dan saya tiba-tiba sadar kembali bahwa hari ini adalah hari Jum�at pertama; dan bertanya padanya apakah dia datang untuk ikut misa. Dia jawab ya, lalu saya tanya jam berapa misanya?. Dia bilang yang dia tahu seharusnya jam 5.30. Katanya sekarang sudah hampir 5.30 kog gerejanya tutup? dia malah tanya balik apakah saya tahu jamnya. Karena saya tadi melihat ada selembar berita paroki di tong sampah samping pintu masuk,.saya pungut dan dari situ kami tahu bahwa misanya jam 7 malam. �Ooo diganti jamnya..� katanya.

Saat itulah saya menjadi sadar bahwa Tuhan mengundang saya hadir di perjamuannya hari ini, jam 7 malam ini. Saya kembali duduk di kursi taman itu sambil menunggu misa. Saya merenungkan semuanya ini. Tuhan telah memanggil dan mengunakan saya sebagai saluran berkat untuk orang lain. Dan tidak hanya berhenti sampai di situ, ternyata sekali lagi Tuhan ingin menyapa dan mengundang saya hadir di perjamuanNya, perjamuan Ekaristi menghormati hatiNya yang kudus. Maka hati saya pun menjawab ingin hadir, saya tidak akan melewatkan undangan Tuhan Yesus Kristus hari ini. Saya masih menunggu ketika si bapak vietnam kemudian tampak kembali di gereja sekitar jam 6.40 untuk mengambil sepedanya yang digembok di pagar dekat belakang gereja. Sambil menuntun sepedanya dan berhenti persis dekat saya, dia berulang kali mengucapkan terima kasih sambil tampak keharuan di matanya.

Hanya kata �thank you� lah yang berulang diucapkannya sambil menggenggam tangan saya erat-erat. Keharuan bapak itu, ..kemudian kusadari sebetulnya adalah keharuanku juga, karena dia telah dipakai Tuhan juga, untuk mengundangku ke perjamuan Ekaristi Jum�at pertama. Saya mengikuti misa dengan hati yang penuh haru, apalagi dengan iringan lagu-2 pilihan kelompok koor yang demikian lembut, indah, dan menyentuh hati. Airmata saya mengalir saat menerima dan merasakan tubuh Kristus sembari memandang Yesus yang rela terlentang di kayu salib demi kasihNya yang begitu tak terhingga. Yesus berkata �..datanglah hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat,...Aku akan memberikan kelegaan kepadamu�.

Tinggallah saya merenungkan semuanya ini dengan takjub dan penuh syukur. Dipanggilnya aku, dihibur dan dikuatkanNya hatiku,..diberikanNya kelegaan di hatiku hari ini. Tuhan menganti rasa sedihku menjadi senyuman kelegaan, dan Dia mengubah airmataku hingga terasa begitu manis. Terima kasih ya Tuhan. Tuhan, kuatkanlah pengharapan kami selalu akan Dikau, karena semua rencanaMu adalah indah dan sempurna pada waktunya. Amin.

Sumber : http://www.pondokrenungan.com/

Tags

Berita (144) Gereja Katolik (129) Iman Katolik (76) Apologetik (71) Paus (44) Tradisi (41) Kitab Suci (30) Politik (29) Yesus (28) Magisterium (24) Doa (22) Katolik Timur (20) Kesaksian (19) Katekese Liturgi (18) Renungan (18) Maria (15) Tanya Jawab (13) Roh Kudus (10) Kamis Putih (9) Film (8) Karismatik (8) Prodiakon (8) Lektor (7) Natal (7) Petrus (7) Sakramen Ekaristi (7) Sakramen Perkawinan (7) Adven (6) Katekese Katolik (6) Lintas Agama (6) Pantang dan Puasa (6) Perayaan Ekaristi (6) Seputar Liturgi (6) Anglikan (5) Gua Maria (5) Hari Perayaan Santa Maria (5) Hari Raya / Solemnity (5) Ibadat Harian (5) Madah dan Lagu Liturgi (5) Masa Prapaskah (5) Piranti Liturgi (5) Berita Terkini (4) Doa Novena (4) Doa Rosario (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Inkulturasi Liturgi (4) Jumat Agung (4) Komuni Kudus (4) Minggu Palma (4) Musik liturgi (4) Rabu Abu (4) Sakramen Mahakudus (4) Surat Gembala Paus (4) Tri Hari Suci (4) Dirigen Paduan Suara (3) Doa Litani (3) Ibadat Rosario (3) Jalan Salib (3) K Evangelisasi Pribadi (3) Kisah Nyata (3) Lamentasi (3) Liturgi Anak (3) Malam Paskah (3) Mgr Antonius Subianto OSC (3) Misa Jumat Pertama (3) Misa Krisma (3) Misdinar (3) Ordo (3) Paduan Suara Gereja (3) Paus Fransiskus (3) Persatuan Gereja (3) Tahun Liturgi (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Virus Covid-19 (3) Yohanes Paulus II (3) Analisis Tafsiran (2) Beato dan Santo (2) Berita Luar Negeri (2) Busana Liturgi (2) Doa Angelus (2) Doa Bapa Kami (2) Doa Dasar (2) Doa Persatuan (2) Doa Suami-Istri (2) Doa Utk Jemaat (2) Doa Utk Warga (2) Doa dan Ibadat (2) Dupa dalam Liturgi (2) Eksorsisme (2) Evangeliarium (2) Hati Kudus Yesus (2) Homili Ibadat Arwah (2) Ibadat Completorium (2) Ibadat Mitoni (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Mgr.Antonius Subianto OSC (2) Mujizat (2) Orang Kudus (2) Pekan Suci (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Reformasi Gereja (2) Risalah Temu Prodiakon (2) Sharing Kitab Suci (2) Surat Gembala KWI (2) Surat Gembala Uskup (2) Tuguran Kamis Putih (2) Ada Harapan (1) Allah Pengharapan (1) Api Karunia Tuhan (1) Artikel Rohani (1) Baptis Darah (1) Baptis Rindu (1) Batak Toba (1) Berdoa Rosario (1) Bersaksi Palsu (1) Bhs Indonesia (1) Bhs Karo (1) Bulan Rosario (1) Bunda Maria (1) Carlo Acutis (1) Debat CP (1) Dei Verbum (1) Desa Velankanni (1) Diakon (1) Doa Bersalin (1) Doa Dlm Keberhasilan (1) Doa Dlm Kegembiraan (1) Doa Dlm Kesepian (1) Doa Katekumen (1) Doa Kebijaksanaan (1) Doa Kehendak Kuat (1) Doa Kekasih (1) Doa Kekudusan (1) Doa Kel Sdh Meninggal (1) Doa Keluarga Sakit (1) Doa Kerendahan Hati (1) Doa Kesabaran (1) Doa Keselamatan (1) Doa Ketaatan (1) Doa Ketabahan (1) Doa Orang Menderita (1) Doa Orang Sakit (1) Doa Pemb Pertemuan (1) Doa Penerangan RK (1) Doa Pengenalan (1) Doa Penutup Pertemuan (1) Doa Perjalanan (1) Doa Pertunangan (1) Doa Ratu Surga (1) Doa SeSdh Kelahiran (1) Doa Seblm Kelahiran (1) Doa Seblm Makan (1) Doa Semakin Dikenal (1) Doa Siap Mati (1) Doa Tanggung Jawab (1) Doa Ulang Tahun (1) Doa Untuk Anak (1) Doa Untuk Keluarga (1) Doa Utk Gereja (1) Doa Utk Masyarakat (1) Doa Utk Mempelai (1) Doa Utk Negara (1) Doa Utk Ortu (1) Doa Utk Pemuka (1) Doa Utk Penderita (1) Doa Utk Petugas (1) Doa Utk Rakyat (1) Doa Utk Tanah Air (1) Doa Utk Yg Membenci (1) Dogma (1) Doktrin (1) Dokumen Gereja (1) Dokumen Pernikahan (1) Dominicans (1) Dosa (1) Ekaristi Kudus (1) Enggan Beribadat (1) Epiphania (1) Film Terbesar (1) Firman Tuhan (1) Foto Kenangan (1) Generasi Muda (1) Gubernur Wasington (1) Haposan P Batubara (1) Hari Pesta / Feastum (1) Harus Bergerak (1) Hidup Kudus (1) Hidup Membiara (1) Homili Ibadat Syukur (1) Hukum Kanonik (1) Ibadat Jalan Salib (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Imam Jesuit (1) Investasi Surgawi (1) Jangan diam (1) Joko Widodo (1) Kalender Prapaska (1) Kebenaran KS (1) Keberadaan Allah (1) Kebohongan Pemimpin (1) Kejujuran (1) Kekuasaan Pelayanan (1) Kekudusan Degital (1) Kesehatan Tubuh (1) Komentar (1) Konsili Vat II (1) Konstantinovel (1) Kopi Asyik (1) Kristus Allah (1) Kualitas Hidup (1) Kumpulan cerita (1) Lawan Covid-9 (1) Lawan Terorisme (1) Lingkuangan Keluarga (1) Lingkup Jemaat (1) Lingkup Masyarakat (1) Liturgi Gereja (1) Luar Biasa (1) Lucu (1) Madu Asli (1) Mari Berbagi (1) Mateus 6 (1) Mayoritas Katolik (1) Menara Babel (1) Menghadapi Kematian (1) Menunggu Penyelamat (1) Mesin Waktu (1) Mgr A Subianto OSC (1) Misa Imlex (1) Misa Latin (1) Misa Online (1) Misionaris SCY (1) Mohon Bantuan (1) NKRI (1) Naskah WH (1) Oikoumene (1) Organis Gereja (1) PGI (1) Passion Of Christ (1) Pastoran (1) Penampakan Maria (1) Pendidikann Imam (1) Pengakuan Iman (1) Penghormatan Patung (1) Pentahbisan (1) Perbaikan (1) Perjamuan Kudus (1) Perkawinan Campur (1) Perkawinan Sesama Jenis (1) Persiapan Perkawinan (1) Pertemuan II App (1) Pertobatan (1) Pesan Natal (1) Pesan Romo (1) Pohon Cemara (1) R I P (1) Rasa Bersyukur (1) Rasul Degital (1) Rasul Medsos (1) Renungan Musim Natal (1) S3 Vatikan (1) SSCC Indonesia (1) Saksi Bohong (1) Salam Yosef (1) Saran Dibutuhkan (1) Sejarah (1) Selamat Paskah (1) Selingan (1) Sepuluh Perintah Allah (1) Sosialisasi APP (1) Spiritualitas (1) Sukarela (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga (1) Survey (1) Survey KAJ (1) Tahun St Yosef (1) Teologi (1) Thema APP (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Iman (1) Tokoh Internasional (1) Tokoh Masyarakat (1) Toleransi Agama (1) Tuhan Allah (1) Tujuan Hidup (1) Turut Berlangsungkawa (1) Usir Koruptor (1) Ust Pembohong (1) Video (1) Wejangan Paus (1) Yudas Iskariot (1) Ziarah (1)